Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Infeksi Chlamidya Trachomatis (C.trachomatis), Penyakit Menular lewat Hubungan Seksual


Chlamydia Trachomatis


Infeksi Chlamidya Trachomatis (C.trachomatis) pada banyak negara merupakan penyebab utama infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Dalam bidang infeksi menular seksual C. trachomatis dapat merupakan penyebab uretritis, servisitis, endometritis, salpingitis, perihepatitis epididimitis, limfogranuloma venerium dan seterusnya.

Baca juga : Pengertian Hati, Fungsi Utama Metabolik dan Imunologis, Mensekresikan Empedu dan Darah  

Infeksi C. trachomatis sampai saat ini masih merupakan problematik karena keluhan ringan, kesukaran fasilitas diagnostik, mudah menjadi kronis dan residif, serta mungkin menyebabkan komplikasi yang serius, seperti infertilitas dan kehamilan ektopik. Selain itu bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi mempunyai resiko untuk menderita konjungtivitis dan atau pneumonia.) Beberapa penelitian menunjukkan meningkatnya risiko kehamilan dan persalinan pada ibu dengan infeksi klamidia, misalnya dapat menimbulkan abortus, kematian janin, persalinan preterm, pertumbuhan janin terhambat, ketuban pecah dini, serta endometritis paska aborsi. 

Bayi yang lahir per vaginam dari ibu dengan infeksi Chlamydia 20-50% dapat mengalami konjungtivitis inklusi dalam 2 minggu pertama kehidupannya. Pneumonia dapat terjadi pada usia 3-4 bulan dengan prevalensi 10 (Ahmad, 2007) Selain itu, dapat pula terjadi otitis media, obstruksi nasal, dan bronkiolitis. Risiko infeksi perinatal tidak terjadi bila persalinan berlangsung per abdominal kecuali bila telah terjadi ketuban pecah sebelumnya.


Diagnosis infeksi klamidia dapat ditegakkan bila sekret mukopurulen dari ostium uteri eksternum atau apusan serviks pada biakan menemukan mikroorganisme ini. Selain itu, dapat pula dilakukan pemeriksaan sitologi yang memperlihatkan adanya badan inklusi intrasel, pemeriksaan secara serologic yang menunjukkan adanya kenaikan titer antibodi, misalnya dengan ELISA, fiksasi komplemen, dan mikroimunofluoresensi. Doxycycline dan ofloxacin, yang merupakan first-line treatment pada infeksi chlamydia adalah kontraindikasi pada kehamilan. 


Obat yang direkomendasikan adalah azitrhromycin 1 gram per oral dosis tunggal atau amoksisilin 500 mg 3 secara oral selama 7 hari. (Aziz, et al, 2007) Pengobatan infeksi Chlamydia dalam kehamilan perlu juga memperhatikan infeksi campuran dengan gonore. Bila sarana diagnostik tidak ada, kasus dengan risiko tinggi perlu mendapat pengobatan dengan eritromisin 500 mg secara oral 4 kali sehari selama 7 hari atau eritromisin 250 mg secara oral 4 kali sehari selama 14 hari. Pencegahan terhadap ophthalmia neonatorum perlu dilakukan dengan memberikan salep mata eritromisin (0,5%), atau tetrasiklin (1%) segera setelah bayi lahir.

Posting Komentar untuk "Infeksi Chlamidya Trachomatis (C.trachomatis), Penyakit Menular lewat Hubungan Seksual"