Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Definisi Linguistik, Sejarah, Prinsip Dasar Studi dan Hubungan Linguistik dengan Ilmu Lain


Definisi Linguistik


Linguistik adalah ilmu bahasa (verhaar, 1966 : 1). Definisi ini hampir tidak memberi gambaran cukup kepada pembaca, serta tidak memberi suatu indikasi yang positif mengenai asas-asas dasar bidang studi ini. Definisi tersebut mungkin dapat diperjelas sedikit dengan menguraikan lebih rinci yang terkandung dalam batasan “Bahasa” itu sendiri. Bahasa dapat diartikan sebagai suatu lambang bunyi yang arbitrer (manasuka).

Ferdinand De Saussure mengartikan bahasa kedalam tiga bentuk, yaitu tuturan, aturan, dan semestaan.

Namun secara garis besar pengertian dari bahasa adalah suatu perantara yang digunakan oleh sekelompok anggota sosial untuk saling berkomunikasi antara individu yang satu dengan individu yang lain. Jadi dapat dikatakan bahwa linguistik adalah suatu cabang ilmu yang mengkaji tentang sistem lambang bunyi arbitrer, yang digunakan oleh sekelompok anggota sosial untuk berkomunikasi. Linguistik sering disebut sebagai linguistik umum. Mengapa demikian? Sebab linguistik bersifat menyeluruh. Linguistik tidak hanya menyelidiki salah satu bahasa saja, akan tetapi menyelidiki seluruh bahasa yang digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya.



Sejarah linguistik


Secara garis besar sejarah perkembangan bahasa terjadi melalui 3 tahapan zaman yaitu, zaman kuno/klasik, zaman modern, dan zaman pos modern. Linguistik sudah ada sejak zaman kuno yaitu sekitar akhir abad ke-4 SM. Akan tetapi ini bukan awal kelahiran dari linguistik, disini linguistik hanya masih di ibaratkan sebagai embrio saja. Selanjutnya memasuki zaman Yunani atau yang sering disebut dengan tata bahasa tradisional.

Tokoh-tokoh yang berperan di zaman ini antara lain adalah Sokrates, Plato, dan Aristoteles. Pada zaman ini mulai disusun suatu gramatika (tata bahasa) yang didasarkan pada logika, namun pembagian katanya sudah lebih lengkap. Disinilah awal lahirnya linguistik dalam dunia kebahasaan. Plato dengan tegas membedakan kata benda (nomina) dengan kata kerja (verba). Menurut plato nomina adalah kata yang dapat berfungsi dalam kalimat sebagai subjek sesuatu dalam predikat, sedangkan verba adalah kata yang dapat menyatakan perbuatan atau kualitas yang disebut dalam predikat (John L, 1995 : 11). Kemudian pada abad pertengahan dibuat pembagian kata-kata menjadi nomina, verba, dan ajektiva. Aristoteles mengikuti pembedaan antara nomina dan verba seperti Plato, tetapi menambahkan satu kelas lain yang berbeda yaitu kata sambung atau konjungsi. Menurut Aristoteles maksud dari istilah ini adalah semua kata yang tidak termasuk ke dalam kelas nomina dan verba.

Satu langkah yang lebih maju yang dibuat Aristoteles adalah pengenalan akan kategori kala dalam kata kerja Yunani. Dia memperhatikan bahwa variasi sistematis tertentu pada bentuk-bentuk kata kerja dapat dihubungkan dengan pengertian waktu seperti kini atau lampau. Namun ajarannya dalam hal ini masih kurang jelas. Kemudian para iskandaria meneruskan karya para ahli tata bahasa kelompok Stoa. Yaitu kelompok di zaman Yunani yang paling memperhatikan bahasa. Iskandarialah yang sekarang kita sebut sebagai tata bahasa tradisional.

Memasuki zaman Renaisanse minat terhadap bahasa-bahasa daerah berkembang luas sekali, dan buku-buku tata bahasa ditulis dalam jumlah besar. Selanjutnya di abad ke-19 memasuki akhir abad ke-20, ada seorang tokoh yang kemudian dikenal sebagai bapak Linguistika modern, yaitu “Ferdinand De Sawssure” yang memiliki pemikiran-pemikiran luar biasa tentang ilmu bahasa. Ia mengembangkan satu studi bahasa yang tidak diakronis lagi, tetapi secara sinkronis, yang kemudian dikenal dengan nama linguistik struktural. Pada abad ini, peradaban mulai berkembang, tidak hanya 1 tempat, tetapi di berbagai tempat, dengan penekanan yang berbeda-beda. Pembedaan ini dinamai berdasarkan nama tempatnya. Kemudian pada tahun 60’an mulai berkembang satu model pemikiran dekonstruksi yang inti pemikirannya dengan cara menentang pemikiran lama dan membuat pemikiran baru. Dan selanjutnya di masa-masa yang berikutnya, linguistika dikembangkan lagi oleh para ahli bahasa yang lain menjadi tata bahasa yang lebih baik lagi hingga saat ini.



Prinsip dasar studi linguistik


Linguistik adalah studi yang didasarkan pada sebuah realita, dimana obyek yang dikaji meliputi objek materia dan objek forma. Prinsip dasar studi linguistik mengobyekkan obyek materia sebagai bahasa lisan. Objek material itu sendiri meliputi beberapa prinsip-prinsip penelitian, yang diantaranya adalah natural. Yang dimaksud natural disini adalah bukan hasil rekayasa dalam berbagai kepentingan atau dapat dikatakan linguistik mendatakan hasil penelitian berdasarkan fakta. Yang kedua yaitu deskripsi, maksudnya data harus diberikan sebagaimana adanya. Deskripsi yang baik adalah deskripsi data yang diberikan oleh peneliti mampu membuat pembaca percaya dengan apa yang ia diskripsikan. Selain itu, diluar natural dan deskripsi ada studi linguistik yang bersifat preskriptif. Dalam prinsip ini, penelitian didasarkan atas kaidah /teori yang dibawa oleh peneliti, sehingga penelitian tersebut dikaji atas dasar teori pikiran yang ada pada peneliti.

Akan tetapi, Linguistik adalah ilmu pengetahuan deskriptif, bukan preskriptif. Tugas utama dari seorang linguis adalah menggambarkan (describe) bagaimana sebenarnya orang-orang memakai bahasa mereka untuk berbicara maupun menulis tidak menetapkan (prescribe) bagaimana seharusnya mereka berbicara dan menulis (john L. 1995:43). Jadi dapat dikatakan bahwa linguistik adalah ilmu yang empiris, yaitu ilmu yang berdasarkan pada fakta dan data yang dapat diuji oleh ahli tertentu dan juga oleh semua ahli lainnya.

Hubungan linguistik dengan ilmu lain


Bahasa yang dikaji oleh linguistik akan menjadi ciri khusus manusia sebagai makhluk homozimbolikum, yaitu seperti yang dikatakan oleh Ernest K bahwa determinan manusia dengan makhluk yang lain itu adalah simbol. Terdapat beberapa ilmu lain yang berhubungan dengan linguistika. Beberapa disiplin ilmu hibridis yang berhubungan dengan linguistika yang pertama yaitu sosiologi. Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang sosialisasi manusia dengan masyarakat. Adanya ilmu sosiologi didalam linguistika, ini melahirkan studi bahasa baru yang disebut dengan sosiolinguistika. Sosiolinguistika merupakan cabang linguistik yang mengkaji hubungan antara bahasa dan masyarakat penuturnya. Ilmu ini merupakan kajian kontekstual terhadap variasi penggunaan bahasa masyarakat dalam sebuah komunikasi yang alami.

Disiplin ilmu hibridis yang kedua adalah antropologi. Adanya hubungan antara ilmu antropologi dengan linguistika dalam bahasa, mampu berkembang menjadi studi ilmu baru yakni Antropolinguistika, yaitu cabang ilmu linguistik yang mengkaji bahasa dari perspektif kebudayaan manusia. Ilmu hibridis yang berhubungan dengan linguistik yang selanjutnya adalah psikologi. Di dalam linguistika, psikologi dikenal dengan istilah psikolinguitika, yakni sebuah cabang ilmu linguistik yang mengkaji variasi bahasa yang berhubungan dengan mental seseorang. Adanya psikolinguistik ini mampu melahirkan sebuah komperhensi bahasa, aposisi bahasa, produksi bahasa serta koherensi bahasa, yang dapat dikaji di dalam psikolinguistika.

Baca juga : Pengertian Makrolinguistik, Bidang Interdisiplinier dan Bidang Terapan  

Selanjutnya cabang ilmu linguistika setelah psikoliguistika lahir studi bahasa yang disebut dengan neurolinguistika, yaitu salah satu cabang kajian interdisipliner dalam ilmu linguistik dan ilmu kedokteran yang mengkaji hubungan antara otak manusia dengan bahasa. Kemudian linguistik juga berhubungan dengan ilmu dalam bidang informatika. Cabang ilmu yang mengkaji antara linguistik dengan informatika terutama dengan komputer disebut dengan komputasi linguistik. Sedangkan disiplin ilmu hibridis linguistik yang terakhir adalah etnolinguistika, yaitu cabang ilmu linguistika yang mengkaji bahasa yang berhubungan dengan etnis dan suku tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa linguistika adalah cabang ilmu yang bersifat sosial, yakni linguistika berhubungan atau membutuhkan ilmu-ilmu lain didalam suatu kajiannnya.

Posting Komentar untuk "Definisi Linguistik, Sejarah, Prinsip Dasar Studi dan Hubungan Linguistik dengan Ilmu Lain"