Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Klasifikasi Jenis-jenis Gangguan Psikosis, Psikotik Organik dan Fungsional


Klasifikasi Psikosis


Secara umum, psikosis dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan faktor penyebabnya, yaitu psikosis organik, yang disebabkan oleh factor oganik dan psikosis fungsional, yang terjadi karena faktor kejiwaan. Kedua jenis psikosis dan yang termasuk di dalamnya diuraikan berikut ini.

  • Psikosis organic

Psikosis organik adalah penyakit jiwa yang disebabkan oleh factor-faktor fisik atau organik, yaitu pada fungsi jaringan otak, sehingga penderita mengalamai inkompeten secara sosial, tidak mampu bertanggung jawab, dan gagal dalam menyesuaikan diri terhadap realitas. Psikosis organis dibedakan menjadi beberapa jenis dengan sebutan atau nama mengacu pada faktor penyabab terjadinya. Jenis psikosis yang tergolong psikosis organik adalah sebagai berikut.

  • Alcoholic psychosis, terjadi karena fungsi jaringan otak terganggu atau rusak akibat terlalu banyak minum minuman keras.
  • Drug psychose atau psikosis akibat obat-obat terlarang (mariyuana, LSD, kokain, sabu-sabu, dst.).
  • Traumatic psychosis, yaitu psikosis yang terjadi akibat luka atau trauma pada kepala karena kena pukul, tertembak, kecelakaan, dst.
  • Dementia paralytica, yaitu psikosis yang terjadi akibat infeksi syphilis yang kemudian menyebabkan kerusakan sel-sel otak.

  • Psikosis fungsional

Psikosis fungsional merupakan penyakit jiwa secara fungsional yang bersifat nonorganik, yang ditandai dengan disintegrasi kepribadian dan ketidak mampuan dalam melakukan penyesuaian sosial. Psikosis jenis ini dibedakan menjadi beberapa ., yaitu : schizophrenia, psikosis maniadepresif, dan psiukosis paranoid (Kartini Kartono).


 
1. Schizophrenia

Arti sebenarnya dari Schizophrenia adalah kepribadian yang terbelah (split of personality). Sebutan ini diberikan berdasarkan gejala yang paling menonjol dari penyakit ini, yaitu adanya jiwa yang terpecah belah. Antara pikiran, perasaan, dan perbuatan terjadi disharmoni.

a. Gejala-gejala schizophrenia (Singgih Dirgagunarsa)

1. Kontak dengan realitas tidak ada lagi, penderita lebih banyak hidup dalam dunia khayal sendiri, dan berbicara serta bertingkah laku sesuai dengan khayalannya, sehinggatidak sesuai dengan kenyataan.

2. Karena tidak ada kontak dengan realitas, maka logikanya tidak berfungsi sehingga isi pembeicaraan penderita sukar untuk diikuti karena meloncat-loncat (inkoheren) dan seringkali muncul kata-kata aneh yang hanya dapat dimengerti oleh penderita sendiri.

3. Pikiran, ucapan, dan perbuatannya tidak sejalan, ketiga aspek kejiwaan ini pada penderita schizophrenia dapat berjalan sendiri-sendiri, sehingga ia dapat menceritakan kejadian yang menyedihkan sambil tertawa.

4. Sehubungan dengan pikiran yang sangat berorientasi pada khayalannya sendiri, timbul delusi ata waham pada penderita schizophrenia (bisa waham kejaran dan kebesaran).

5. Halusinasi sering dialami pula oleh penderita schizophrenia.

b. Faktor penyebab terjadinya schizophrenia

Pendapat para ahlimengenai factor penyebab schizophrenia ada bermacam-macam. Ada yang menyatakan bahwa penyakit ini merupakan keturunan. Ada pula yang menyatakan bahwa schizophrenia terjadi gangguan endokrin dan metabolisme. Sedangkan pendapat yang berkembang dewasa ini adalah bahwa penyakit jiwa ini disebabkan oleh beberapa factor, antara lain keturunan, pola asuh yang salah, maladaptasi, tekanan jiwa, dan penyakit lain yang belum diketahui (W.F. Maramis, 2005 : 216-217).

2. Psikosis mania-depresif

Psikosis mania-depresif merupakan kekalutan mental yang berat, yang berbentuk gangguan emosi yang ekstrim, yaitu berubah-ubahnya kegembiraan yang berlebihan (mania) menjadi kesedihan yang sangat mendalam (depresi) dan sebaliknya dan seterusnya.

Baca juga : 6 Bentuk Kelalaian dalam Keperawatan dan Dampak Negatifnya  

a. Gejala-gejala psikosis mania-depresif

Gejala-gejala mania antara lain:

1. euphoria (kegembiraan secara berlebihan;

2. waham kebesaran;

3. hiperaktivitas;

4. pikiran melayang.

Gejala-gejala depresif antara lain :

1. kecemasan;

2. pesimis;

3. hipoaktivitas;

4. insomnia;

5. anorexia.

b. Faktor penyebab psikosis mania-depresif

Psikosis mania-depresif disebabkan oleh faktor yang berhubungan dengandua gejala utama penyakit ini, yaitu mania dan depresi. Aspek mania terjadi akibat dari usaha untuk melupakan kesedihan dan kekecewaan hidup dalam bentuk

aktivitas-aktivitas yang sangat berlebihan. Sedangkan aspek depresinya terjadi karena adanya penyesalan yang berlebihan.


 
3. Psikosis paranoid

Psikosis paranoid merupakan penyakit jiwa yang serius yang ditandai dengan banyak delusi atau waham yang disistematisasikan dan ide-ide yang salah yang bersifat menetap. Istilah paranoid dipergunakan pertama kali oleh Kahlbaum pada tahun 1863, untuk menunjukkan suatu kecurigaan dan kebesaran yang berlebihan (W.,F. Maramis, 2005).

a. Gejala-gejala psikosis paranoid

1. Sistem waham yang kaku, kukuh dan sistematis, terutama waham kejaran dan kebesaran baik sendiri-sendiri maupun bercampur aduk

2. Pikirannya dikuasai ole hide-ide yang salah, kaku, dan paksaan..

3. Mudah timbul rasa curiga .

b. Faktor penyebab psikosis paranoid

Baca juga : MPASI dan Jenis Susu Formula Pengganti ASI Penuh Gizi yang Tepat dan Baik  

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan psikosis paranoid (Kartini Kartono), antara lain :

1. Kebiasaan berpikir yang salah;

2. Terlalu sensitif dan seringkali dihinggapi rasa curiga;

3. Adanya rasa percaya diri yang berlebihan (over confidence);

4. Adanya kompensasi terhadap kegagalan dan kompleks inferioritas

Posting Komentar untuk "Klasifikasi Jenis-jenis Gangguan Psikosis, Psikotik Organik dan Fungsional"