Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Model Pembelajaran yang Efektif di Sekolah


Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Model Pembelajaran yang Efektif


Pendidikan jasmani sebagai komponen pendidikan yang ada dalam kurikulum pendidikan di sekolah. Pelaksanaan pendidikan jasmani berjalan belum efektif seperti yang diharapkan. Pendidikan jasmani masih berpusat pada guru olahraga atau cenderung berjalan pada pembelajaran tradisional. Model pembelajaran pendidikan jasmani tidak semestinya berpusat pada guru namun seharusnya pada siswa. Pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan siswa dan kebutuhan belajar siswa menggunakan cara penyampaian isi maupun materi pembelajaran semenarik mungkin dan menyenangkan. Pembelajaran ditujukan bukan hanya untuk mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi pada perkembangan pribadi siswa seutuhnya.

Konsep dasar pendidikan jasmani dan model pembelajaran pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami oleh guru pendidikan jasmani. Pengertian pendidikan jasmani sering kali salah diartikan dengan konsep yang sesungguhnya. Konsep itu disamakan dengan usaha atau kegiatan yang mengarah pada pengembangan organ-organ tubuh manusia (body building), kesegaran jasmani (physical fitness), kegiatan fisik (physical activities), dan pengembangan keterampilan (skill development). Dengan konsep ini memberikan pandangan yang sempit bagi pendidikan jasmani.

Baca juga : Anak Anda Cengeng dan Mudah Menangis? Begini Solusinya!   

Pendidikan jasmani bukan hanya dikaitkan dengan aktivitas pengembangan fisik saja, akan tetapi harus berada dalam konteks pendidikan secara umum. Proses pembelajaran dilakukan dengan melibatkan interaksi antara siswa dan guru guna untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam pelaksanaan pendidikan jasmani.

Perbedaan pengertian pendidikan jasmani dengan istilah dan konsep seperti gerak badan, aktivitas fisik, kesegaran jasmani, dan olahraga hendaknya tidak menimbulkan perspektif yang keliru bagi pelaksana pendidikan olahraga. Perbedaan pendapat adalah sesuatu yang wajar, yang terpenting adalah bagimana penyelarasan antara berbagai pengertian tersebut sehingga konteks pendidikan bisa terjamah dan tidak menimbulkan kerancauan dalam pelaksanaannya.

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, keshatan, dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia yang berkualitas. Sedangkan olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong, mengembangkan dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan dan kegiatan jasmani dan intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi dalam pembentukan manusia Indonesia yang seutuhnya yang berkualitas.

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan direncanakan secara sistematik bertujuan untuk meingkatkan dan mengembangkan individu secara kognitif, afektif dan psikomotor. Jadi pelaksanaan pendidikan jasmani pada sekolah tidak hanya mengutamakan perkembangan gerak siswa melainkan bagaimana proses itu bisa menanamkan rasa sosial dan emosional dalam bentuk permainan.


Peran guru untuk menumbuhkembangkan potensi siswa melalui aktivitas fisik merupakan hal yang tidak mudah. Maka dari itu guru olahraga harus benar-benar berkompeten dalam bidangnya. Sekarang ini guru merupakan sumber belajar yang menyediakan atau sebagai fasilitator bagi siswa. Dimana guru olahraga dituntut untuk mampu menyediakan dan memberikan materi ajar yang sesuai dengan berkembangan siswa, karakteristik dan membuat proses pembelajaran semenarik mungkin sehingga minat siswa meningkat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani, sehingga tujuan dari pendidikan bisa tercapai.

Baca juga : Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan Sekolah dan Pendidikan  

Bersamaan dengan pengertian pendidikan jasmani di atas maka guru olahraga harus benar-benar mampu untuk memenuhi kebutuhan siswa. Selain bertujuan untuk meningkatkan minat siswa mengikuti pembelajaran dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa, guru juga harus mampu menanamkan solidaritas dan membangun emosianal yang baik bagi siswa. Namun akhir-akhir ini terjadi penurunan kualitas dari pendidikan jasmani disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah kesalahan konsep yang digunakan guru olahraga dalam proses pendidikan jasmani.

Meningkatkan keterampilan siswa bukanlah prioritas utama dalam pembelajaran gerak, namun kebugaran dan nilai-nilai yang terdapat dalam pendidikan jasmani juga harus turut diperhatikan. Pada kenyataannya banyak guru yang hanya mengutamakan keterampilan sebagai hasil dari proses pendidikan jasmani. Guru olahraga menggunakan model latihan dalam pelaksanaan pembelajaran olahraga yang seharusnya menggunakan model bermain sehingga aktivitas gerak dapat dilakukan oleh semua siswa. Tujuan utama dari pendidikan jasmani adalah bagai mana aktivitas gerak itu bisa meningkatkan kebugaran tubuh siswa selain itu olahraga memberikan interaksi yang intensif kepada siswa untuk mengenal karakter mereka sendiri maupun teman yang lainnya.

Pemerintah sedikit demi sedikit mulai memperbaiki permasalahan dalam dunia pendidikan yaitu ditandai dengan perbaikan dalam fasilitas pendidikan, peningkatan kualitas tenaga guru melalui pelatihan profesi guru (PPG) dan perbaikan infrastruktur sekolah. Guru harus menjadi tenaga pendidik sesuai dengan latar belakang akademik dan kemampuan yang dimiliki. Maka diharapkan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia meningkat dengan signifikan, karena ditunjang dengan tenaga pendidik yang berkompeten dan professional di bidangnya.

Pendidikan jasmani dan olahraga merupakan hubungan antara bermain (play) dan olahraga (sport), sebagai istilah yang lebih dahulu populer dan lebih sering digunakan dalam konteks kegiatan sehari-hari. Pemahaman tersebut akan membantu para guru atau masyarakat dalam memahami peranan dan fungsi pendidikan jasmani secara lebih konseptual. Bermain pada intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan. Mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak kompetitif, meskipun bermain tidak harus selalu bersifat fisik. Bermain bukanlah berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari bermain dapat ditemukan di dalam keduanya.

Perbedaan istilah dan prinsip dalam pendidikan jasmani dan olahraga tidak mesti menjadi problema dalam proses pembelajaran, dimana makna pendidikan jasmani dan olahraga selalu berkaitan. Oleh karena itu dibutuhkan seorang pendidik yang paham akan elemen-elemen atau unsur-unsur dasar pada pendidikan jasmani dan olahraga. Pemahaman akan kebutuhan gerak, kesehatan, kebugaran jasmani bagi siswa serta tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik benar-benar dapt dipenuhi. Dengan adanya peningkatan kompetensi tenaga pengajar, guru di bidang pendidikan jasmani harus mampu mengemban tugas demi tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga.

Baca juga : Tips dan Cara Mengajarkan Anak Memakai Pakaian Sendiri  

Para praktisi pendidikan menyatakan bahwa profesi guru pendidikan jasmani merupakan profesi yang mulia, sehingga harus para guru harus benar-benar bersedia untuk mengembangkan profesinya dalam rangka memenuhi kebutuhan minimal dalam tugasnya sebagai guru. Perlunya para guru saling berkunjung ke sekolah untuk memperoleh tambahan pengalaman dalam hal pembelajaran pendidikan jasmani secara khusus, maupun tugas guru pendidikan jasmani secara umum. Para guru yang mengikuti kegiatan pengembangan profesi masih banyak yang tidak nampak perbedaannya, karena mereka kurang peduli dan kurang merasa butuh. Hal ini dapat berakibat pada kinerja guru itu sendiri yaitu kurang profesionalnya kualitas guru tersebut.

Posting Komentar untuk "Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Model Pembelajaran yang Efektif di Sekolah"