Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perkembangan Intelektual pada Masa Kanak-kanak Awal, Kognisi dan Pemrosesan Informasi


Perkembangan Intelektual pada Masa Kanak-kanak Awal


1. Perkembangan kognisi


Dunia kognitif anak-anak prasekolah ialah kreatif, bebas dan penuh imajinatif. Perkembangan kognitif pada masa awal anak-anak berfokus pada tahap pemikiran praoperasional Piaget, pemprosesan informasi, perkembangan bahasa, teori perkembangan Vigotsky, dan pendidikan pada masa awal anak-anak.

Baca juga : Macam dan Jenis Subdisiplin Linguistik, Fonologi, Morfologi, Morfofonologi dan Sintaksis

Tahap Pemikiran Praoperasional Piaget

Tahap praoperasional terentang antara usia 2 sampai 7 tahun. Pada tahap inilah konsep yang dibentuk stabil, penalaran mental muncul, egosentrismr mulai kuat dan kemudian lemah, serta keyakinan terhadap hal yang magis terbentuk. Pemikiran praoperasional juga mencagkup peralihan penggunaan simbol yang primitif kepada yang lebih canggih. Pemikiran praoperasional dapat dibagi menjadi 2 tahap, yaitu:

1. Subtahap Fungsi Simbolis

Menurut (Sanrtock hal: 228-229, 2002) menyatakan subtahap ini, anak-anak mengembangkan kemampuan untuk membayangkan secara mental suatu obyek yang tidak ada. Kemampuan untuk berpikir simbolis seperti ini disebut “fungsi simbolis”, dan kemampuan ini mengembangkan secara cepat dunia mental anak. Contoh: anak-anak kecil menggunakan desain corat-caret untuk menggambarkan manusia, rumah, mobil, awan dan lain-lain.

Bentuk pemikiran pada tahap praoperasional, adalah:

¨ Egosentrisme (­Egocentrism)­: suatu ciri pemikiran praoperasional anak yang menonjol. Egosentirme adalah suatu ketidakmampuan untuk membedakan antara perspektif seseorang dengan perspektif orang lain.

¨ Animisme (­animism)­: bentuk lain pemikiranpraoperasional adalah keyakinan bahwa obyek yang tidak bergerak adalah memiliki kualitas “semacam kehidupan” dan dapat bertindak.

2. Sub Tahap Pemikiran Intuitif

­­­­­­­­­­Subtahap pemikiran Intuitif adalah kedua pemikiran Praoperasional yang terjadi pada usia 4 dan 7 tahun. Pada subtahap ini, anak-anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin tahu jawaban atas semua pertanyaan. Piaget menyebut waktu ini “Intuitif” karena anak-anak berusia muda tampaknya begitu yakin tentang pengetahuan dan pemahaman mereka, tetapi belum begitu sadar darimana mereka tahu apa yang mereka ketahui itu.

Contoh: Anak-anak pada usia praoperasional jika dihadapkan dengan obyek acak yang dapat dikelompokkan bersama atas dasar dua atau lebih sifat, mereka jarang dapat menggunakan sifat ini secara konsisten untuk meyortir objek-objek kedalam kelompok-kelompok yang tepat. (Santrock, hal:231, 2002)

2. Pemprosesan Informasi


Dua keterbatasan dalam pemikiran anak-anak prasekolah ialah dalam hal perhatian dan ingatan, yakni dua bidang yang terlibat dalam cara anak kecil memproses informasi.

Perhatian

Salah satu kekurangan dalam perhatian selama tahun-tahun Prasekolah menyangkut dimensi-dimensi tersebut yang menonjol atau penting dibandingkan dengan dimensi yang relevan untuk memcahkan masalah atau mengerjakan suatu tugas dengan baik. Misalnya: suatu masalah dapat memiliki kelucuan yang menyolok dan menarik perhatian yang memberi arah bagi pemecahan suatu masalah. Setelah usia 6 aatau 7 tahun, anak prasekolah mengikuti secara lebih efisien dimensi-dimensi tugas yang relevan seperti pengarahan bagi pemecahan masalah. (santrock, hal: 234-235, 2002)

­Memori (ingatan)

Ingatan ialah suatu proses sentral dalam perkembangan kognitif anak. Ingata meliputi penyimpanan informasi terus menerus. Diantara pernyataan yang menarik perhatian, tentang ingatan tahun-tahun prasekolah ialah yang mencangkup ingatan jangka pendek. Ingatan jangka pendek ialah individu menyimpan informasi selama 15 detik hingga 30 menit, dengan asumsi tidak ada latihan atau pengulangan. (Santrock, hal:235, 2002)

Analisis Tugas

para pakar psikolog pemprosesan informasi ialah tergugah minatnya oleh kemungkinan bahwa bila tugas-tugas dibuat menarik dan sederhana, anak-anak dapat menunjukan kematangan kognitif yang lebih besar daripada yang disadari oleh Piaget. Dengan menyederhanakan masalah dan dibuat dimensi-dimensinya lebih mudah dipahami oleh anak-anak, para peneliti mendemonstrasikan bahwa anak-anak prasekolah dapat bernalar dengan silogisme. (Santrock, hal:236, 2002)



3. Teori Pikiran Anak


Perkembangan pengetahuan pertama adalah mengetahui bahwa pikiran itu ada. Pada anan usia 2-3 tahun, anak-anak mengembangakan pengetahuan bahwa manusia bisa “dikaitkan secara kognitif” dengan objek-objek dan peristiwa-peristiwa diluar dengan cara melihat, mendengar, menyukai, menginginkan takut akan objek dan lain sebagainya. Berdasarkan kesadaran mereka akan hubungan stimuli, keadaan mental dan perilaku, anak-anak kecil akan memiliki teori mental yang mendasar tentang tindakan manusia. Anak berusia 3 tahun, sering dapat menyimpulkan keadaan mental dan perilaku. Ketika anak-anak menggunakan bahasa spontan, mereka terkadang menjelaskan tindakan dengan cara mengacu keadaan sebab-sebab mental. Sebagai contoh: seorang anak berusia 3 tahun menjelaskan bahwa ia mengecat tangannya karena ia menganggap tangannya seperti kertas, yang memberi makna baru kepada istilah “cap jari”. (Berko, 1958 dalam Santrock, hal:238-239, 2002)

Anak-anak mengembangakan suatu pemahaman bahwa suatu pikiran dapat menjelaskan objek dan peristiwa secara akurat atau tidak akurat. Pemahaman dan keyakinan-keyakinan yang keliru biasanya muncul pada anak usia 5 tahun atau 4 tahun, tetapi tidak untuk anak berusia 3 tahun.

Akhirnya, anak-anak juga mengembangkan suatu pemahaman bahwa pikiran secara aktif menengahi interprestasi tentang kenyataan dan emosi yang dialami. Pada tahun-tahun sekolah dasar, anak-anak berubah dari memandang emosi sebagai disebabkan oleh peristiwa-peristiwa eksternal tanpa penengahan oleh keadaan internal, menjadi memandang reaksi-reaksi emosional terhadap peristiwa eksternal, pengalaman atau pengharapan-pengharapan sebelumnya. (Gneep 1989 dalam Santrock)

4. Perkembangan Bahasa dan Bicara


Pemahaman anak-anak berusia muda kadang-kadang melampaui kemampuan berbicara mereka. Banyak keganjilan bahasa anak kecil terdengar seperti kesalahan ditelinga orang dewasa. Namun, dari sudut pandang anak keil, mereka tidak salah. Mereka menggunakan cara anak kecil dalam merasakan dan memahami dunia mereka pada masa perkembanganya.

­Elaborasi Tahap-tahap Brown

­panjang rata-rata pengucapan (mean Lenght Of Utterance, MLU) merupakan indeks yang baik untuk melihat kematangan bahasa seoranganak.ia mengidentifikasikan lima tahap perkembangan bahasa seorang anak berdasarkan MLU. Aspek-aspek lain dari tahap itu meliputi rentang usia, kerakteristik dan kalimat khas. (Brown 1973, 1986 dalam Santrock)
­
Sistem Aturan

­ketika anak-anak bergerak melampaui pengucapan dua kata, ada bukti yang kuat bahwa mereka mengetahui aturan-aturan morfologi. Anak-anak mulai menggunakan kata-kata majemuk dan bentuk-bentuk possesive benda (seperti anjing dan anjingnya), menaruh akhiran yang tepat pada kata-kata kerja (seperti –s bila subjeknya ialah orang ketiga tunggal, -ed untuk past tense dan –ing untuk present progressive tense). (Santrock, hal: 238, 2002)

Kemampuan Berbicara

Pada saat anak-anak berusia 2 Tahun, mereka tidak lagi mengoceh dan tangis mereka sudah sangat berkurang. Selama masa awal kanak-kanak, mereka memiliki keinginan yang kuat untuk belajar berbicara. Hal ini disebabkan karena 2 hal yaitu berbicara merupakan sarana pokok sosialisasi dan berbicara merupakan sarana untuk memperoleh kemandirian. Untuk meningkatkan komunikasi, anakanak harus menguasai 2 tugas pokok yang merupakan unsure penting dalam belajar bicara. Pertama, mereka harus meningkatkan kemampuan untuk mengerti apa yang dikatakan orang lain dan kedua, mereka harus meningkatkan kemampuan berbicaranya sehingga dapat dimengerti orang lain.
  • Peningkatan dalam pengertian
Kemampuan mengerti sangat dipengaruhi cara anak mendengarkan apa yang dikatakan kepadanya. Mendengarkan radio dan televise ternyata sangat membantu karena mendorong anak untuk mendengarkan. Disamping itu kalau orang berbicara dengan lambat dan jelas, menggunakan kata-kata yang sekiranya dapat dimengerti juga dapat mendorong anak untuk mendengarkan dengan baik.

Baca juga : 7 Komponen Utama Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang Harus Dipenuhi Pihak Sekolah  
  • Peningkatan dalam ketrampilan berbicara
Awal masa kanak-kanak umumnya merupakan saat berkembang pesatnya penguasaan tugas pokok dalam belajar yaitu pengucapan kata-kata, menambah kosakata dan membentuk kalimat. Ada bukti bahwa anak muda belia sekarang berbicara lebih baik daripada generasi sebelumnya. Menurut McCarthy (95) hal ini disebabkan karena berkembangnya radio dan televise, semakin banyaknya kebersamaan orang tua dan anak, membaiknya kondisi ekonomi dan berkurangnya jumlah waktu anak dalam pengasuhan pengasuh berkemampuan terbatas. Bukti yang lain adalah orang tua masa kini, terutama ibu lebih banyak bicara dengan anak-anak karena ibu lebih banyak mempunyai waktu luang dan semakin banyak anak berhubungan dengan teman sebayanya.
  • Isi pembicaraan
Pada awalnya, pembicaraan anak-anak bersifat egosentris. Menjelang akhir awal masa kanak-kanak mulailah pembicaraan bersifat social dan berbicara tentang orang lain disamping dirinya sendiri, namun banyak dari pembicaraan social awal ini sebenarnya tidak bersifat social. Tetapi dengan bertambah besarnya kelompok bermain, pembicaraan anak lebih bersifat social dan tidak lagi egosentris.
  • Jumlah bicara
Awal masa kanak-kanak terkenal sebagai masa tukang ngobrol, karena sekali anak-anak dapat berbicara dengan mudah, ia tak putus-putusnya berbicara. Factor yang mempengaruhi banyaknya anak berbicara adalah intelegensi, jenis disiplin, posisi urutan, besarnya keluarga, status social ekonomi, status ras, berbahasa dua, dan penggolongan peran seks.


5. Pendidikan Masa Awal Anak-anak


Dengan meningkatnya pemahaman tentang bagaimana anak kecil berkembang dan belajar, telah muncul penekanan yang lebih besar pada pendidikan anak-anak kecil.

­Taman Kanak-anak yang berpusat pada anak

­program anak-anak sangat bervariasi. Beberapa pendekatan lebih menekankan pada perkembangan kognitifnya. Di taman anak-anak yang berpusat pada anak, pendidikan melibatkan seluruh anak dan mencakup kepedulian akan perkembangan fisik, kognitif dan sosial anak. Pembelajaran diorganisasikan sesuai dengan kebutuhan, minat-minat dan gaya belajar anak. Penekanan adalah pada proses belajar dan buka pada apa yang dipelajari.

Setiap anak mengikuti suatu pola perkembangan yang unik, dan anak-anak kecil paling baik mengikuti belajar melalui pengalaman tangan pertama (langsung) dengan manusia dan benda-benda. Bermain sangat penting dalam perkembangan total anak. Mencoba, menjelajahi, menemukan, menguji coba, menginstruksi berbicara dan mendengar adalah kata-kata yang menggambarkan program-program taman anak-anak yang bagus. Program didasarkan atas suatu keadaan yang telah berlangsung, bukan atas suatu keadaan yang akan jadi (Bellenger, 1983 dalam Santrock hal:242, 2002)

­Pengaruh Pendidikan Masa Awal Anak-anak

­menurut Clarke-Stewart dan Fein 1983 dalam Santrock hal 247, 2002) menyimpulkan bahwa anak-anak yang mengikuti prasekolah atau taman anak-anak:
  • Berinteraksi lebih bnayak denagn rekan-rekan sebayanya, secara positif mmaupun negatif
  • Kurang kooperatif dengan dan kurangresposif terhadap orang-orang dewasa dibanding anak-anak yang diasuh di rumah.
  • Lebih berkompeten dan dewasa secara lebih percaya diri, mandiri, mengekspresikan diri secara verbal, mengetahui dunia sosial, bisa menyesuaikan diri dengan keadaan sosial dan keadaan tidak menyenangkan, dan menyesuaikan diri dengan lebih baik ketika meraka masuk sekolah.
  • Kurang berkompeten secara sosial dalam arti kurang sopan, kurang tunduk terhadap tuntutan-tuntutan guru, lebih berisik, lebih agresif, dan lebih bossy, utamanya bila sekolah atau keluarga mendukung perilaku tersebut.

Posting Komentar untuk "Perkembangan Intelektual pada Masa Kanak-kanak Awal, Kognisi dan Pemrosesan Informasi"