Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penyakit Degeneratif, Pengertian dan 8 Jenis Penyakit karena Faktor Penuaan



Penyakit degeneratif adalah penyakit yang mengiringi proses penuaan.

Dari sekian jenis tersebut beberapa diantaranya yang sangat ditakuti dan kerap dijumpai adalah penyakit jantung, diabetes, stroke, alzeheimer dan parkinson yang merupakan penyebab kematian nomor satu pada orang dewasa. Penyakit jantung, stroke, dan penyakit periferal arterial merupakan penyakit yang mematikan. Diseluruh dunia jumlah penyakit ini terus bertambah. Ketiga kategori penyakit ini tidak lepas dari gaya hidup yang kurang sehat yang banyak dilakukan seiiring dengan berubahnya pola hidup.

Degeneratif merupakan proses berkurangnya fungsi sel saraf secara bertahap tanpa sebab yang diketahui. Kondisi ini berakibat pada sel saraf yang sebelumnya berfungsi normal menjadi lebih buruk sehingga tak berfungsi sama sekali. Penyakit seperti itu menunjukkan adanya penurunan daya tahan sel saraf dan mengakibatkan kematian sel lebih cepat.

Pada masa sekarang, penyakit yang paling berbahaya bukan lagi penyakit yang berpunca daripada kuman atau jangkitan virus. Sebaliknya, ia adalah penyakit kronik degeneratif yang berpunca daripada kerosakan dan degeneratif sel secara berkumpulan dalam badan manusia.

Baca juga : Apakah Pengertian Manajemen Keuangan Sekolah dan Pendidikan?

Penyakit degeneratif seringkali tidak terdeteksi, karena terjadinya penyakit sebelum diaknosa ditegakan membutuhkan waktu yang lama. Penyakit degeneratif biasanya terjadi pada orang yang berusia di atas 40 tahun. Sehingga morbiditas dan mortalitas dini terjadi pada kasus yang tidak terdeteksi. Penelitian lain menyatakan bahwa dengan adanya urbanisasi penyakit degeratif meningkat karena terjadi perubahan pola makan dan aktivitas sehari – hari. Faktor resiko yang berubah secara epidemiologik dipe rkirakan adalah bertambahnya usia, lebih banyak dn lebih lamanya obesitas, distribusi lemak tubuh, kurangnya aktivitas jasmani dan faktor – faktor pendorong yang lain sekarang ini ada kecendrungan bahwa pen yakit degeneratif meningkatkan peranan sebagai penyebab kematian.

Penyakit degeneratif adalah penyakit yang mengiringi proses penuaan penyakit ini terjadi seiring bertambahnya usia. Penyakit degeneratif merupakan istilah yang secara medis digunakan untuk menerangkan adanya suatu proses kemunduran fungsi sel saraf tanpa sebab yang diketahui, yaitu dari keadaan normal sebelumnya ke keadaan yang lebih buruk. Penyebab penyakit sering tidak diketahui, termasuk diantaranya kelompok penyakit yang dipengaruhi oleh faktor genetik atau paling sedikit terjadi pada salah satu anggota keluarga (faktor familial) sehingga sering disebut penyakit heredodegeneratif.

Cowers tahun 1902 menekankan adanya istilah abiotrophy untuk penyakit seperti tersebut di atas yang artinya menunjukkan adanya penurunan daya tahan sel neuron dan mengakibatkan kematian dini. Konsep di atas mewujudkan hipotesa bahwa proses penuaan (usia) dan penyakit degeneratif dari sel mempunyai proses dasar yang sama.

Ada beberapa penyakit yang dahulu dimasukkan ke dalam penyakit degeneratif, tetapi sekarang diketahui mempunyai suatu dasar gangguan metabolik, toksik dan nutrisi (defisiensi zat tertentu) atau disebabkan suatu slow virus. Dengan berkembangnya ilmu, memang banyak penyakit yang dulu penyebabnya tidak diketahui akhirnya diketahui sehingga tidak termasuk penyakit degeneratif. Sedangkan penyakit yang penyebabnya tidak diketahui dan mempunyai kesamaan dimana terdapat disintegrasi yang berjalan progresif lambat dari sistem susunan saraf dimasukkan ke dalam golongan ini. Istilah yang agak membingungkan yaitu pemakaian yang tidak konsisten dari istilah atrofi dan degeneratif, dua istilah ini digunakan pada penyakit degeneratif. Spatz mengatakan bahwa gambarannya secara histopatologis berbeda. Atrofi gambaran khasnya berupa proses pembusukan dan hilangnya neuron dan tidak dijumpai produk degeneratif, hanya jarak antar sel yang melebar dan terjadi fibrous gliosis. Degeneratif menunjukkan proses yang lebih cepat dari kerusakan neuron, mielin dan jaringan dengan akibat timbulnya produk-produk degeneratif dan reaksi fagositosis yang hebat dan gliosis selular. Jadi perbedaan atrofi dan proses degeneratif yaitu pada kecepatan terjadinya dan tipe kerusakannya. Banyak penyakit yang merupakan proses degeneratif ternyata diketahui kemudian penyebabnya adalah proses metabolik. Tetapi ternyata pada kejadian atrofi, ada beberapa yangdasarnya adalah gangguan metabolik juga.

Penyakit degeneratif sangat banyak jenisnya. Berbagai referensi menyebutkan lebih dari 50 jenis penyakit degeneratif. Berikut adalah beberapa jenis penyakit degeneratif yang berhubungan dengan konsumsi makanan atau zat gizi tertentu:

1. Obesitas

Adalah kelebihan berat badan dari berat badan ideal/normal dengan standar BMI/IMT (Index Massa Tubuh) > 30 kg/m2.

Pencegahan Obesitas:

a. Gizi : Kurangi konsumsi makanan tinggi lemak dan gula.

b. Hindari konsumsi alkohol berlebihan.

c. Hindari stress/depresi/frustrasi/kebosanan

d. .Berolahraga secara teratur : lakukan latihan aerobik minimal 30 menit per hari, selama 3 kali seminggu ; tingkatkan aktivitas fisik misalnya jalan kaki ke kantor, naik tangga di dalam kantor.

e. Stop merokok.

2. Kolesterol. 

Dalam tubuh terdapat lemak terdiri dari kolesterol jahat yang biasa disebut LDL (Low Density Lipoprotein) dimana lemak ini dapat menempel pada pembuluh darah. Sedangkan kolesterol baik yang dikenal dengan HDL (High Density Lipoprotein) merupakan lemak yang dapat melarutkan kandungan LDL dalam tubuh. Kolesterol normal dalam tubuh adalah 160-200 mg, maka penumpukan kandungan LDL harus dicegah agar tetap dalam keadaan normal.

3 Penyakit Jantung. 

Paling sering adalah penyakit jantung koroner (PJK). Koroner adalah arteri-arteri yang melingkari jantung seperti mahkota (crown/coroner) yang berfungsi menyuplai nutrisi dan oksigen bagi otot jantung. PJK timbul jika 1 atau lebih arteri koroner mengalami penyempitan akibat penumpukan kolesterol dan komponen lain (pembentukan plak) pada dinding pembuluh darah (aterosklerosis). Akibat aliran darah terganggu, maka akan timbul nyeri atau rasa tidak nyaman di dada (angina), terutama selama olahraga dimana otot jantung banyak membutuhkan oksigen. Proses aterosklerosis dapat mulai terbentuk mulai usia anak-anak, sehingga pencegahan PJK harus diperhatikan sejak dini. Tanda-tanda awal PJK antara lain adalah hipertensi dan kolesterol tinggi.


 
4. Osteoporosis. 

Kalsium merupakan unsur pembentuk tulang dan gigi. Maka, agar kepadatan tulang terus terjaga, penting untuk mengkonsumsi kalsium yang banyak terdapat dalam susu. Sayangnya, seiring bertambahnya usia, kemampuan untuk menyerap kalsium semakin berkurang. Maka, sebaiknya Anda membiasakan diri atau anak Anda untuk minum susu setiap hari sejak usia dini. Karena penyebab osteoporosis adalah kurangnya asupan kalsium pada usia muda.

Kaum muda, seringkali mereka berpikir tidak perlu lagi mengkonsumsi susu yang dianggap sebagai makanan anak kecil. Atau karena berpikir tulang tidak dapat tumbuh lagi sehingga mereka enggan minum susu. Memang, pada umumnya tulang berhenti tumbuh saat usia 16-18 tahun, tetapi bukan berarti kita tidak perlu lagi memperhatikan kesehatan tulang, karena fungsi tulang sangat penting bagi tubuh.

Kalsium yang dibutuhkan tiap orang berbeda, bergantung pada berat badan dan aktivitas yang dijalankan. Pada ibu hamil dan menyusui, kalsium yang dibutuhkan lebih banyak. Tabel berikut akan menjelaskan jumlah kalsium yang dibutuhkan berdasarkan usia.

Baca juga : Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan Sekolah dan Pendidikan  

Satu gelas susu mengandung sekitar 500 mg kalsium. Kalsium tidak hanya terdapat pada susu, makanan lain seperti ikan teri, sup tulang, sayuran hijau seperti bayam dan kacang-kacangan adalah salah satu sumber dari kalsium. Karena kalsium tidak dapat dihasilkan tubuh kita, maka penting untuk minum susu dan mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium.

5. Stroke. 

Terjadi saat aliran darah ke otak terganggu atau berkurang secara hebat, sehingga otak tidak mendapat oksigen dan makanan. Stroke terbagi terbagi menjadi dua:

a. Stroke Iskemik, disebabkan kurangnya aliran darah ke otak karena sumbatan pada pembuluh darah otak. Merupakan jenis stroke yang paling banyak dijumpai (80%).

b. Stroke Hemoragik, disebabkan pecahnya pembuluh darah dalam otak, darah yang berkumpul dalam jaringan otak menyebabkan penekanan dan kerusakan sel otak.

Tanda dan Gejala (berlangsung mendadak), berikut adalah tanda dan gejalanya:

a. Baal, lemah atau lumpuh di wajah, kaki atau tangan, biasanya pada satu sisi badan .

b. Sulit berbicara atau memahami pembicaraan (afasia).

c. Penglihatan buram, terganggu atau pandangan ganda

d. Kehilangan keseimbangan atau koordinasi badan

e. Sakit kepala hebat, dapat disertai leher kaku, nyeri wajah, nyeri di daerah antara kedua mata, muntah atau gangguan kesadaran

f. Gangguan daya ingat, orientasi atau persepsi

Pencegahan stroke:

a. Hindari atau kendalikan faktor risiko di atas.

b. Diet sehat untuk otak

c. Banyak makan buah dan sayur, yang banyak mengandung kalium, folat dan antioksidan

d. Makanan kaya serat misalnya oatmeal atau kacang

e. Makanan kaya kalsium

f. Kedelai, seperti tempe, miso, tahu dan susu kedelai

g. Makanan kaya asam lemak omega-3 misalnya salmon, makerel dan tuna

Faktor risiko penyakit stroke adalah:

a. Riwayat stroke dalam keluarga

b. Usia, semakin lanjut usia, semakin tinggi risiko stroke

c. Jenis kelamin, lebih banyak wanita yang meninggal akibat stroke dibandingkan dengan pria.

d. Ras, ras kulit hitam lebih tinggi risiko stroke dibandingkan ras lain.

e. Hipertensi

f. Hiperkolesterolemia

g. Merokok

h. DM

i. Obesitas, dll

6. Asam Urat

Yang dimaksud dengan asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Ini juga merupakan hasil samping dari pemecahan sel dalam darah.

Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat purin ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin tersebut berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-buahan juga terdapat purin. Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau karena penyakit tertentu.

Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh melalui feses (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.

Penderita asam urat setelah menjalani pengobatan yang tepat dapat diobati sehingga kadar asam urat dalam tubuhnya kembali normal. Tapi karena dalam tubuhnya ada potensi penumpukan asam urat, maka disarankan agar mengontrol makanan yang dikonsumsi sehingga dapat menghindari makanan yang banyak mengandung purin.

a. Gejala Asam Urat

1) Kesemutan dan linu

2) Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur.

3) Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi.

b. Solusi Mengatasi Asam Urat.

1. Melakukan pengobatan hingga kadar asam urat kembali normal. Kadar normalnya adalah 2.4 hingga 6 untuk wanita dan 3.0 hingga 7 untuk pria.

2. Kontrol makanan yang dikonsumsi.

3. Banyak minum air putih. Dengan banyak minum air putih, kita dapat membantu membuang purin yang ada dalam tubuh.

c. Makanan yang Dihindari (mengandung banyak purin).

1) Lauk pauk seperti jeroan, hati, ginjal, limpa, babat, usus, paru dan otak.

2) Makanan laut seperti udang, kerang, cumi, kepiting.

3) Makanan kaleng seperi kornet dan sarden.

4) Daging, telur, kaldu atau kuah daging yang kental.

5) Kacang-kacangan seperti kacang kedelai (termasuk hasil olahannya seperti tempe, tauco, oncom, susu kedelai), kacang tanah, kacang hijau, tauge, melinjo, emping.

6) Sayuran seperti daun bayam, kangkung, daun singkong, asparagus, kembang kol, buncis.

7) Buah-buahan seperti durian, alpukat, nanas, air kelapa.

8) Minuman dan makanan yang mengandung alkohol seperti bir, wiski, anggur, tape, tuak.

Baca juga : Anak Anda Cengeng dan Mudah Menangis? Begini Solusinya!   

7. Hipertensi

Sebelum membahas mengenai tekanan darah tinggi atau hipertensi, ada baiknya Anda mengenal terlebih dahulu tentang tekanan darah. Tekanan darah yaitu tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya terdapat dua angka yang akan disebut oleh dokter. Misalnya dokter menyebut 140-90, maka artinya adalah 140/90 mmHg. Angka pertama (140) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung atau pada saat jantung berdenyut atau berdetak, dan disebut tekanan sistolik atau sering disebut tekanan atas. Angka kedua (90) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastolik atau sering juga disebut tekanan bawah.

Jika pembuluh dara menyempit, maka tekanan darah di dalam pembuluh darah akan meningkat. Selain itu, jika jumlah darah yang mengalir bertambah, tekanan darah juga akan meningkat.

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang memiliki tekanan darah tinggi. Ada faktor penyebab tekanan darah tinggi yang tidak dapat dikendalikan. Ada juga yang dapat di kendalikan sehingga bisa mengatasi penyakit darah tinggi. Beberapa faktor tersebut antara lain:

a. Keturunan

Faktor ini tidak bisa di kendalikan. Jika seseorang memiliki orang-tua atau saudara yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar identik daripada yang kembar tidak identik. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah tekanan darah tinggi.

b. Usia

Faktor ini tidak bisa di kendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya usia seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Gaya hipup sehat di anjurkan untuk mengurangi resiko.

c. Garam

Faktor ini bisa di kendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka yang berkulit hitam.

d. Kolesterol

Faktor ini bisa di kendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah, dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat.

e. Obesitas / Kegemukan

Faktor ini bisa di kendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah tinggi.

f. Stres

. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat memicu tekanan darah tinggi. Faktor ini bisa di kendalikan.

g. Rokok

Faktor ini bisa di kendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang akan memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah.

h. Kafein

Faktor ini bisa di kendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun minuman cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.

i. Alkohol

Faktor ini bisa di kendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan juga menyebabkan tekanan darah tinggi.

j. Kurang Olahraga

Faktor ini bisa di kendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan tekanan darah tinggi Anda namun jangan melakukan olahraga yang berat jika Anda menderita tekanan darah tinggi.

Untuk mencegah penyakit hipertensi ini adalah dengan mengendalikan penyebab. Adapun pencehgahan yang berhubungan dengan makanan adalah urangi konsumsi garam dalam makanan, konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium. Kalium, magnesium dan kalsium mampu mengurangi tekanan darah tinggi, makan sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang, tomat, wortel, melon, dan jeruk, kendalikan kadar kolesterol, kendalikan diabetes.



8. Penyakit Diabetes Mellitus (DM)

Diantara penyakit degeneratif, diabetes mellitus (DM) adalah salah satu di antara penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya di masa datang. WHO menaksir bahwa lebih dari 180 juta orang di seluruh dunia mengidap penyakit diabetes melitus. Diperkirakan 1,1 juta orang-orang meninggal akibat diabetes pada tahun 2005.

Baca juga : Belajar Jadi Pebisnis Sejati dari Junaidi Abdillah  

Hampir 80% kematian diabetes terjadi di negara-negara yang mengalami peningkatan kemakmuran akibat dari peningkatan pendapatan perkapita dan perubahan gaya hidup terutama di kota-kota besar menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit diabetes melitus. Hampir separuh kematian diabetes terjadi pada penduduk yang berusia di bawah 70 tahun, 55% diantaranya adalah wanita.

Di Indonesia peningkatan jumlah penderita diabetes melitus bahkan lebih cepat dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya. WHO menyimpulkan bahwa di Indonesia, penderita diabetes melitus menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk, sedangkan urutan diatasnya India, China dan Amerika Serikat. Beberapa penelitian di Bali, 2005 menunjukkan bahwa insiden DM di masyarakat mencapai lebih dari 13,5% dan diperkirakan jumlah ini akan terus meningkat seiring dengan perubahan gaya hidup dan pola makan masyarakat. Temuan tersebut semakin membuktikan bahwa penyakit diabetes mellitus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sangat serius (Depkes.go.id, 2005).

Terdapat dua jenis penyakit diabetes melitus yaitu diabetes melitus tipe 1 (insulin-dependent diabetes mellitus) yaitu kondisi defisiensi produksi insulin oleh pankreas. Kondisi ini hanya bisa diobati dengan pemberian insulin. Diabetes melitus tipe-2 (non-insulin-dependent diabetes mellitus) yang terjadi akibat ketidakmampuan tubuh untuk berespons dengan wajar terhadap aktivitas insulin yang dihasilkan pankreas (resistensi insulin), sehingga tidak tercapai kadar glukosa yang normal dalam darah. Diabetes melitus tipe-2 ini lebih banyak ditemukan dan diperkirakan meliputi 90% dari semua kasus diabetes di seluruh dunia (Depkes.go.id, 2005).

Diabetes tidak bisa disembuhkan, namun bisa dikendalikan, dengan rajin mengontrol kadar gula darah. Kontrol yang ketat ini bisa mencegah terjadinya komplikasi pada pasien diabetes. Penyakit diabetes melitus dapat dihindari apabila setiap individu melakukan tindakan pencegahan, antara lain mengetahui faktor-faktor risiko yang dapat menimbulkan penyakit diabetes yaitu faktor risiko yang dapat dimodifikasi, diantaranya obesitas, merokok, stres, hipertensi dan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, yaitu usia di atas 45 tahun keatas, faktor keturunan, ras, riwayat menderita diabetes gestasional, pernah melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4,5 kg dan jenis kelamin.

Namun dalam hal ini, khususnya di Indonesia, faktor risiko terbesar penyebab diabetes adalah obesitas (Depkes.go.id, 2005). Analisis yang dilakukan di Jakarta melihat adanya korelasi yang bermakna antara obesitas dengan kadar gula darah. Obesitas secara tersendiri tidak sampai menimbulkan diabetes, walaupun jelas dapat menaikkan kadar gula darah. Mekanisme hubungan antara obesitas sebagai faktor risiko diabetes, sampai saat ini masih belum jelas benar. Yang sudah diketahui adalah bahwa diabetes melitus mempunyai etiologi multifaktorial dengan obesitas sebagai salah satu faktornya (Sarwono, 1996).

Faktor risiko kedua yang dapat dimodifikasi yaitu merokok. Merokok merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia karena merokok dapat menimbulkan kematian. Bila pada tahun 2000 hampir 4 juta orang meninggal akibat merokok, maka pada tahun 2010 akan meningkat menjadi 7 dari 10 orang yang akan meninggal karena merokok. Di Indonesia, 70% penduduknya adalah perokok aktif. Dilihat dari sisi rumah tangga, 57 persennya memiliki anggota yang merokok yang hampir semuanya merokok di dalam rumah ketika bersama anggota keluarga lainnya. Artinya, hampir semua orang di Indonesia ini merupakan perokok pasif (Depkes.go.id, 2005)..

Faktor risiko ketiga yang dapat dimodifikasi yaitu stres. Stres memang faktor yang dapat membuat seseorang menjadi rentan dan lemah, bukan hanya secara mental tetapi juga fisik. Penelitian terbaru membuktikan komponen kecemasan, depresi dan gangguan tidur malam hari adalah faktor pemicu terjadinya penyakit diabetes khususnya di kalangan pria. Para ahli dari Karolinska Institute Swedia menemukan, pria yang memiliki tingkat stres psikologisnya tinggi tercatat memiliki risiko dua kali lipat menderita diabetes tipe-2 dibandingkan mereka yang tingkat stres psikologisnya rendah.

Faktor keempat adalah hipertensi. Di Amerika telah meneliti hubungan antara tekanan darah dengan diabetes tipe 2 dan menemukan bahwa wanita yang memiliki tekanan darah tinggi berisiko 3 kali terkena diabetes dibandingkan dengan wanita yang memiliki tekanan darah rendah. Dari beberapa studi ditemukan adanya hubungan yang erat antara hipertensi dengan diabetes tipe 2, namun hanya ada sedikit infomasi mengenai hubungan antara tingkat tekanan darah dan diabetes tipe 2 yang terjadi sesudahnya. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa wanita yang memiliki hipertensi, berisiko 3 kali lipat menjadi diabetes dibandingkan dengan wanita yang memiliki tekanan darah optimal (Escardio, 2007).

Baca juga : Tips Merintis Usaha Online dari Bawah atau dari Nol  

Pencegahan primer adalah pencegahan terjadinya diabetes melitus pada individu yang berisiko melalui modifikasi gaya hidup (pola makan sesuai, aktivitas fisik, penurunan berat badan) dengan didukung program edukasi yang berkelanjutan. Meskipun program ini tidak mudah, tetapi sangat menghemat biaya. Oleh karena itu dianjurkan untuk dilakukan di negara-negara dengan sumber daya terbatas. Sedangkan pencegahan sekunder, merupakan tindakan pencegahan terjadinya komplikasi akut maupun jangka panjang. Programnya meliputi pemeriksaan dan pengobatan tekanan darah, perawatan kaki diabetes, pemeriksaan mata secara rutin, pemeriksaan protein dalam urine program menurunkan atau menghentikan kebisaaan merokok (Depkes.go.id, 2007).

Posting Komentar untuk "Penyakit Degeneratif, Pengertian dan 8 Jenis Penyakit karena Faktor Penuaan"