Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Implikasi Perkembangan Moral dan Spiritual Anak Sekolah Terhadap Pendidikan


Implikasi Perkembangan Moral dan Spiritual Terhadap Pendidikan


Beberapa strategi yang mungkin dapat dilakukan guru disekolah dalam membantuperkembangan moral dan spiritual peserta didik, yaitu :

1. Memberikan pendidikan moral dan keagamaan melalui kerikulum tersembunyi, yakni menjadi sekolah sebagai atmosfer moral dan agama secara keseluruhan. Atmoisfer disini termasuk peraturan sekolah dan kelas, sikap terhadap kegiatan akademik dan ekstrakurikuler, orientasi moral yang dimiliki gura dan pegawai serta materi teks yang digunakan. Terutama guru dalam hal ini harus mampu menjadi model tingkah laku yanmg mencerminkan nilai-nilai moral dan agama. Tanpa adanya model tingkah laku yang baik dari guru, maka pendidikan moral dan agama yang diberikan disekolah tidak akan efektif menjadi peserta didik yang moralis dan religious.

Baca juga : Pendidikan Islam Abad 21 di Indonesia     

2. Memberikan pendidikan moral langsung, yakni pendidikan moral dengan pendekatan pada nilai dan juga sifat selama jangka waktu tertenyu, atau menyatukan nilai-nilai dan sifat-sifat tersebut kedalam kurikulum. Dalam pendekatan ini, intruksi dalam konsep moral tertentu dapat mengambil bentuk dalam contoh dan definisi, diskusi kelas dan bermain peran, atau member penghargaan kepada siswa yang berperilaku secara tepat.

3. Memberikan pendekatan moral melalui pendekatan klarifikasi nilai, yaitu pendekatan moral tidak langsung yang berfokus pada upaya membantu siswa memperoleh kejelasan mengenai tujuan hidup mereka dan apa yang berharga untuk dicari. Dalam klarifikasi nilai, siswa diberikan pertanyaan dan mereka diharapkan untuk member tanggapan, baik secara individual maupun secara kelompok.tujuannya adalah untuk menolong siswa menentukan nilai mereka sendiri dan menjadi peka terhadap nilai yang di dapat oleh orang lain.


4. Menjadikan pendidikan sebagai wahana yang kondusif bagi peserta didik untuk menghayati agamanya, tidak hanya sekedar bersifat teoritis tetapi penghayatan yang benr-benar dikontruksi dari pengalaman keberagamaan. Oleh sebab itu, pendidikan agama yang dilangsungkan disekolah harus lebih menekankan pada penempatan peserta didik untuk mencari pengalaman keberagamaan. Dengan demikian maka yang ditonjolkan dalam pendidikan agama adalah ajaran dasar agama yang asarta dengan nilai-nilai spiritualitas dan moralitas seperti kedamaian dan keadilan.

5. Membantu peserta didik mengembangkan rasa ketuhanan melalui pendekatan spiritual parenting, seperti :

a. Memupuk hubungan sadar anak dengan Tuhan melalui do’a setiap hari

b. Menanyakan kepada anak bagaimana Tuhan terlibat dalam aktivitasnya sehari-hari

c. Memberikan kesadaran kepada anak bahwa Tuhan akan membimbing kita apabila kita meminta

d. Menyuruh anak merenungkan bahwa Tuhan itu ada dalam jiwa mereka dengan cara menjelaskan bahwa mereka tidak dapat melihat diri merekatumbuh atau mendengar darah mereka mengalir, tetapi tahu bahwa semua itu sungguh-sungguh terjadi sekalipun mereka tidak melihat apapun.

Baca juga : Analisis Kritis Problematika Pendidikan  

A. Contoh kasus perkembangan moral pada fase perkembangan anak


Perkembangan pada anak tidak sedik dipengaruhi oleh lingkungan disekitarnya. Di usianya yang masih muda mereka sudah mulai mencontoh tingkah laku para orang dewasa seperti cara berbicara para orang dewasa. Terkadang para orang dewasa mengatakan kata-kata yang tak pantas di katakan atau dapat dikatakan kata-kata kasar. Kata-kata kasar itu ditiru oleh para anak kecil karena mereka tidak tau mana yang baik dan tidaknya untuk diucapakan dan semua itu menggangu perkembangan moral pada fase anak-anak. Semakin sering kata-kata itu didengar oleh anak kecil maka mereka akan berfikir bahwa kata-kata itu biasa dan boleh diucapkan bahkan tidak sedikit yang terbawa sampai fase-fase selanjutnya.

Hal terjadi kerana kurangnya perhatian dari orang tua dan pengawasan pada pola perkembangan anaknya. Selain itu adanya oknum-oknum yang secara tidak sadar mengajari anak-anak untuk berkata-kata kasar. Dan banyak faktor lain yang mempengaruhi.

Para orang tua harus lebih mengawasi dan memperhatikan anaknya agara pola-pola perkembangan yang tidak baik dapat dicegah dan ditanggulangi. Selain itu pendidik formal juga dapat membantu memberikan pengarahan mana kata-kata yang pantas dan tidak untuk diucapkan.


B. Contoh kasus perkembangan moral pada fase perkembangan remaja


Seiring dengan perkembangan zaman satu persatu mulai bermunnculan sosok-sosok yang menjadi wabah dan idola para remaja salah satunya adalah demam korea. Para remaja mulai mengagumia mereka mulai dari tata rias, cara berpakain, hingga kehidupan para idola itu. Dengan mewabahnya demam korea para remaja mulai mengikuti apa yang menjadi budaya di korea itu hingga apa pun yang dilakukan idolanya itu menjadi daya tarika utuk ditiru bahkan menjadi transcenter. Demam korea ini dapat mengganggu perkembangan moral pada fase remaja karena mereka bisa saja melupakan budaya yang ada di Indonesia dan mnganut budaya-budaya luar yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia.

Baca juga : Solusi Pemecahan Problematika Pendidikan Islam di Indonesia   

Tak sedikit remaja yang memakai pakaian yang bermodelkan korea style tanpa perduli apakah pakaian itu pantas di gunakan, dan cocok dengan budaya di Indonesia. Hal ini berawal dari banyaknya remaja yang kurang mengerti budaya di Indonesia dan juga kurangnya bimbingan dari orang tua masing-masing.

Pengaruh-pegaruh budaya luar ini dapat di kurangi dengan adanya pengarahan dari para orang tua menganai apa yang boleh digunakan dan tidak. Selain itu adanya penyaringan budaya-budaya luar yang masuk ke Indonesia dan disesuaikan dengan budaya yang ada di Indonesia.

Posting Komentar untuk "Implikasi Perkembangan Moral dan Spiritual Anak Sekolah Terhadap Pendidikan"