Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Contoh Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di SMP Negri 4 Khusus



Halo sahabat semua kali ini kami akan memberikan Contoh Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di SMP Negri 4 Khusus. Contoh metode penelitian ini bisa kalian gunakan sebagai referensi ataupun acuan ketika kamu ingin membuat penelitian seputar MBS

Jenis dan Lokasi Penelitian 


Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk menjelaskan analisis implementasi pelaksanaan manajemen berbasis Sekolah dalam proses belajar mengajar pada tingkat Sekolah Menengah Pertama. Objek yang diteliti adalah kinerja kepala sekolah, kinerja guru dan partisipasi masyarakat terhadap proses belajar mengajar, sedangkan subjeknya adalah kepala sekolah, guru dan masyarakat.

Baca juga : Contoh Penulisan Daftar Pustaka yang Benar  

Penelitian ini dilaksanakan pada SMP Negeri 4 Khusus Kabupaten Umum dengan pertimbangan bahwa Sekolah Menengah Pertama telah memiliki kewenangan dan tanggung jawab pada tahap awal pelaksanaan manajemen berbasis sekolahdalam berbagai bidang untuk mencapai tujuan pendidikan sehingga memungkinkan pelaksanaan manajemen berbasis sekolah dengan baik karena berbagi faktor-faktor pendukung yang dimiliki seperti, sumber daya guru (lebih banyak menggunakan guru inti), sarana dan prasarana serta infrastruktur sekolah yang cukup memadai.

Defenisi Operasional Variabel


Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang akan diteliti dan dianalisis yang diduga berkaitan dengan pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah, yakni 

(1) kinerja kepala sekolah, 
(2) kinerja guru dalam proses belajar mengajar, 
(3) partisipasi masyarakat serta 
(4) faktor pendukung serta faktor penghambat pelaksanaan manajemen berbasis sekolah di SMP Negeri 4 Khusus.

Variabel tersebut didefinisikan sebagai berikut:

1. Manajemen berbasis sekolah adalah bentuk pengelolaan sekolah berdasarkan sumber daya yang dimiliki sekolah secara efektif dan efisien dalam rangka, pencapaian sasaran dan tujuan pendidikan.

2. Kinerja kepala sekolah yaitu, kemampuan melaksanakan tugas dan fungsi jabatan sekolah. Indikator variabel ini adalah pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai kepala sekolah yang meliputi tugas dan fungsi kepala sekolah sebagai: 

(1) manajer, 
(2) administrator, 
(3) supervisor
(4) pemimpin, 
(5) innovator, 
(6) motivator. 

Variabel ini diukur dengan mengajukan serangkaian pertanyaan kepada guru sekolah, setiap pertanyaan akan diberi skor menunjukkan kinerja kepala sekolah.

3. Kinerja guru adalah kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar di kelas. Indikator variabel ini adalah pelaksanaan tugas dan fungsi guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar meliputi : 

(1) kelengkapan program belajar mengajar, 
(2) penyajian materi 
(3) evaluasi hasil proses belajar mengajar, dan 
(4) program perbaikan dan pengayaan prosesbelajar mengajar. 

Variabel ini diukur dengan mengajukan serangkaian pertanyaan kepada guru sekolah, setiap pertanyaan akar, diberi skor dan jumlah skor menunjukkan kinerja guru.

4. Partisipasi masyarakat adalah keterlibatan masyarakat secara sukarela dalam kegiatan pengelolaan dan pengembangan sekolah. Indikator variabel ini adalah : 

(1) partisipasi masyarakat dalam program perencanaan sekolah, 
(2) pelaksanaan program sekolah menggunakan dan 
(3) evaluasi dan monitoring program sekolah. 

Variabel ini diukur dengan mengajukan serangkaian pertanyaan masyarakat, yakni anggota komite sekolah sebagai perwakilan orang tua siswa di sekolah, setiap pertanyaan akan diberikan skor dan jumlah skor akan menunjukkan tinggi rendahnya partisipasi masyarakat.

5. Faktor pendukung dan faktor penghambat adalah segala sesuatu yang dapat mendukung dan menghambat implementasi pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah di SMP Negeri 4 Khusus dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut

Variabel Penelitian


Berdasarkan variabel yang diteliti dan dianalisis, pelaksanaan penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Manajemen Berbasis Sekolah.

Pada variabel manajemen berbasis sekolah akan diteliti tentang bagaimana kinerja kepala sekolah dengan berbagai sub variabelnya, kinerja guru dengan sub variabelnya dan kinerja partisipasi masyarakat dengan sub variabelnya.

2. Faktor pendukung dan penghambat dalam pengimplementasian manajemen berbasis sekolah di SMP Negeri 4 Khusus akan dijabarkan secara mendalam dalam penelitian ini.



Instrumen Penelitian


Pengukuran variabel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa daftar pertanyaan yang meliputi: 

(1) instrumen kinerja kepala sekolah, 
(2) instrumen kinerja guru, 
(3) instrumen partisipasi masyarakat. 

Ketiga instrumen tersebut dikembangkan berdasarkan indikator masing-masing variabel, sebagaimana dapat dilihat pada Lampiran I.

Populasi dan Sampel.


Populasi penelitian ini adalah seluruh komponen yang terdapat pada SMP Negeri 4 Khusus Kabupaten Umum yang terlibat langsung dengan aktivitas pembelajaran berjumlah 66 guru, baik yang berstatus sebagai pegawai tetap maupun yang berstatus sebagai honorer. Mengingat jumlah populasi yang relatif besar, maka dilakukan tehnik sampling.

Pemilihan sampel dilakukan secara bertujuan (purposive) dengan hanya memilih sebahagian orang sebagai sampel. Alasan Pemilihan sampel ini karena orang-orang tersebut dianggap mempunyai kesiapan dalam memberikan informasi yang diperlukan selama penelitian. Sumber data penelitian ini terdiri dari kepala sekolah, guru, anggota komite sekolah sebagai perwakilan orang tua/wali yang masing-masing terdapat pada SMP Negeri 4 Khusus Kabupaten Umum. Selanjutnya responder dipilih secara purposive dan dijadikan sampel yang dianggap memahami permasalahan penelitian. Responden diambil dari kepala sekolah, 24 guru, 24 anggota komite yang mewakili orang tua wali atau seluruhnya 49 Dengan perincian sebagai berikut:

a. Kepala sekolah, yaitu untuk memperoleh keterangan mengenai usaha-usahanya dalam mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di SMP Negeri 4 Khusus.

b. Wakil kepala sekolah, yaitu untuk memperoleh keterangan tentang upaya-upaya yang dilakukan dalam mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di SMP Negeri 4 Khusus

c. Guru-guru, yaitu untuk memperoleh keterangan sebagai pelaksana langsung dalam implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di SMP Negeri 4 Khusus.

d. Wakasek kurikulum dan pengajaran dan Wakasek Kesiswaan

e. Kapala Tata Usaha

f. Orang tua siswa dalam hal ini yang diwakili Komite sekolah, yaitu untuk memperoleh keterangan sejauh mana perannya sebagai wakil dari orang tua siswa dan patner sekolah dalam pengimplementasian Manajemen Berbasis Sekolah di SMP Negeri 4 Khusus.

Metode Pengumpulan Data


1. Metode observasi

Metode observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam arti yang luas observasi tidak hanya terbatas pada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Suharsimi Arikunto (1996:57) wawancara adalah kegiatan memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata atau pengamatan yang meliputi kegiatan, pemusatan perhatian terhadap suatu objek dan menggunakan seluruh panca indera (Suharsimi Arikunto, 1996:57). Sedangkan menurut Mardalis, observasi atau pengamatan merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya sesuatu rangsangan tertentu yang diinginkan, atau suatu studi yang disengaja dan sistematis tentang keadaan/fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat Observasi atau pengamatan secara langsung.

Baca juga : Penulisan Alamat Surat yang Benar  

Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang pelaksanaan manajemen berbasis sekolah di SMP Negeri 4 Khusus. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data-data secara langsung dan sistematis terhadap obyek yang diteliti untuk memperoleh data lengkap mengenai kondisi umum, lingkungan sekolah, kegiatan proses belajar mengajar di SMP Negeri 4 Khusus, keadaan dan fasilitas pendidikan, kondisi belajar siswa, keadaan manajemen-manajemen mulai dari kurikulum, tenaga pendidik dan kependidikan, kesiswaan, sarana prasarana, keuangan, Humas dan manajemen layanan khusus serta dalam melaksanakan Manajemen Berbasis Sekolah, dan lain sebagainya.

2. Metode wawancara.

Metode wawancara atau interview adalah suatu metode yang dilakukan dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data melalui dialog (tanya jawab) secara lisan baik langsung maupun tidak langsung untuk menyelidiki pengalaman, perasaan, motif, serta motivasi. (Sutrisno Hadi, 2000: 136). Wawancara digunakan untuk mengungkapkan data tentang: a). Bagaimana implementasi manajemen berbasis sekolah bagi SMP Negeri 4 Khusus b), serta faktor-faktor apa yang mendukung dan menghambat dalam pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah di SMP Negeri 4 Khusus. Wawancara tampaknya merupakan alat pengumpul data (informasi) yang langsung tentang beberapa jenis data sosial, baik yang terpadu maupun manifes.

Sedangkan menurut Lexy J. Moleong, wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

3. Metode Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Dalam pengertian yang lebih luas, dokumen bukan hanya yang berwujud tulisan saja, tetapi dapat berupa benda-benda peninggalan seperti prasasti dan simbol-simbol. Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. (Suharsimi Arikunto, 1998: 149).

Dokumentasi ini digunakan untuk melengkapi dan menambah data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi. Sumber informasi yang dibuat dokumentasi adalah sumber informasi yang sangat penting dan dapat menggambarkan pelaksanaan manajemen berbasis sekolah seperti data keadaan siswa dan lain lain baik yang terdapat pada sekoloah sampel maupun dokumen dari Dinas Pendidikan Kabupaten Umum. Metode ini penulis gunakan untuk meneliti benda-benda tertulis seperti buku raport, data dari dokumen sekolah tentang sejarah berdirinya SMP Negeri 4 Khusus, jumlah siswa, responden yang diteliti, daftar tenaga pendidik dan kependidikan dan lain sebagainya.

Teknik Analisa Data


Adalah proses penyusunan, pengaturan dan pengolahan data agar dapat digunakan untuk membenarkan atau menyalahkan hipotesis (Sudjana, 1991: 76). Dalam menganalisa data, penulis menggunakan tekhnik analisis deskriptif kualitatif yang terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pengumpulan data dan sekaligus reduksi data. Penyajian data dan penarikan kesimpulan/ verifikasi (Miller&Huberman, 1992: 16). Pertama, setelah pengumpulan data selesai kemudian dilakukan reduksi data yaitu menggolongkan, mengarahkan, dan membuang yang tidak perlu dan pengorganisasian sehingga data terpilahpilah. Kedua, data yang telah direduksi akan disajikan dalam bentuk narasi. Ketiga, penarikan kesimpulan dari data yang telah disajikan pada tahap kedua yang didukung oleh tabel untuk mengetahui kecenderungan variabel yang diteliti lalu selanjutnya menarik kesimpulan.

Sedangkan untuk menganalisa faktor pendukung dan penghambat maka digunakan metode analisis SWOT yaitu Strength (kekuatan), weaknes (kelemahan), opportunity (peluang), treath (ancaman). Dalam proses pengambilan data di lapangan untuk menjaga kevalidan data yag diperoleh, penulis menggunakan instrumen pengumpulan data yang berupa pertanyaan kepada responden, penulis juga melakukan pencatatan data-data yang ada di SMP Negeri 4 Khusus

Baca juga : Aerophone Adalah

Posting Komentar untuk "Contoh Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di SMP Negri 4 Khusus"