Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Mengatasi Kesulitan Belajar, Diagnosis, Faktor Penyebab dan Pengertian


PENGERTIAN KESULITAN BELAJAR


Kesulitan belajar adalah terjemahan dari istilah bahasa Inggris learning disability. Terjemahan tersebut kurang tepat karena learning artinya belajar dan disability artinya ketidakmampuan. Kesulitan belajar adalah suatu gejala yang tampak pada peserta didik yang ditandai dengan adanya prestasi belajar yang rendah atau dibawah norma yang telah ditetapkan.

Kesulitan belajar adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan.

Baca juga : Pesan Surat Al-Ikhlas Ayat 1-4   

Kesulitan belajar menunjuk pada sekelompok kesulitan yang dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, menalar atau dalam bidang matematika.

Blassic dan Jones mengatakan bahwa kesulitan belajar itu menunjukkan adanya suatu jarak antara prestasi akademik yang diharapkan dengan prestasi akademik yang dicapai oleh peserta didik (prestasi aktual). Dengan kata lain bahwa peserta didik dikatakan mengalami kesulitan belajar bila prestasi belajar yang dicapai tidak sesuai dengan kapasitas intelegensinya.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah, kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana peserta didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar.

Kesulitan belajar tampil sebagai suatu kondisi ketidakmampuan yang nyata pada orang-orang yang memiliki intelegensi rata-rata hingga superior dalam berbagai kondisi. Kondisi tersebut dapat berpengaruh terhadap harga diri, pendidikan, pekerjaan, sosialisasi atau segala aktivitas sehari-hari.

Macam-macam kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang sangat luas, diantaranya

1. Learning disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya.

2. Learning disfunction adalah gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat indra, atau gangguan psikologis lainnya.

3. Underachiever merupakan siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.

4. Slow learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.

5. Learning disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya.

Baca juga : Penulisan Alamat Surat yang Benar dan Tepat Beserta Contohnya  

Secara garis besar kesulitan belajar dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok :

a. Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan (developmental learning disabilities), meliputi gangguan motorik dan persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi dan kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku sosial juga dalam hal pemecahan masalah.

b. Kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities), menunjuk pada adanya kegagalan-kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan seperti membaca, menulis dan matematika.

Misalnya untuk dapat menguasai soal matematika bentuk cerita, seorang anak harus menguasai terlebih dahulu kemampuan membaca pemahaman. Untuk dapat membaca, seorang sudah harus berkembang kemampuannya dalam melakukan diskriminasi visual maupun auditif, serta kemampuan untuk memusatkan perhatian.

Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis. Hambatan tersebut menyebabkan prestasi belajar siswa yang dicapai berada di bawah semestinya.

CARA MENGATASI KESULITAN BELAJAR


Mengatasi kesulitan belajar, tidak dapat dipisahkan dari faktor-faktor kesulitan belajar. Banyak solusi yang ditawarkan oleh berbagai pihak dalam mengatasi kesulitan belajar. Menurut Tadjab langkah-langkah untuk mengatasi kesulitan belajar adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Untuk menemukan sumber penyebab kesulitan belajar, diperlukan banyak informasi. Untuk memperoleh informasi tersebut, maka perlu diadakan suatu pengamatan langsung yang disebut dengan pengumpulan data.

2. Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul, selanjutnya diadakan pengolahan secara cermat. Dalam pengolahan data langkah yang dapat ditempuh antara lain:

a. Identifikasi kasus

b. Membandingkan antar kasus

c. Membandingkan dengan hasil tes

d. Menarik kesimpulan

3. Diagnosis

Diagnosis adalah keputusan (penentu) mengenai hasil dari pengolahan data. Diagnosis ini dapat berupa hal-hal sebagai berikut:

a. Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar anak (berat dan ringannya).

b. Keputusan mengenai faktor-faktor yang ikut menjadi sumber penyebab kesulitan belajar.

c. Keputusan mengenai faktor utama penyebab kesulitan belajar.

4. Pragnosis

Prognosis artinya “ramalan”. Apa yang telah ditetapkan dalam tahap diagnosis, akan menjadi dasar utama dalam menyusun dan menetapkan ramalan mengenai bantuan apa yang harus diberikan kepadanya untuk membantu mengatasi masalahnya.

5. Treatment atau Perlakuan

Perlakuan disini maksudnya adalah pemberian bantuan kepada anak yang bersangkutan (yang mengalami kesulitan belajar) sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap prognosis tersebut. Bentuk treatment yang mungkin dapat diberikan contohnya bimbingan belajar kelompok, bimbingan belajar individual dan lain-lain.

Baca juga : Niat Puasa Daud, Lafadz Arab, Arti, Latin dan Tata Cara Pelaksanaannya  

6. Evaluasi

Evaluasi disini untuk mengetahui apakah treatment yang telah diberikan tersebut berhasil dengan baik, artinya ada kemajuan, atau bahkan gagal sama sekali. Kalau ternyata treatment yang diberikan tidak berhasil, maka diadakan pengecekan kembali.

Kemungkinan cara mengatasi kesulitan belajar sesuai dengan sifat-sifat permasalahannya :

a. Jika kelemahannya menyeluruh dan bersumber kepada :

1. Kurikulum dan sistem pengajaran, maka perlu diadakan program pengajaran khusus sebagai pengayaan sampai keterampilan dasar dan pola belajar siswa terpenuhi dan terkuasai.

2. Sistem evaluasi, maka perlu diadakan peninjauan kembali dan dikembangkan system penilaian yang bersifat edukatif yang dapat menggairahkan siswa.

3. Faktor kondisional, maka komponen-komponen belajar mengajar pokok yang disyaratkan (buku, laboratorium, dan lain-lain) perlu dipenuhi.

b. Jika kelemahannya hanya segmental dan sektoral pada bagian tertentu, yang mungkin bersumber pada :

1. Metode belajar mengajar, maka akan mudah ditempuh remedial teaching secara kelompok, baik dalam kelas sebagai keseluruhan maupun dalam kelompok kecil.

2. Sistem penilaian, maka perlu diadakan penyesuaian dengan system yang lazim berlaku disekolah yang bersangkutan.

3. Penampilan dan sikap guru, maka perlu adanya perubahan pada diri guru.

Cara mengatasi kesulitan belajar yaitu :

1. Salah satu upaya untuk mengatasi kesulitan belajar adalah dengan meningkatkan motivasi belajar.

2. Memiliki tujuan belajar dan sasaran yang hendak dicapai.

3. Mengenali bakat dan minat.

4. Ciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

5. Catatlah keberhasilan belajar yang telah kamu capai sebagai alat pemacu keberhasilan selanjutnya.

6. Mintalah pertimbangan pada guru, teman, atau seseorang yang dirasa memiliki kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan belajar.

7. Melengkapi sarana belajar.

8. Memelihara kondisi kesehatan, hindari makanan yang beresiko merusak otak.

9. Mengatur waktu belajar di sekolah maupun di rumah.

10. Membuat rangkuman, skema dan catatan bagi pelajaran yang dianggap penting atau sulit.

11. Ciptakan hubungan harmonis dengan guru, teman, maupun keluarga agar tidak membebani pikiran dan perasaan.

12. Bergaullah dengan orang-orang yang mendukung keberhasilan belajar.

Adapun solusi yang diberikan oleh pihak BK dalam mengatasi masalah belajar siswa, yaitu :

1. Melakukan pendekatan terhadap siswa

2. Pencarian data tentang masalah yaitu dengan berkomunikasi dengan orang tua siswa dan wali kelas.

3. Melakukan konsultasi secara privat.


DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR


Sebelum menetapkan alternatif pemecahan masalah kesulitan belajar siswa, guru sangat dianjurkan terlebih dahulu melakukan identifikasi (upaya mengenal gejala dengan cermat) terhadap fenomena yang menunjukkan kemungkinan adanya kesulitan belajar yang melanda siswa tersebut. Upaya seperti ini disebut diagnosis yang bertujuan menetapkan “jenis penyakit” yakni jenis kesulitan belajar siswa.

Diagnosis merupakan istilah yang diadopsi dari bidang medis. Menurut Thorndike dan Hagen, diagnosis dapat diartikan sebagai upaya untuk menemukan kelemahan atau penyakit (weakness and disease) apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian mengenai gejala-gejalanya secara seksama.

Dengan demikian didalam melakukan diagnosis bukan hanya sekedar mengidentifikasi jenis atau karakteristiknya, serta latar belakang dari suatu kelemahan belajar (dengan menghimpun dan mempergunakan berbagai data atau informasi selengkap dan seobjektif mungkin) melainkan juga mengimplikasikan suatu upaya untuk memprediksi kemungkinan-kemungkinan dan juga menyarankan tindakan pemecahannya.

Baca juga : Fafirru Ilallah Artinya Adalah : Terdapat pada Ayat Apa, Kaligrafi dan Kandungan dalam Kitab Alquran  

Dalam melakukan diagnosis diperlukan adanya prosedur yang terdiri atas langkah-langkah tertentu yang diorientasikan pada ditemukannya kesulitan belajar jenis tertentu yang dialami siswa. Langkah-langkah diagnosis dalam kesulitan belajar :

1. Identifikasi

2. Menentukan prioritas

3. Menentukan potensi

4. Menentukan taraf kemampuan dalam bidang yang perlu diremediasi

5. Menetukan gejala kesulitan

6. Menganalisis faktor-faktor yang terkait

7. Menyusun rekomendasi untuk pengajaran

Dalam melakukan diagnosis, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh seorang guru bagi anak yang berkesulitan belajar, prinsip-prinsip tersebut yaitu :

1. Terarah pada perumusan metode perbaikan

2. Efisien

3. Menggunakan catatan kumulatif

4. Memperhatikan berbagai informasi yang terkait

5. Valid dan reliabel

6. Penggunaan tes baku (kalau mungkin)

7. Penggunaan prosedur informal

8. Kuantitatif

9. Berkesinambungan.

Kasus kesulitan belajar dapat pula di deteksi dari catatan observasi atau laporan proses kegiatan belajar yaitu :

1. Cepat lambat (berapa lama) menyelasaikan pekerjaan (tugasnya)

2. Ketekunan (persistency) dalam mengikuti pelajaran (berapa kali tidak hadir : alpa, sakit, izin)

3. Partisipasi dan kontribusinya dalam pemecahan masalah atau mengerjakan tugas kelompok

4. Kemampuan kerja sama dan penyesuaian sosialnya.

Sehingga bisa dikatakan jika kegiatan mendiagnosa yang dilakukan oleh guru dalam menangani kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik bisa berjalan dengan baik, itu akan berdampak pada proses penanganan yang akan dilakukan serta keberhasilan proses belajar itu sendiri. Namun itu juga akan berdampak sebaliknya jika seorang guru/pendidik salah atau kurang tepat dalam melakukan diagnosa terhadap kesulian belajar murid.

FAKTOR-FAKTOR YANG MENIMBULKAN KESULITAN BELAJAR


Fenomena kesulitan belajar (learning difficult) seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku (misbehavior) siswa seperti suka berteriak-teriak didalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah, dan sering kabur dari sekolah.

Menurut Ross, kesulitan belajar banyak disebabkan oleh adanya gangguan perkembangan dari penggunaan dan mempertahankan perhatian selektif.

Mengingat akan hal-hal tersebut, sudah tidak disangsingkan lagi bahwa didalam pendidikan terdapat bermacam-macam kesulitan yang disebabkan oleh keadaan atau pembawaan anak itu sendiri maupun oleh lingkungan dan atau oleh si pendidik sendiri.

Secara garis besar, faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam, yakni faktor intern siswa dan faktor ekstern siswa

a. Faktor intern siswa

Faktor intern siswa meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko fisik siswa, yakni:

1. Yang bersifat kognitif (ranah cipta), seperti rendahnya kapasitas inteligensi siswa.

2. Yang bersifat afektif (ranah rasa), seperti labilnya emosi dan sikap.

3. Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), seperti terganggunya alat-alat indra penglihatan dan pendengaran.

b. Faktor ekstern siswa

Faktor ekstern siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktifitas belajar siswa. Faktor lingkungan ini meliputi:

1. Lingkungan keluarga, contohnya: ketidak harmonisan hubungan antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.

2. Lingkungan masyarakat, contohnya: wilayah perkampungan kumuh (slum area), dan teman sepermainan (peer group) yang nakal.

3. Lingkungan sekolah contohnya adalah kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan alat-alat belajar yang berkualitas rendah dan lain-lain.

Selain faktor-faktor yang bersifat umum di atas, ada pula faktor-faktor lain yang juga menimbulkan kesulitan belajar siswa yaitu factor keturunan, kerusakan pada fungsi otak, biokimia, deprivasi lingkungan, kesalahan nutrisi. Diantara faktor-faktor yang dapat dipandang sebagai faktor khusus ini ialah sindrom psikologis berupa learning disability (ketidakmampuan belajar).

Baca juga : Hukum Tajwid Surat Al-Anfal Ayat 72, Jenis Bacaan Perkata dan Isi Kandungan  

Sindrom (syndrome) yang berarti satuan gejala yang muncul sebagai indikator adanya keabnormalan psikis yang menimbulkan kesulitan belajar itu terdiri atas:

1) Disleksia (dyslexia), yakni ketidakmampuan belajar membaca.

2) Disgrafia (disgrapia), yakni ketidakmampuan belajar menulis.

3) Diskalkulia (dyscalculia), yakni ketidakmampuan belajar matematika.

Namun demikian, siswa yang mengalami sindrom-sindrom di atas secara umum sebenarnya memiliki potensi IQ yang normal bahkan diantaranya memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Oleh karenanya, kesulitan belajar siswa yang menderita sindrom-sindrom tadi mungkin hanya disebabkan oleh adanya minimal brain disfunction, yaitu gangguan ringan pada otak.

Sehingga berbagai faktor yang dialami oleh peserta didik yang telah disebutkan diatas dalam kesulitan belajar sangat menentukan dan juga berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Akan lebih baik jika faktor-faktor tersebut bisa dikenali sejak dini, guna dalam penanganannya bisa lebih cepat dan efisien serta tidak menjadi masalah yang paten bagi peserta didik sendiri.

Posting Komentar untuk "Cara Mengatasi Kesulitan Belajar, Diagnosis, Faktor Penyebab dan Pengertian"