Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Lambat Belajar pada Anak dan Murid Adalah : Pengertian, Penyebab, Karakteristik dan Cara Mengatasi


Pengertian Lambat Belajar


Dalam Supena dkk (2012), anak lambat belajar (slow learner) adalah anak yang memiliki potensi intelektual sedikit dibawah normal, tetapi belum termasuk tunagrahita. Biasanya memiliki IQ sekitar 70-90. Sedangkan menurut Burton dalam Sudrajat (2008), menyatakan bahwa slow learner adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf intelektual yang relatif sama.

Jadi, slow learner adalah anak dengan tingkat penguasaan materi yang rendah, padahal materi tersebut merupakan prasyarat bagi kelanjutan di pelajaran selanjutnya, sehingga mereka sering mengulang. Kecerdasan mereka memang di bawah rata-rata, tetapi mereka bukan anak yang tidak mampu, hanya saja mereka butuh perjuangan yang keras untuk menguasai apa yang diminta di kelas reguler. Keadaan ini berlangsung dari tahun ke tahun. Anak-anak seperti ini mengisi 14,1% populasi. Untuk mengatasi lambat belajar pada anak dan murid/siswa maka anda harus memahami pokok permasalahan dibawah ini.

Baca juga : Perkembangan Spiritual Peserta Didik, Pengertian dan Karakteristik Spiritual

Penyebab/Etiologi


Faktor yang mempengaruhi Slow Learner memiliki hubungan yang sangat erat dengan IQ, maka terdapat dua faktor yang mempengaruhinya:

1. Faktor Internal/Genetik/Hereditas

Intelegensi merupakan sesuatu yang diturunkan. Berdasarkan 111 penelitian yang diidentifikasi dalam suatu survey pustaka dunia tentang persamaan intelegensi dalam keluarga (Atkinson, dkk, 1983), terdapat korelasi antar IQ orangtua dan anaknya. Semakin tinggi proporsi gen yang serupa pada dua anggota keluarga, semakin tinggi korelasi rata-rata IQ mereka.

2. Faktor Eksternal/Lingkungan

Meskipun faktor genetik memiliki pengaruh yang kuat, namun lingkungan juga merupakan faktor penting. Lingkungan benar-benar menimbulkan perbedaan inteligensi. Gen dapat dianggap sebagai penentu batas atas dan bawah inteligensi atau penentu rentang kemampuan intelektual, tetapi pengaruh lingkungan akan menentukan di mana letak IQ anak dalam rentang tersebut (Atkinson, dkk, 1983). Kondisi lingkungan ini meliputi nutrisi, kesehatan, kualitas stimulasi, iklim emosional keluarga, dan tipe umpan balik yang diperoleh melalui perilaku.

3. Nutrisi 

Meliputi nutrisi selama anak dalam kandungan, pemberian ASI setelah kelahiran, dan pemenuhan gizi lewat makanan pada usia di mana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Nutrisi penting sekali bagi perkembangan otak anak.

Kualitas stimulasi dapat dilakukan dengan memperkaya lingkungan anak, sehingga dapat meningkatkan inteligensi anak. Berdasarkan penelitian Ramey, dkk (Santrock, 2007), masa pendidikan awal yang berkualitas tinggi (sampai usia lima tahun) secara signifikan akan meningkatkan inteligensi anak dari keluarga miskin.

Berikut ini adalah efek lingkungan yang berbeda terhadap IQ, berdasarkan penelitian yang dilakukan Beyley bahwa status sosial-ekonomi keluarga mempengaruhi IQ anak (Atkinson, dkk, 1983): efek lingkungan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap IQ, sehingga dapat disimpulkan bahwa individu dapat memiliki IQ sekitar 65 jika dibesarkan di lingkungan miskin, tetapi dapat memiliki IQ lebih dari 100 jika dibesarkan di lingkungan sedang atau kaya.



Karakteristik Fisik Motorik


Slow Learner sulit untuk diidentifikasi karena mereka tidak berbeda dalam penampilan luar dan dapat berfungsi secarav normal pada sebagian besar situasi. Mereka memiliki fisik yang normal, memiliki memori yang memadai, dan memiliki akal sehat. Hal-hal normal inilah yang sering membingungkan para orangtua, mengapa anak mereka menjadi slow-learner. Yang perlu diluruskan adalah walaupun slow-learner memiliki kualitas-kualitas tersebut, mereka tidak memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas sekolah sesuai dengan yang diperlukan karena keterbatasan IQ mereka.

Di sisi lain, anak-anak slow-learner juga menunjukkan kelambatan dalam mengerjakan tugas-tugas. Mereka juga menguasai keterampilan dengan lambat, beberapa kemampuan bahkan sama sekali tidak dapat dikuasai.

Karakteristik Kognitif


Dalam beberapa hal, anak slow-learner mengalami hambatan atau keterlambatan berpikir, merespon rangsangan dan adaptasi sosial, tetapi masih jauh lebih baik dibanding dengan yang tuna-grahita, lebih lambat dibanding yang normal, mereka butuh waktu yang lebih lama dan berulang-ulang untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas akademik maupun non-akademik, dan karenanya memerlukan pelayanan pendidikan khusus.

Beberapa ciri kognitif lainnya adalah sebagai berikut:

  • Berfungsinya kemampuan kognisi, hanya saja di bawah level normal.
  • Memiliki kesulitan dalam mengikuti petunjuk-petunjuk yang memiliki banyak langkah.
  • Hanya memiliki sedikit strategi internal, seperti kemampuan organisasional, kesulitan dalam belajar dan menggeneralisasikan informasi.
  • Nilai-nilai yang biasanya kurang bagus dalam tes prestasi belajar.
  • Memiliki daya ingat yang memadai, tetapi mereka lambat dalam mengingat.

Karakteristik Sosial Emosi


Anak-anak slow-learner biasanya memiliki self-image yang buruk. Salah satu penyebabnya adalah prestasi belajar mereka yang rendah. Mereka cenderung tidak matang dalam hubungan interpersonal, karena keterbatasannya yang tidak memperhatikan saat ini dan tidak memiliki tujuan yang panjang.

Baca juga : Aspek Perkembangan Moral pada Fase Perkembangan Anak Prasekolah dan Sekolah  

Mereka biasanya mengalami hambatan dalam merespon rangsangan adaptasi sosial. Anak-anak seperti ini biasanya membutuhkan waktu belajar yang lebih lama dibandingkan dengan anak lain, perlu diperbanyak latihan daripada hapalan dan pemahaman, menuntut digunakannya media pembelajaran yang variatif, perlu diperbanyak kegiatan remedial, dan sebagai konsekuensinya perlu ketelatenan dan kesabaran guru untuk tidak terlalu cepat dalam memberikan penjelasan.

Posting Komentar untuk "Lambat Belajar pada Anak dan Murid Adalah : Pengertian, Penyebab, Karakteristik dan Cara Mengatasi"