Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ambulasi Adalah : Definisi, Tujuan, Konsep, Tindakan, Alat dan Faktor Pengaruh


Konsep Dasar Ambulasi


Definisi Ambulasi


Ambulasi dini adalah tahapan kegiatan yang dilakukan segera pada pasien pasca operasi dimulai dari bangun dan duduk sampai pasien turun dari tempat tidur dan mulai berjalan dengan bantuan alat sesuai dengan kondisi pasien (Asmadi, 2008).

Hal ini harusnya menjadi bagian dalam perencanaan latihan untuk semua pasien. Ambulasi mendukung kekuatan, daya tahan dan fleksibelitas. Keuntungan dari latihan berangsur-angsur dapat di tingkatkan seiring dengan pengkajian data pasien menunjukkan tanda peningkatan toleransi aktivitas. Menurut Kozier 2005 ambulasi adalah aktivitas berjalan.

Tujuan Ambulasi


Sedangkan Menurut Asmadi (2008) manfaat Ambulasi adalah:

1) Mencegah dampak Immobilisasi pasca operasi meliputi :

a) Sistem Integumen : kerusakan integritas kulit seperti Abrasi, sirkulasi yang terlambat yang menyebabkan terjadinya Atropi akut dan perubahan turgor kulit.

b) Sistem Kardiovaskuler : Penurunan Kardiak reserve, peningkatan beban kerja jantung, hipotensi ortostatic, phlebotrombosis.

c) Sistem Respirasi : Penurunan kapasitas vital, Penurunan ventilasi volunter maksimal, penurunan ventilasi/perfusi setempat, mekanisme batuk yang menurun.

d) Sistem Pencernaan : Anoreksi-Konstipasi, Penurunan Metabolisme.

e) Sistem Perkemihan : Menyebabkan perubahan pada Eliminasi Urine, infeksi saluran kemih, hiperkalsiuria

f) Sistem Muskulo Skeletal : Penurunan masa otot, osteoporosis, pemendekan serat otot

g) Sistem Neurosensoris : Kerusakan jaringan, menimbulkan gangguan syaraf pada bagian distal, nyeri yang hebat.

Manfaat ambulasi adalah untuk memperbaiki sirkulasi, mencegah flebotrombosis (thrombosis vena profunda/DVT). Mengurangi komplikasi immobilisasi pasca operasi, mempercepat pemulihan peristaltic usus, mempercepat pasien pasca operasi.

Baca juga : Penyakit Atresia Bilier dan Tumor Kaput Pankreas, Ciri, Gejala, Tanda dan Penyebab  

Ambulasi sangat penting dilakukan pada pasien pasca operasi karena jika pasien membatasi pergerakannya di tempat tidur dan sama sekali tidak melakukan ambulasi pasien akan semakin sulit untuk memulai berjalan (Kozier, 2010).

Tindakan-tindakan Ambulasi


a. Duduk diatas tempat tidur

1) Jelaskan pada pasien prosedur yang akan dilakukan

2) Tempatkan klien pada posisi terlentang

3) Pindahkan semua bantal

4) Posisi menghadap kepala tempat tidur

5) Regangkan kedua kaki perawat dengan kaki paling dekat ke kepala tempat tidur di belakang kaki yang lain.

6) Tempatkan tangan yang lebih jauh dari klien di bawah bahu klien, sokong kepalanya dan vetebra servikal.

7) Tempatkan tangan perawat yang lain pada permukaan tempat tidur.

8) Angkat klien ke posisi duduk dengan memindahkan berat badan perawat dari depan kaki ke belakang kaki.

9) Dorong melawan tempat tidur dengan tangan di permukaan tempat tidur.



b. Duduk di tepi tempat tidur

1) Jelaskan pada pasien prosedur yang akan dilakukan

2) Tempatkan pasien pada posisi miring, menghadap perawat di sisi tempat tidur tempat ia akan duduk.

3) Pasang pagar tempat tidur pada sisi 2. yang berlawanan.

4) Tinggikan kepala tempat tidur pada ketinggian yang dapat ditoleransi pasien.

5) Berdiri pada sisi panggul klien yang berlawanan.

6) Balikkan secara diagonal sehingga perawat berhadapan dengan pasien dan menjauh dari sudut tempat tidur.

7) Regangkan kaki perawat dengan kaki palingdekat ke kepala tempat tidur di depan kaki yang lain

8) Tempatkan lengan yang lebih dekat ke kepala tempat tidur di bawah bahu pasien, sokong kepala dan lehernya

9) Tempat tangan perawat yang lain di atas paha pasien.

10) Pindahkan tungkai bawah klien dan kaki ke tepi tempat tidur.

11) Tempatkan poros ke arah belakang kaki, yang memungkinkan tungkai atas pasien memutar ke bawah.

12) Pada saat bersamaan, pindahkan berat badan perawat ke belakang tungkai dan angkat pasien.

13) Tetap didepan pasien sampai mencapai keseimbangan.

14) Turunkan tinggi tempat tidur sampai kaki menyentuh lantai

c. Memindahkan Pasien dari Tempat Tidur ke Kursi

1) Bantu pasien ke posisi duduk di tepi tempat tidur. Buat posisi kursi pada sudut 45 derajat terhadap tempat tidur. Jika menggunakan kursi roda, yakinkan bahwa kusi roda dalam posisi terkunci.

2) Pasang sabuk pemindahan bila perlu, sesuai kebijakan lembaga.

3) Yakinkan bahwa klien menggunakan sepatu yang stabil dan antislip.

4) Regangkan kedua kaki perawat.

5) Fleksikan panggul dan lutut perawat, sejajarkan lutut perawat dengan pasien

6) Pegang sabuk pemindahan dari bawah atau gapai melalui aksila pasien dan tempatkan tangan pada skapula pasien.

7) Angkat pasien sampai berdiri pada hitungan 3 sambil meluruskan panggul dan kaki, pertahankan lutut agak fleksi.

8) Pertahankan stabilitas kaki yang lemah atau sejajarkan dengan lutut perawat.

9) Berporos pada kaki yang lebih jauh dari kursi, pindahkan pasien secara langsung ke depan kursi

10) Instruksikan pasien untuk menggunakan penyangga tangan pada kursi untuk menyokong.

11) Fleksikan panggul perawat dan lutut saat menurunkan pasien ke kursi.

12) Kaji klien untuk kesejajaran yang tepat.

13) Stabilkan tungkai dengan selimut mandi

14) Ucapkan terima kasih atas upaya pasien dan puji pasien untuk kemajuan dan penampilannya.

Baca juga : Penyakit Ikterus, Proses dan Tahapan Pemeriksaan Medis di Rumah Sakit  

d. Membantu Berjalan

1) Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan di samping badan atau memegang telapak tangan perawat.

2) Berdiri di samping pasien dan pegang telapak dan lengan bahu pasien.

3) Bantu pasien berjalan

e. Memindahkan Pasien dari Tempat Tidur ke Brancard

Merupakan tindakan keperawatan dengan cara memindahkan pasien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan sendiri dari tempat tidur ke branchard.

1) Atur posisi branchard dalam posisi terkunci

2) Bantu pasien dengan 2 – 3 perawat

3) Berdiri menghadap pasien

4) Silangkan tangan di depan dada

5) Tekuk lutut anda, kemudian masukkan tangan ke bawah tubuh pasien.

6) Perawat pertama meletakkan tangan di bawah leher/bahu dan bawah pinggang, perawat kedua meletakkan tangan di bawah pinggang dan pinggul pasien, sedangkan perawat ketiga meletakkan tangan di bawah pinggul dan kaki.

7) Angkat bersama-sama dan pindahkan ke branchard

f. Melatih Berjalan dengan menggunakan Alat Bantu Jalan

Kruk dan tongkat sering diperlukan untuk meningkatkan mobilitas pasien. Melatih berjalan dengan menggunakan alat bantu jalan merupakan kewenangan team fioterapi. Namun perawat tetap bertanggungjawab untuk menindaklanjuti dalam menjamin bahwa perawatan yang tepat dan dokumentasi yang lengkap dilakukan.


Alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan ambulasi


a. Kruk adalah alat yang terbuat dari logam atau kayu dan digunakan permanen untuk meningkatkan mobilisasi serta untuk menopang tubuh dalam keseimbangan pasien. Misalnya: Conventional, Adjustable dan lofstrand

b. Canes (tongkat) yaitu alat yang terbuat dari kayu atau logam setinggi pinggang yang digunakan pada pasien dengan lengan yang mampu dan sehat. Meliputi tongkat berkaki panjang lurus (single stight-legged) dan tongkat berkaki segi empat (quad cane).

c. Walkers yaitu alat yang terbuat dari logam mempunyai empat penyangga yang kokoh digunakan pada pasien yang mengalami kelemahan umum, lengan yang kuat dan mampu menopang tubuh.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan Ambulasi


a. Kesehatan Umum

Penyakit, kelemahan, penurunan aktivitas, kurangnya latihan fisik dan lelah kronik menimbulkan efek yang tidak nyaman pada fungsi musculoskeletal.

b. Tingkat Kesadaran

Pasien dengan kondisi disorienrtasi, bingung atau mengalami perubahan tingkat kesadaran tidak mampu melakukan ambulasi dini pasca operasi.

c. Nutrisi

Pasien yang kurang nutrisi sering mengalami atropi otot, penurunan jaringan subkutan yang serius, dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Pasien juga akan mengalami defisisensi protein, keseimbangan nitrogen dan tidak ada kuatnya asupan vitamin C.

d. Emosi

Perasaan nyaman, kebahagiaan, kepercayaan dan penghargaan pada diri sendiri akan mempengaruhi pasien untuk melaksanakan prosedur ambulasi.

Baca juga : Halusinasi Adalah : Pengertian, Macam-macam, Penyebab, Tanda dan Gejala  

e. Tingkat Pendidikan

Pendidikan menyebabkan perubahan pada kemampuan intelektual, mengarahkan pada ketrampilan yang lebih baik dalam mengevaluasi informasi. Pendidikan dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk mengatur kesehatan mereka, untuk mematuhi saran-saran kesehatan.

f. Pengetahuan

Hasil penelitian mengatakan bahwa perilaku yang di dasari oleh pengetahuan akan bertahan lama dari pada yang tidak didasari oleh pengetahuan.(Kozier, 2010)

Posting Komentar untuk "Ambulasi Adalah : Definisi, Tujuan, Konsep, Tindakan, Alat dan Faktor Pengaruh"