Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dinar dan Dirham dalam Ekonomi Islam, Sejarah dan Pendapat Tokoh Barat


Dinar dan dirham dalam ekonomi Islam


Sejarah dinar


Pada masa sebelum datangnya Islam, uang dinarmerupakan uang yang digunakan dalam transaksi perdagangan. Berbagai jenis uang dinar emas dan dirham perak beredar dalam perdagangan sebagai akibat dari banyaknya bangsa Arab yang berdagang dengan bangsa Romawi,Byzntium, dan para pedagang yang melewati negeri Arab .

Dinar dan dirham yang digunakan bangsa Arab pada saat itu tidak didasarkan pada nominalnya, akan tetapi menurut beratnya sebab mereka menganggap bahwa dinar dan dirham hanya sebagai kepingan emas dan perak. Dinar dan dirham tidak dianggap sebagai mata uang yang dicetak, mengingat bentuk dan timbangan dirham yang tidak sama dank arena kemungkinan terjadinya penyusutan berat akibat peredarannya . Untuk mencegah terjadinya penipuan atas perilaku transaksi, mereka lebih suka menggunakan strandar timbangan khusus yang telah mereka miliki, yaitu auqiyah, nasy, mistqal, dirham, qirath, dan habbah. Mitsqal merupakan berat pokok yang telah diketahui secara umum, yaitu setara dengan 22 qirath kurang satu habbah. Dikalangan mereka berat 10 dirham sama dengan 7 mistqal.

Baca juga : Pengertian Kurator, Kasus Posisi dan Tanggung Jawab Kurator Melelang Aset Perusahaan  

Secara bahasa dinar berasal dari kata “denarius” (Romawi timur) dan dirham berasal dari kata “drachma” (Persia). Menurut hukum Islam, dinar yang dipergunakan adalah setara dengan 4,25 gram emas 22 karat dengan diameter 23 milimeter.standar ini telah dipergunakan oleh world Islamic Tranding Organization (WITO) hingga saat ini. Sedangkan mata uang dirham setara dengan 2,975 gram oerak murni. Dinat dan dirham adalah mata uang yang berfungsi sebagai alat tukar baik sebelum datangnya Islam mauoun sesudahnya .

Dalam sejarah umat Islam, Rosulolloh dan para sahabat menggunakan dinar dirham sebagai mata uang mereka, disamping sebagai alat tukar, dinar juga dijadikan sebagai standar ukuran hukum-hukum syar’i seperti kadar zakat dan ukuran pencurian. Hal ini berlaku sampai masa pemerintahan khalifah abu Bakar. Sedangkan pada masa pemerintahan khalifah Ummar bin Khattab tahun 20 H, yaitu pada tahun kedelapan kekhalifahan Ummar bin Khattab, beliau mencetak uang dirham baru berdasarkan pola dirham Persia. Berat, gambar, maupun tulisan bahlawinya (huruf Persia) tetao ada, hanya ditambah dengan huruf Arab gaya kufi, seperti lafadz Bismillah dan Bismillahi Robbi ahi Robbi yang terletak pada bagian tepi lingkaran.

Dinar dan dirham dicetak pertama kali pada masa pemerintahan khalifah Abdul Malik bin Marwan. Ia mencetak dirham khusus bercorak Islam pada tahun 75 H (695 M) dan meninggalkan corak dirham Persia. Pada tahun 77 H beliau mencetak dinar khusus bercorak Islam. Dalam perjalanannya sebagai mata uang yang digunakan, dinar dan dirham cenderung stabil dan tidak mengalami Inflasi yang cukup besar selama kurang 1.500 tahun. Penggunaan dinar dan dirham berakhir pada runtuhnya khalifah Islam Turki Usmani pada tahun 1924 M .

Selain dari pribadi Rosulullah terdapat contoh sempurna, yaitu sahabat-sahabat Beliau dalam membangun kemakmuran Islam.

Salah satu sahabat Beliau yang patut kita jadikan contoh ialah Abdurrahman bin Auf. Beliau sukses dalam berbisnis bisa menjadi teladan bagi seluruh pengusaha muslim saat ini. selain sukses dalam dunia bisnis, beliau juga sukses dalam akhirot. Karena ia termasuk dalam salah satu sahabat Nabi yang dijamin masuk surga.

Berikut ini prestasi-prestasi yang telah diraih oleh Abdurrahman bin Auf:

1. Abdurrahman bin auf termasuk sahabat yang masuk Islam sangat awal, tercatat beliau orang yang bersyahadat dua hari setelah Abu Bakar.

2. Beliau termasuk salah satu dari enam orang yang ditunjuk oleh Umar bin Khatab untuk memilih Khalifah sesudahnya.

3. Beliau seorang mufti yang dipercaya oleh rasululloh saw. Untuk berfatwa di Madinah padahal Rasulullah masih hidup.

4. Beliau terlibat dalam perang Badar bersama Rasululloh saw. Danmenewaskan musuh-musuh Allah. Beiau juga terlibat dalam perang Uhud dan bahkan termasuk yang bertahan di sisi Rasulullah saw. Ketika tentara kaum Muslimin banyak yang meninggalkan medan perang. Dari peperangan ini ada Sembilan lukaparah ditubuhnya dan dua puluh luka kecil yang diantaranya ada yang sedalam anak jari. Perang ini juga menyebabkan luka dikakinya sehingga Abdurrahman bin Auf harus berjalan dengan pincang dan juga merontokkan sebagian giginya sehingga ia berbicara dengan cadel.

5. Suatu saat ketika Rasulullah saw. Berpidato menyemangati kaum Muslimin untuk berinfak dijalan Allaj, Abdurrahman bin uf menyumbang separuh hartanya senlai 2.000 dinar atau sekitar 2,4 miliar niali uang saat ini (saat itu ia belum kaya dan hartanya hanya 4.000 dinar atau sebesar Rp 4,8 Miliar). Atas sedekah ini ia didoakan khusus oleh Rasulullah yang berbunyi, “ semoga Allah melimpahkan berkah-Nya kepadamu, terhadap harta yang kamu berikan. Dan semiga Allah memberkati juga harta yang kamu tinggalkan untuk keluarga kamu.” Do’a inikemudian benar-benar terkabul, terbukti dengan kesuksesan dami kesuksesan Abdurrahman bin Auf berikutnya.

6. Ketika Rasulullah membutuhkan dana untuk perang Tabuk yang mahal dan sulit karena medannya jauh, ditambah situasi Madinah yang lagi dilanda musim panas, Abdurrahman bin Auf memeloporinya dengan menyumbang dua ratus uqiyah emas. Sampai-samai Umar bin Khaththab berbisik kepada Rasulullah.



PENDAPAT TOKOH BARAT TERHADAP DINAR DAN DIRHAM


Sejak zaman dahulu, emas adalah barang yang sangat berharga. Nilai emas tidak bernah turun dan cenderung stabil terhadap barang atau asset. Bahkan emas juga dilambangkan sebagai kemegahan oleh para raja dan pemimpin. Oleh sebab nilainya yang stabil tersebut emas mulai diburu orang mulai pada zaman Nabi Sulaiman as hingga sekarang ini.

Dari gambaran diatas bertolak belakang dengan realitas mata uang kertas (fiat money).pada dasarnya penerimaan masyarakat terhadap uang kertas karena keterpaksaan dan doktrin menyesatkan dari kebijakan pemerintah.

Pendapat Ekonom Barat

Dengan runtuhnya mata uang kertas US dollar yang mulai konspirasinya semenjak kejadian di Bretton Woods 1944 dilanjutkan dengan keputusan Presiden Nixon tahun 1970an, banyak orang mulai berpikir alternative mencari ata uang yang aman dan stabil. Banyak orang mulai meninggalkan US dollar yang terbukti mulai mengalami kehancuran kerena adanya krisis ekonomi. Seperti ungkapan Warren Buffet di CNBC tanggal 22 Agustus 2008 “ perekonomian Amerika Serikat akan terus memburuk dan menuju resesi”. Pada saat nilai mata uang US dollar menurun, dengan keadaan yang berbeda mata uang Dinar mengalami prestasi yang gemilang dengan semakin menguatnya nilainya dari tahun ke tahun terhadap semua mata uang kertas.

Banyak para pecinta emas (goldbugs) meyakini bahwa akan terjadinya penurunan terhadap mata uang US dollar. Dengan jatuhnya nilai mata uang US dollar maka emas akan semakin membumbung tinggi harganya. Bahkan ketika potensi imbalan (return) berinvestasi dalam saham atau obligasi tidak lagi menarik dan dianggap tidak mampu mengkompensasi resiko yang ada, maka investor akan mengalihkan dananya ke dalam asset riil seperti logam mulia atau property yang dianggap lebih layak dan aman.

Alan Greenspan (mantan chairman the fed) berpendapat, “ emas masih menjadi bentuk utama pembayaran di dunia. Dalam kondisi ekstrem, tidak ada yang mau menerima uang fiat. Tapi emas selalu diterima”. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Jerome F. Smith, ia berpendapat,” semakin sedikit rang yang percaya pada kertas sebagai media penyimpanan nilai, maka harga emas akan terus melonjak”.

Dengan danya penyataan diatas terbukti bahwa kerapuhan uang kertas serta kuatnya emas (Dinar) sebagai mata uang diungkapkan oleh John Naisbitt, yang didunia barat dianggap sebagai dewanya ekonomi modern. Dia menyimpulkan bahwa monopoli terakhir yang akan segera ditinggalkan oleh umat manusia adalah monooli uang kertas yang dikeluarkan oleh suatu negar. Masyarakat tidak akan mempercayai mta uang kertas dan pindah yang disebut mata uang privat ( benda-benda riil yang memiliki nilai instrinsik).

Ketika semua nilai mata uang kertas berjatuhan, emas akan menunjukkan kesaktiannya. Ketika uang kertas satu persatu berjatuhan, emas akan menunjukkan nilai stabil dan cenderung menguat terhadap mata uang kertas. Bahkan prospek kegemilangan dinar untuk menggantikan fiat money sudah nampak pada ketahannya terhadap krisis keuangan yang terjadi berkali-kali. Seolah-olah dinar adalah mata uang untuk sampai akhir hayat hidup manusia. James Blakely mengungkapkan sebuah keunggulan dinar dengan pernyataan “Gold is forever. It is beautiful, useful, and never wears out. Small wonder that gold has been prized over all else, in all ages, as a store of value that will survive the travails of live and the ravages of time”. (“Emas adalah selamanya. Hal ini indah, berguna, dan tidak pernah habis dipakai. mengherankan bahwa emas telah berharga lebih dari segalanya, di segala usia, sebagai penyimpan nilai yang akan bertahan kerja keras dari hidup dan kerusakan waktu ".)

Baca juga : Subjek dan Objek Pemohon Kepailitan Menurut Undang-undang No. 37 Tahun 2004  

Fakta menunjukkan bahwa mata uang kertas (fiat money) sudah tidak bisa dipertahankan. Bahkan kecenderungan setiap tahun kehilangan nilainya dan penurunan daya beli terutama dibandingkan dengan emas (Dinar). Sinyal-sinyal tersebut ditandai dengan berbagai peristiwa, dari mulai konspirasi perang di Afganistan, perang Irak, badai Katrina dan sejumlah bencana lainnya, skandal korporat seperti Enron hingga Bear Stearns atau Lehman Brothers, sampai krisis kredit perumahan (subprime mortgage), ini semua telah membuka pintu gerbang kebangkrutan dollar Amerika.

Posting Komentar untuk "Dinar dan Dirham dalam Ekonomi Islam, Sejarah dan Pendapat Tokoh Barat"