Sejarah Penemuan Sabun, Pengertian, Bahan Pembuatan, Sifat dan Jenis-jenisnya
Sejarah Penemuan Sabun
Sabun adalah salah satu senyawa kimia paling tua yang pernah ditemukan. Pada tahun 2500 sebelum Masehi masyarakat Sumeria telah menemukan sabun kalium yang digunakan untuk mencuci wol. Sabun ini dibuat dari minyak dan abu tumbuhan yang kaya akan kalium karbonat. Informasi tentang sabun juga ditulis dalam literatur-literatur bangsa Mesir yang berhubungan dengan kedokteran. Sabun atau yang disebut soap dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin sapo yang pertama kali digunakan oleh Plinny pada tahun 77 Masehi. Plinny membuat sabun dari campuran tallow (lemak binatang) dengan abu dari kayu beech yang dapat digunakan sebagai pewarna rambut.
Konon, tahun 600 SM masyarakat Funisia di mulut Sungai Rhone sudah membuat sabun dari lemak kambing dan abu kayu khusus. Mereka juga membarterkannya dalam berdagang dengan bangsa Kelt, yang sudah bisa membuat sendiri sabun dari bahan serupa. Pliny (23 – 79) menyebut sabun dalam Historia Naturalis, sebagai bahan cat rambut dan salep dari lemak dan abu pohon beech yang dipakai masyarakat di Gaul, Prancis. Tahun 100 masyarakat Gaul sudah memakai sabun keras. Ia juga menyebut pabrik sabun di Pompei yang berusia 2000 tahun, yang belum tergali. Di masa itu sabun lebih sebagai obat. Baru belakangan ia dipakai sebagai pembersih, seperti kata Galen, ilmuwan Yunani, di abad II.Tahun 700-an di Italia membuat sabun mulai dianggap sebagai seni. Seabad kemudian muncul bangsa Spanyol sebagai pembuat sabun terkemuka di Eropa.
Baca juga : Zat Pewarna pada Kosmetik Dekoratif, Alami dan Buatan
a) Bahan baku, seperti : minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa).
b) Bahan pendukung, yang bertujuan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik, sepertinatrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna.
Berikut macam-macam sabun berdasarkan fungsinya :
a. Transparant Soap
Sabun‘tembus pandang’ ini tampilannya jernih dan cenderung memiliki kadar yang ringan. Sabun ini mudah sekali larut karena mempunyai sifat sukar mengering.
b. Castile Soap
Sabun yang memakai nama suatu daerah di Spanyol ini memakai olive oil untuk formulanya. Sabun ini aman dikonsumsi karena tidak memakai lemak hewani sama sekali.
c. Deodorant Soap
Sabun ini bersifat sangat aktif digunakan untuk menghilang aroma tak sedap pada bagian tubuh.Tidak dianjurkan digunakan untuk kulit wajah karena memiliki kandungan yang cukup keras yang dapat menyebabkan kulit teriritasi.
d. Acne Soap
Sabun ini dikhususkan untuk membunuh bakteri-bakteri pada jerawat.Seringkali sabun jerawat ini mengakibatkan kulit kering. Bila pemakaiannya dibarengi dengan penggunaan produk anti-acne lain maka kulit akan sangat teriritasi, sehingga akan lebih baik jika Anda memberi pelembab atau clarning lotion setelah menggunakan Acne Soap.
Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga akan dihidrolisis parsial oleh air. Karena itu larutan sabun dalam air bersifat basa.
CH3(CH2)16COONa + H2O ----> CH3(CH2)16COOH + OH
Jika larutan sabun dalam air diaduk, maka akan menghasilkan buih, peristiwaini tidak akan terjadi pada air sadah. Dalam hal ini sabun dapat menghasilkan buih setelah garam-garam Mg atau Ca dalam air mengendap.
2CH3(CH2)16COONa + CaSO4 ----> Na2SO4 + Ca(CH3(CH2)16COO)2
Sedangkan Inggris baru memproduksi tahun 1200-an. Secara bersamaan Marseille, Genoa, Venice, dan Savona menjadi pusat perdagangan karena berlimpahnya minyak zaitun setempat serta deposit soda mentah. Akhir tahun 1700-an Nicolas Leblanc, kimiawan Prancis, menemukan, larutan alkali dapat dibuat dari garam meja biasa. Sabun pun makin mudah dibuat, alhasil ia terjangkau bagi semua orang. Di Amerika Utara industri sabun lahir tahun 1800-an. "Pengusaha-"nya mengumpulkan sisa-sisa lemak yang lalu dimasak dalam panci besi besar. Selanjutnya, adonan dituang dalam cetakan kayu. Setelah mengeras, sabun dipotong-potong, dan dijual dari rumah ke rumah
Sabun adalah garam alkali dari asam-asam lemak telah dikenal secara umum oleh masyarakat karena merupakan keperluan penting di dalam rumah tangga sebagai alat pembersih dan pencuci. Sabun merupakan bahan logam alkali (basa) dengan rantai asam monocarboxylic yang panjang.Larutan alkali yang digunakan dalam pembuatan sabun bergantung pada jenis sabun tersebut. Larutan alkali yang biasa digunakan pada sabun keras adalah Natrium Hidroksida (NaOH) dan alkali yang biasa digunakn pada sabun lunak adalah Kalium Hidroksida (KOH).
Sabun berfungsi untuk mengemulsi kotoran-kotoran berupa minyak ataupunzat pengotor lainnya. Sabun dibuat melalui proses saponifikasi lemak minyak dengan larutan alkali membebaskan gliserol. Proses saponifikasi yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan glisrol dalam kondisi basa. Asam lemak yang berikatan dengan natrium atau kalium inilah yang kemudian dinamakan sabun.Lemak minyak yang digunakan dapat berupa lemak hewani, minyak nabati, lilin, ataupun minyak ikan laut.
Pada saat ini teknologi sabun telah berkembang pesat. Sabun dengan jenis dan bentuk yang bervariasi dapat diperoleh dengan mudah dipasaran seperti sabun mandi, sabun cuci baik untuk pakaian maupun untuk perkakas rumah tangga, hingga sabun yang digunakan dalam industri.
Kandungan zat-zat yang terdapat pada sabun juga bervariasi sesuai dengan sifat dan jenis sabun. Zat-zat tersebut dapat menimbulkan efek baik yang menguntungkan maupun yang merugikan. Oleh karena itu, konsumen perlu memperhatikan kualitas sabun dengan teliti sebelum membeli dan menggunakannya.
Pada pembuatan sabun,bahan dasar yang biasa digunakan adalah : C12 – C18
Pengertian Sabun
Sabun adalah garam alkali dari asam-asam lemak telah dikenal secara umum oleh masyarakat karena merupakan keperluan penting di dalam rumah tangga sebagai alat pembersih dan pencuci. Sabun merupakan bahan logam alkali (basa) dengan rantai asam monocarboxylic yang panjang.Larutan alkali yang digunakan dalam pembuatan sabun bergantung pada jenis sabun tersebut. Larutan alkali yang biasa digunakan pada sabun keras adalah Natrium Hidroksida (NaOH) dan alkali yang biasa digunakn pada sabun lunak adalah Kalium Hidroksida (KOH).
Sabun berfungsi untuk mengemulsi kotoran-kotoran berupa minyak ataupunzat pengotor lainnya. Sabun dibuat melalui proses saponifikasi lemak minyak dengan larutan alkali membebaskan gliserol. Proses saponifikasi yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan glisrol dalam kondisi basa. Asam lemak yang berikatan dengan natrium atau kalium inilah yang kemudian dinamakan sabun.Lemak minyak yang digunakan dapat berupa lemak hewani, minyak nabati, lilin, ataupun minyak ikan laut.
Pada saat ini teknologi sabun telah berkembang pesat. Sabun dengan jenis dan bentuk yang bervariasi dapat diperoleh dengan mudah dipasaran seperti sabun mandi, sabun cuci baik untuk pakaian maupun untuk perkakas rumah tangga, hingga sabun yang digunakan dalam industri.
Kandungan zat-zat yang terdapat pada sabun juga bervariasi sesuai dengan sifat dan jenis sabun. Zat-zat tersebut dapat menimbulkan efek baik yang menguntungkan maupun yang merugikan. Oleh karena itu, konsumen perlu memperhatikan kualitas sabun dengan teliti sebelum membeli dan menggunakannya.
Pada pembuatan sabun,bahan dasar yang biasa digunakan adalah : C12 – C18
Jika : < C 12 : Iritasi pada kulit
>C20: Kurang larut (digunakan sebagai campuran)
Sabun murni terdiri dari 95% sabun aktif dan sisanya adalah air, gliserin, garam dan impurity lainnya.Semua minyak atau lemak pada dasarnya dapat digunakan untuk membuat sabun. Lemak dan minyak nabati merupakan dua tipe ester. Lemak merupakan campuran ester yang dibuat dari alcohol dan asam karboksilat seperti asam stearat, asam oleat dan asam palmitat. Lemak padat mengandung ester dari gliserol dan asam palmitat, sedangkan minyak, seperti minyak zaitun mengandung ester dari gliserol asam oleat.
>C20: Kurang larut (digunakan sebagai campuran)
Sabun murni terdiri dari 95% sabun aktif dan sisanya adalah air, gliserin, garam dan impurity lainnya.Semua minyak atau lemak pada dasarnya dapat digunakan untuk membuat sabun. Lemak dan minyak nabati merupakan dua tipe ester. Lemak merupakan campuran ester yang dibuat dari alcohol dan asam karboksilat seperti asam stearat, asam oleat dan asam palmitat. Lemak padat mengandung ester dari gliserol dan asam palmitat, sedangkan minyak, seperti minyak zaitun mengandung ester dari gliserol asam oleat.
Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu:
a) Bahan baku, seperti : minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa).
b) Bahan pendukung, yang bertujuan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik, sepertinatrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna.
Macam-macam Sabun
Berikut macam-macam sabun berdasarkan fungsinya :
a. Transparant Soap
Sabun‘tembus pandang’ ini tampilannya jernih dan cenderung memiliki kadar yang ringan. Sabun ini mudah sekali larut karena mempunyai sifat sukar mengering.
b. Castile Soap
Sabun yang memakai nama suatu daerah di Spanyol ini memakai olive oil untuk formulanya. Sabun ini aman dikonsumsi karena tidak memakai lemak hewani sama sekali.
c. Deodorant Soap
Sabun ini bersifat sangat aktif digunakan untuk menghilang aroma tak sedap pada bagian tubuh.Tidak dianjurkan digunakan untuk kulit wajah karena memiliki kandungan yang cukup keras yang dapat menyebabkan kulit teriritasi.
d. Acne Soap
Sabun ini dikhususkan untuk membunuh bakteri-bakteri pada jerawat.Seringkali sabun jerawat ini mengakibatkan kulit kering. Bila pemakaiannya dibarengi dengan penggunaan produk anti-acne lain maka kulit akan sangat teriritasi, sehingga akan lebih baik jika Anda memberi pelembab atau clarning lotion setelah menggunakan Acne Soap.
Baca juga : Bahan Pembuat Cat kuku (Nail lacquer), Pengkilat Bibir (Lipgloss), Pelembab Bibir (Lipbalm)
e. Cosmetic Soap atau Bar Cleanser
Sabun ini biasanya dijual di gerai-gerai kecantikan.Harganya jauh lebih mahal dari sabun-sabun biasa karena di dalamnya terdapat formula khusus seperti pemutih.Cosmetic soapbiasanya memfokuskan formulanya untuk memberi hasil tertentu, seperti pada whitening facial soap dan firming facial soap.
f. Superfatted Soap
Sabun ini memiliki kandungan minyak dan lemak lebih banyak sehingga membuat terasa lembut dan kenyal.Sabun ini sangat cocok digunakan untuk kulit kering karena dalamnya terdapat kandungan gliserin, petroleurn dan beeswax yang dapat melindungi mencegah kulit dan iritasi dan jerawat.
g. Oatmeal Soap
Dari hasil penelitian, gandum mempunyai kandungan anti iritasi. Dibandingkan sabunlain, sabun gandum ini lebih baik dalam menyerap minyak menghaluskan kulit kering dan sensitif.
h. Natural Soap
Sabun alami ini memiliki formula yang sangat lengkap seperti vitamin, ekstrak buah, minyak nabati, ekstrak bunga, aloe vera dan essential oil.Cocok untuk semua jenis kulit dan kemungkinan membahayakan kulit sangat kecil.
Berdasarkan wujudnya sabun dibedakan sebagai berikut :
a. Sabun cair
Sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali.
b. Sabun padat
Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH). Selain itu, Minyak kelapa akan menghasilkan sabunyang lebih keras daripada minyak kedelai, minyak kacang, dan minyak biji katun.
Berdasarkan ion yang dikandungnya, sabun dibedakan atas :
a. Cationic Sabun
Sabun yang memiliki kutub positif disebut sebagai kationic detergents. Sebagai tambahan selain adalah bahan pencuci yang bersih, mereka juga mengandung sifat antikuman yang membuat mereka banyak digunakan pada rumah sakit. Kebanyakan sabun jenis ini adalah turunan dari ammonia.
b. Anionic Sabun
Sabun jenis ini adalah merupakan sabun yang memiliki gugus ion negatif.
c. Neutral atau Non Ionic Sabun
Non ionic sabun banyak digunakan untuk keperluan pencucian piring. Karena sabun jenis ini tidak memiliki adanya gugus ion apapun, sabun jenis ini tidak beraksi dengan ion yang terdapat dalam air sadah. Non ionic sabun kurang mengeluarkan busa dibandingkan dengan ionic sabun.
e. Cosmetic Soap atau Bar Cleanser
Sabun ini biasanya dijual di gerai-gerai kecantikan.Harganya jauh lebih mahal dari sabun-sabun biasa karena di dalamnya terdapat formula khusus seperti pemutih.Cosmetic soapbiasanya memfokuskan formulanya untuk memberi hasil tertentu, seperti pada whitening facial soap dan firming facial soap.
f. Superfatted Soap
Sabun ini memiliki kandungan minyak dan lemak lebih banyak sehingga membuat terasa lembut dan kenyal.Sabun ini sangat cocok digunakan untuk kulit kering karena dalamnya terdapat kandungan gliserin, petroleurn dan beeswax yang dapat melindungi mencegah kulit dan iritasi dan jerawat.
g. Oatmeal Soap
Dari hasil penelitian, gandum mempunyai kandungan anti iritasi. Dibandingkan sabunlain, sabun gandum ini lebih baik dalam menyerap minyak menghaluskan kulit kering dan sensitif.
h. Natural Soap
Sabun alami ini memiliki formula yang sangat lengkap seperti vitamin, ekstrak buah, minyak nabati, ekstrak bunga, aloe vera dan essential oil.Cocok untuk semua jenis kulit dan kemungkinan membahayakan kulit sangat kecil.
Berdasarkan wujudnya sabun dibedakan sebagai berikut :
a. Sabun cair
Sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali.
b. Sabun padat
Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH). Selain itu, Minyak kelapa akan menghasilkan sabunyang lebih keras daripada minyak kedelai, minyak kacang, dan minyak biji katun.
Berdasarkan ion yang dikandungnya, sabun dibedakan atas :
a. Cationic Sabun
Sabun yang memiliki kutub positif disebut sebagai kationic detergents. Sebagai tambahan selain adalah bahan pencuci yang bersih, mereka juga mengandung sifat antikuman yang membuat mereka banyak digunakan pada rumah sakit. Kebanyakan sabun jenis ini adalah turunan dari ammonia.
b. Anionic Sabun
Sabun jenis ini adalah merupakan sabun yang memiliki gugus ion negatif.
c. Neutral atau Non Ionic Sabun
Non ionic sabun banyak digunakan untuk keperluan pencucian piring. Karena sabun jenis ini tidak memiliki adanya gugus ion apapun, sabun jenis ini tidak beraksi dengan ion yang terdapat dalam air sadah. Non ionic sabun kurang mengeluarkan busa dibandingkan dengan ionic sabun.
Sifat-sifat Sabun
Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga akan dihidrolisis parsial oleh air. Karena itu larutan sabun dalam air bersifat basa.
CH3(CH2)16COONa + H2O ----> CH3(CH2)16COOH + OH
Jika larutan sabun dalam air diaduk, maka akan menghasilkan buih, peristiwaini tidak akan terjadi pada air sadah. Dalam hal ini sabun dapat menghasilkan buih setelah garam-garam Mg atau Ca dalam air mengendap.
2CH3(CH2)16COONa + CaSO4 ----> Na2SO4 + Ca(CH3(CH2)16COO)2
Baca juga : Pewarna Bibir (Lipstik) dan Pensil Bibir (Lips Liner) dan Jenis-jenisnya
Sabun mempunyai sifat membersihkan. Sifat ini disebabkan proses kimia koloid, sabun (garam natrium dari asam lemak) digunakan untuk mencuci kotoran yang bersifat polar maupun non polar, karena sabun mempunyai gugus polar dan non polar. Molekul sabun mempunyai rantai hydrogen CH3(CH2)16 yang bertindak sebagai ekor yang bersifat hidrofobik (tidak suka air) dan larut dalam zat organic sedangkan COONa+ sebagai kepala yang bersifat hidrofilik (suka air) dan larut dalam air.
Non polar: CH3(CH2)16 (larut dalam minyak, hidrofobik dan juga memisahkan kotoran non polar).
Polar : COONa + (larut dalam air, hidrofilik dan juga memisahkan kotoranpolar).
Sabun mempunyai sifat membersihkan. Sifat ini disebabkan proses kimia koloid, sabun (garam natrium dari asam lemak) digunakan untuk mencuci kotoran yang bersifat polar maupun non polar, karena sabun mempunyai gugus polar dan non polar. Molekul sabun mempunyai rantai hydrogen CH3(CH2)16 yang bertindak sebagai ekor yang bersifat hidrofobik (tidak suka air) dan larut dalam zat organic sedangkan COONa+ sebagai kepala yang bersifat hidrofilik (suka air) dan larut dalam air.
Non polar: CH3(CH2)16 (larut dalam minyak, hidrofobik dan juga memisahkan kotoran non polar).
Polar : COONa + (larut dalam air, hidrofilik dan juga memisahkan kotoranpolar).
Posting Komentar untuk "Sejarah Penemuan Sabun, Pengertian, Bahan Pembuatan, Sifat dan Jenis-jenisnya"