Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

ASI dan Kebutuhan Gizi Bayi, Kandungan Zat Anti Infeksi dalam ASI


KEBUTUHAN GIZI BAYI


Makanan terbaik bagi bayi adalah air susu ibu (ASI) sampai berumur 2 tahun, dimana sampai 6 bulan pertama hanya ASI tanpa disertai makanan atau minuman lain (ASI ekslusif). Mulai umur 6 sampai 24 bulan pemberian ASI harus disertai makanan lain (MPASI) karena kualitas dan kuantitas ASI tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan bayi yang terus tumbuh. Jumlah kebutuhan ASI bagi bayi tidak dibatasi, kapan bayi mau menyusu harus diberikan.

ASI dan kebutuhan gizi bayi

Air susu ibu merupakan makanan ideal untuk bayi terutama pada 6 bulan pertama. ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan yang optimum dan penyediaan energi yang cukup. ASI tidak memberatkan fungsi alat pencernaan dan ginjal yang belum berfungsi baik pada bayi baru lahir. Lagi pula ASI memiliki berbagai zat anti infeksi, mengurangi kejadian ekstrim dan proses menyusui menguntungkan ibunya dengan terdapatnya lactational infertility hingga memperpanjang paritas.

Baca juga : Obat Tradisional, Pengertian, Jenis dan Bentuk-bentuknya  

Komposisi ASI berbeda dengan susu sapi. Perbedaan yang penting terdapat pada konsentrasi protein dan mineral yang lebih rendah dan laktosa yang lebih tinggi. Lagi pula rasio antara protein whey dan kasein pada ASI (60/40) jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rasio tersebut pada susu sapi (20/80). Kasein di bawah pengaruh asam lambung menggumpal hingga lebih sukar dicerna oleh enzim-enzim. Protein pada ASI juga mempunyai nilai biologi tinggi sehingga hamper semuanya digunakan tubuh.

Dalam komposisi lemak, ASI mengandung lebih banyak asam lemak tidak jenuh yang esensiil dan mudah dicerna, dengan daya serap lemak ASI mencapai 85-90 %. Asam lemak susu sapi yang tidak diserap mengikat kalsium dan trace elemen lain hingga dapat menghalangi masuknya zat-zat tadi.

Keuntungan lain ASI ialah murah, tersedia pada suhu yang ideal, selalu segar dan bebas pencemaran kuman, menjalin kasih saying antar ibu dan bayinya serta mempercepat pengembalian besarnya rahim ke bentuk sebelum hamil. Zat anti infeksi dalam ASI antara lain :

  • Imunoglobulin : Ig A, Ig G, Ig A, Ig M, Ig D dan Ig E
  • Lisozim adalah enzim yang berfungsi bakteriolitik dan pelindung terhadap virus
  • Laktoperoksidase suatu enzim yang bersama peroksidase hydrogen dan tiosianat membantu membunuh streptokokus
  • Faktor bifidus adalah karbohidrat berisi N berfungsi mencegah pertumbuhan Escherichia coli pathogen dan enterobacteriaceae, dll
  • Faktor anti stafilokokus merupakan asam lemak anti stafilokokus
  • Laktoferin dan transferin mengikat zat besi sehingga mencegah pertumbuhan kuman
  • Sel-sel makrofag dan netrofil dapat melakukan fagositosis
  • Lipase adalah antivirus

ASI yang keluar pada 5 hari pertama adalah kental dan berwarna kekuning-kuningan dinamakan kolostrum. Jumlah kolostrum sehari sekitar 150-300 cc. Kolostrum banyak mengandung zat anti infeksi, pencahar dan kaya vitamin A hingga baik sekali bagi bayi baru lahir yang masih sangat rentan terhadap berbagai kuman. Orang tua dahulu menganggap kolostrum adalah susu basi atau kotor sehingga dilarang diberikan kepada bayi. Anggapan ini keliru dan harus ditinggalkan. Kolostrum sebaiknya segera diberikan kepada bayi dalam satu jam setelah lahir.


Jumlah produksi ASI dipengaruhi oleh besarnya cadangan lemak yang tertimbun selama hamil, umur ibu menyusui, diet ibu selama menyusui dan stress. Produksi ASI sehari pada ibu sehat pada 6 bulan pertama sekitar 800-1000 cc setara 600 -700 kkal. Pada lima hari pertama menyusui ASI yang keluar disebut kolostrum, jumlah produksinya kecil 150-300 cc/hari. Pada hari berikutnya produksi makin bertambah, dimana pada setiap kali menyusui 5 menit pertama dikeluarkan ASI 112 cc, 5 menit kedua 64 cc dan 5 menit ketiga 16 cc.

Ibu yang kurang gizi hanya dapat menghasilkan ASI 500-600 cc sehari namun mutu gizinya masih relative baik. Ibu yang berumur 19-30 pada umumnya dapat menghasilkan cukup ASI dibandingkan yang berumur > 30 tahun. Disamping itu produksi ASI juga menurun setelah 6 bulan menyusui, ibu selalu cemas atau stress atau frekwensi menyusui kurang.

Adapun kebutuhan gizi bayi sehari dalam 6 bulan pertama adalah energi 115-120 kkal/kg BB, protein 1,3-1,8 gram/kg BB, lemak 40-50 % dari energi, cairan 125-150 cc/ kg BB, semunya dapat dipenuhi dari ASI ibu sehat dengan eksresi 800-1000 cc/hari. Setelah bayi berumur 6 bulan kebutuhan energi 105-110 kkal/kg BB dan berat badannya melebihi 2 kali berat lahir sementara jumlah produksi ASI juga semakin menurun maka ASI saja tidak mencukupi kebutuhan bayi, harus ditambah makanan lain. Kebutuhan vitamin dan mineral bayi umumnya terpenuhi pada bayi yang menyusui dari ibu yang sehat. Pada ibu kurang gizi kemungkinan kadar vitamin dan mineral lebih rendah, misalnya vitamin D, zat besi dan fluor.


Baca juga : Produksi Obat Tradisional, Jenis-jenis, Syarat dan Peraturan Pemerintah  

Untuk mengetahui apakah produksi ASI mencukupi kebutuhan bayi atau tidak dapat digunakan beberapa patokan yaitu :

1. ASI yang banyak dapat merembes ke luar melalui putting

2. Sebelum disusukan payudara terasa tegang

3. Berat badan naik dengan memuaskan sesuai dengan umur, yaitu 700 g/bulan pada 3 bulan pertama, 600 g/bulan pada 3 bulan kedua dan 400 g/bulan pada 3 bulan ketiga

4. Setelah menyusu bayi akan tertidur/tenang selama 3-4 jam

5. Bayi kencing lebih sering, sekitar 8 kali sehari

Gangguan proses pemberian ASI pada prinsipnya berakar pada kurangnya pengetahuan, rasa percaya diri, kurangnya dukungan keluarga, serta isu negative yang ditiupkan oleh teman sebaya. Keadaan itu didukung dengan gencarnya promosi susu formula menimbulkan keenganan ibu menyusui anaknya.

Posting Komentar untuk "ASI dan Kebutuhan Gizi Bayi, Kandungan Zat Anti Infeksi dalam ASI"