Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ciri-ciri Pubertas Anak Laki-laki dan Perempuan dan Hubungan dengan Kenakalan Remaja



Masa remaja erat kaitannya dengan kenakalan remaja. Masa remaja secara umum merupakan masa peralihan atau transisi dari masa anak-anak ke masa remaja. Sebenarnya kenakalan remaja itu timbul akibat dari ketidakmampuan anak dalam menghadapi tugas perkembangan remaja yang harus dipenuhinya. Pada masa remaja banyak sekali perubahan yang terjadi pada diri anak, baik segi psikis maupun fisiknya. Dalam segi psikis bayak teori-teori perkembangan yang memaparkan ketidakselarasan, gangguan emosi dan gangguan perilaku sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja karena perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan pada lingkungan. Jika tidak diwaspadai, perubahan-perubahan psikis yang terjadi sebagai tugas perkembangan remaja itu akan berdampak negatif pada remaja.

Baca juga : Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan, Klasifikasi Garapan dan Bentuk Modal        

Kenakalan remaja bukanlah merupakan suatu masalah yang baru muncul kepermukaan, tetapi masalah ini sudah ada sejak berabad-abad yang lampau dan menjadi persoalan yang aktual hampir di semua negara-negara di dunia, termasuk di Indonesia, dan masalah ini bukan hanya terjadi di wilayah perkotaan bahkan sekarang sampai ke wilayah pedesaan. Kenakalan remaja adalah suatu perbuatan yang melanggar norma, aturan atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau transisi masa anak-anak dan dewasa. 

Kenakalan remaja meliputi semua perilaku menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh para remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang disekitarnya. Anak-anak remaja sekarang sudah banyak memperlihatkan prilaku yang kurang baik, seperti merokok, mencuri uang milik orang tua mereka, bahkan ada yang lebih buruk lagi mereka mulai mengenal dunia narkoba serta dunia seks. Sungguh disayangkan perilaku anak bangsa yang seperti itu kalau hal ini dibiarkan tentu akan mengancam masa depan Bangsa dan Negara khususnya masa depan generasi muda dan remaja.

Kenakalan remaja makin hari juga makin menunjukkan kenaikan jumlah dalam kualitas kejahatan dan peningkatan dalam kegarangan serta kebengisannya yang dilakukan dalam aksiaksi kelompok. Gejala ini akan terus-menerus berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi,industrialisasi dan urbanisasi. Dalam penelitian sebelumnya dari Laporan "United Nations Congress on the Prevention of Crime and the Treatment of Offenders" yang bertemu di London pada 1960 menyatakan adanya kenaikan jumlah juvenile delinquency (kejahatan anak remaja) dalam kualitas kejahatan,dan peningkatan kegarangan serta kebengisannya yang lebih banyak dilakukan dalam aksi-aksi kelompok daripada tindak kejahatan individual (Minddendorff, 1960 dalam Kartini Kartono : 2014). 

Dari hasil penelitian ditemukan bahwasalah satu penyebab timbulnya kenakalan remaja adalah kurang berfungsinya peran orang tua sebagai teladan bagi anak-anak mereka. Suasana dalam keluarga yang menimbulkan rasa tidak nyaman bagi anak juga menjadi salah satu penyebabnya , termasuk perceraian kedua orang tua mereka. Seringkali mereka melakukan kejahatan dikarenakan mereka merasa tidak diperhatikan oleh orang tuanya yang terlalu sering bekerja tanpa memperhatikan perkembangan anak.

Salah satu faktor yang diyakini oleh masyarakat untuk dapat membendung dan mengurangi resiko negatif dari perkembangan pada masa remaja adalah dengan memberikan pendidikan agama dan menanamkan nilai-nilai agama pada anak sejak kecil. Perkembangan agama pada masa anak, terjadi melalui pengalaman hidupnya sejak kecil, dalam keluarga, di sekolah dan dalam lingkungan.

Di samping pemahaman terhadap ajaran agama, orang tua dalam mendidik dan mengasuh anak pun harus mengerti dasar-dasar pendidikan. Menurut Zakiah Daradjat apabila pendidikan dan perlakuan yang diterima oleh si anak sejak kecil merupakan sebab-sebab pokok dari kenakalan anak-anak, maka setiap orang tua haruslah mengetahui dasar-dasar pengetahuan, minimal tentang jiwa si anak dan pokok-pokok pendidikan yang harus dilakukan dalam menghadapi bermacam-macam sifat si anak.

Untuk membekali orang tua dalam menghadapi persoalan anak-anaknya yang dalam umur remaja, orang tua perlu pengertian sederhana tentang. Ciri-ciri psikologi remaja:

Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi. Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat. Di lain pihak ada remaja yang tidak memiliki hubungan yang harmonis dalam keluarga, kelompok bermain, pengaruh media masa, hingga proses pendidikan berjalan tidak normal. Berbagai masalah,misalnya, dalam hal pelanggaran moral atau peraturan yang berlaku serta kejahatan. Bila individu ini sulit dikendalikan, maka individu itu dapat disebut sebagai remaja yang nakal. masyarakat. Semakin banyak pengalaman yang bersifat agama, (sesuai dengan ajaran agama) dan semakin banyak unsur agama, maka sikap, tindakan, kelakuan dan caranya menghadapi hidup akan sesuai dengan ajaran agama.


Menurut M. Arifin penanggulangan kenakalan remaja dapat dibagi dalam pencegahan yang bersifat umum dan pencegahan yang bersifat khusus. Remaja perlu diperhatikan masa perkembangannya agar dapat melakukan pembimbingan yang tepat agar terhindar dari kenakalan remaja. 

Baca juga : Fungsi Administrasi Pendidikan, Langkah Perencanaan, Ciri-ciri dan Syarat-syaratnya

Remaja dalam perkembangan umurnya akan mengalami periode perkembangan fisik dan psikis sebagai berikut:

1. Masa Pra-pubertas (12 - 13 tahun)

2. Masa pubertas (14 - 16 tahun)

3. Masa akhir pubertas (17 - 18 tahun)

4. Dan periode remaja Adolesen (19 - 21 tahun)


Ciri-ciri Pubertas Anak Laki-laki dan Perempuan Masa pra-pubertas (12 - 13 tahun)


Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja. Pada anak perempuan, masa ini lebih singkat dibandingkan dengan anak laki-laki. Pada masa ini, terjadi perubahan yang besar pada remaja, yaitu meningkatnya hormon seksualitas dan mulai berkembangnya organ-organ seksual serta organ-organ reproduksi remaja. Di samping itu, perkembangan intelektualitas yang sangat pesat jga terjadi pada fase ini. Akibatnya, remajaremaja ini cenderung bersikap suka mengkritik (karena merasa tahu segalanya), yang sering diwujudkan dalam bentuk pembangkangan ataupun pembantahan terhadap orang tua, mulai menyukai orang dewasa yang dianggapnya baik, serta menjadikannya sebagai "hero" atau pujaannya. Perilaku ini akan diikuti dengan meniru segala yang dilakukan oleh pujaannya, seperti model rambut, gaya bicara, sampai dengan kebiasaan hidup pujaan tersebut. Tapi, pada saat yang sama, mereka juga butuh pertolongan dan bantuan yang selalu siap sedia dari orang tuanya, jika mereka tidak mampu menjelmakan keinginannya. Pada saat ini adalah saat yang kritis. Jika orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan psikisnya untuk mengatasi konflik yang terjadi saat itu, remaja akan mencarinya dari orang lain.

Tetapi perhatian seolah-olah orang tua mengerti bahwa masalah itu berat sekali bagi remajanya, akan terekam dalam otak remaja itu bahwa orang tuanya adalah jalan keluar ang terbaik baginya. Ini akan mempermudah orang tua untuk mengarahkan perkembangan psikis anaknya.

Ciri-ciri Pubertas Anak Laki-laki dan Perempuan Masa pubertas (14 - 16 tahun)


Masa ini disebut juga masa remaja awal, dimana perkembangan fisik mereka begitu menonjol. Remaja sangat cemas akan perkembangan fisiknya, sekaligus bangga bahwa hal itu menunjukkan bahwa ia memang bukan anak-anak lagi. Pada masa ini, emosi remaja menjadi sangat labil akibat dari perkembangan hormon-hormon seksualnya yang begitu pesat. Keinginan seksual juga mulai kuat muncul pada masa ini. Pada remaja wanita ditandai dengan datangnya menstruasi yang pertama, sedangkan pada remaja pria ditandai dengan datangnya mimpi basah yang pertama.

Perasaan sosial remaja di masa ini semakin kuat, dan mereka bergabung dengan kelompok yang disukainya dan membuat peraturan- peraturan dengan pikirannya sendiri.

Ciri-ciri Pubertas Anak Laki-laki dan Perempuan Masa akhir pubertas (17 - 18 tahun)


Pada masa ini, remaja yang mampu melewati masa sebelumnya dengan baik, akan dapat menerima kodratnya, baik sebagai laki-laki maupun perempuan. Mereka juga bangga karena tubuh mereka dianggap menentukan harga diri mereka. Masa ini berlangsung sangat singkat. Pada remaja putri, masa ini berlangsung lebih singkat daripada remaja pria, sehingga proses kedewasaan remaja putri lebih cepat dicapai dibandingkan remaja pria.

Baca juga : Prinsip-prinsip Operasional Bimbingan dan Konseling di Lembaga Konseling  

Ciri-ciri Pubertas Anak Laki-laki dan Perempuan Periode remaja Adolesen (19 - 21 tahun)


Pada periode ini umumnya remaja sudah mencapai kematangan yang sempurna, baik segi fisik, emosi, maupun psikisnya. Mereka akan mempelajari berbagai macam hal yang abstrak dan mulai memperjuangkan suatu idealisme yang didapat dari pikiran mereka. Mereka mulai menyadari bahwa mengkritik itu lebih mudah daripada menjalaninya. Sikapnya terhadap kehidupan mulai terlihat jelas, seperti cita-citanya, minatnya, bakatnya, dan sebagainya.

Posting Komentar untuk "Ciri-ciri Pubertas Anak Laki-laki dan Perempuan dan Hubungan dengan Kenakalan Remaja"