Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sumber Daya Manusia (SDM) Syariah yang Kompeten, Pengembangan Pendidikan dan Ketersediaan Tenaga Ahli


Pengembangan Pendidikan dan Ketersediaan SDM Syariah yang Kompeten


Kemajuan pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong perkembangan kemajuan, membuka masa depan dan memberi harapan kehidupan masa yang akan datang. Hal tersebut mengakibatkan adanya berbagai keterbukaan di semua kehidupan masyarakat di dunia, sehingga menimbulkan persaingan. Barkaitan dengan hal tersebut, maka hanya negara yang memiliki sumber daya manusia berkualitas yang mampu memenangkan persaingan tersebut, karena kunci kemampuan daya saingnya adalah manusia yang berkualitas sehingga mampu menciptakan keunggulan kompetitif.

Baca juga : Pengertian dan Konsep Dasar Bank Syariah (Bank Islam) menurut Alquran dan Hadits  

Tersedianya SDM yang handal dan berkualitas merupakan kendala utama dalam pengembangan ekonomi/Bisnis Islam, mengingat tenaga terdidik dan berpengalaman dibidang ini sedikit sekali relatif sangat sedikit. Pengembangan SDM sangat perlu karena keberhasilan pengembangan Bisnis ini pada level mikro ditentukan oleh mutu manajemen serta tingkat pengetahuan dan keterampilan pengelola perusahaan. SDM dalam bisnis Islam tidak semata memerlukan persyaratan pengetahuan di bidang bisnis, tetapi juga memahami implementasi prinsip-prinsip bisnis Islam dalam praktik, serta komitmen kuat untuk menerapkannya secara konsisten. SDM yang dikembangkan adalah yang memiliki akhlaq dan kompetensi yang dilandasi oleh sifat yang dapat dipercaya (amanah), memiliki integritas yang tinggi (shiddiq), dan senantiasa membawa dan menyebarkan kebaikan (tabligh),serta memiliki keahlian dan pengetahuan yang handal (fathonah).

Urgensi Kurikulum Ekonomi Islam Setelah menyadari akan pentingnya penerapan sistem ekonomi Islam secara menyeluruh, maka pertanyaan selanjutnya adalahbagaimana memenuhi kebutuhan SDM yang memiliki kualifikasi yang memadai.Tentu dalam hal ini, peran institusi pendidikan, termasuk perguruan tinggi, beserta kurikulumnya menjadi sangat signifikan. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh perguruan tinggi, yaitu antara lain:

1. Memperbaiki dan menyempurnakan kurikulum pendidikan ekonomi, dimana sudah saatnya ada ruang bagi pengkajian dan penelaahan ekonomi Islam secara lebih mendalam dan aplikatif. Bahkan sebaiknya dibukanya jurusan ekonomi Islam secara tersendiri,di mana ilmu ekonomi Islam dikembangkan dengan memadukan pendekatan normatif keagamaan dan pendekatan kuantitatif empiris, yang disertai oleh komprehensivitas analisis.

2. Memperbanyak riset, studi, dan penelitian tentang ekonomi Islam, baik yang berskala mikro maupun makro. Ini akan memperkaya khazanah keilmuan dan literatur ekonomi Islam, sekaligus sebagai alat ukur keberhasilan penerapan sistem ekonomi Islam di Indonesia; dan yang

3. Mengembangkan networking yang lebih luas dengan berbagai institusi pendidikan ekonomi Islam lainnya, lembaga-lembaga keuangan dan non keuangan Islam, baik di dalam maupun luar negeri, seperti IDB maupun kalangan perbankan Islam di dalam negeri. Adanya kesamaan langkah ini insya Allah akan mendorong percepatan sosialisasi dan implementasi ekonomi Islam.


Baca juga : Regulasi Perbankan Syariah (Bank Islam) di Indonesia, 4 Point Penting yang Harus Dipenuhi  

Percepatan pemenuhan tenaga handal, ahli dan bermutu sesuai dengan kualifikasi bisnis Islam, tidak cukup hanya ditingkat konsentrasi pada fakultas ekonomi (hanya memilih beberapa mata kuliah saja), akan tetapi dikemasdalam bentuk ”Pendidikan Tinggi Ekonomi Islam” atau ”program studi” (akan tetapi dikemas secara utuh dan lengkap yang merupakan kurikulum dengan muatan tentang ekonomi/bisnis Islam yang terintegrasi sejak semester 1 hingga semester akhir untuk Diploma 3, Strata 1, Strata 2 dan Strata 3, mengingat ekonomi Islam bukanlah ekonomi umum yang ditambah/dilengkapi dengan syariat Islam. Sehubungan dengan diperlukan pengembangan sumber daya dalam organisasi,

Sugandha (1991: 49) mengatakan bahwa "Sumber daya organisasi mencakup; (1) Modal yang berupa uang; dan (2) Material atau bahan baku, informasi, mesin-mesin, peralatan, perlengkapan, gedung kantor, waktu dan personel. Pengembangan sumber daya pertama adalah modal berupa uang, tentu sangat masuk akal karena tanpa uang maka organisasi sulit untuk hidup apalagi berkembang, karena sebagian besar kehidupan organisasi memerlukan pembiayaan dalam bentuk modal yang cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional yang relatif besar. Pengembangan Produktivitas personil di organisasi (productivity), Kualitas produk organisasi (quality), Perencanaan sumber daya manusia (human resources planning), Semangat personil dan iklim organisasi (morale), Meningkatkan kompensasi secara tidak langsung (indirect compensation), peningkatan Kesehatan dan keselamatan kerja (health and safety), Pencegahan merosotnya kemampuan personil (obsolescence prevention), Pertumbuhan kemampuan personil (personal growth). Pendidikan dititik beratkan pada pembentukan pribadi (cipta, rasa, karsa dan percaya), pengajaran pada aspek formal pendidikan dan dan pelatihan pada jabatan. Pendidikan dan Pelatihan dari segi jabatan, pelatihan bertujuan mentransfer, membentuk dan menanam tiga nilai di dalam diri trainer: nilai tahu (T, knowledge, skill) nilai mau (B, behavior, attitude, comitment, culture) dan nilai mampu (M, capability = capacity + ability, ability = kondisi diri + sarana, prasarana dan lingkungan kerja).

Kurikulum ekonomi islam hendaknya dibuat secara komprehensif, sebagaimana layaknya kurikulum fakultas/program studi, sehingga mahasiswa memahami ekonomi Islam secara utuh, yang mencakup kaidah fikih muamalat, untuk itu perlu dilakukan beberapa hal, yaitu: Pendidikan Tinggi Ekonomi Islam (PTEI) menjalin kerjasama dengan lembaga pendidikan tinggi lain atau lembaga bisnis dalam merancang kurikulum, sehingga dapat mensinergikan antara praktik dan teori ekonomi Islam, mencari masukan dari praktisi (pengguna lulusan), pakar-pakar,peneliti, menyelenggarakan berbagai temu ilmiah, lokakarya, seminar, workshop, riset, studi banding, melengkapi dengan laboratorium, pusat kajian, jasa konsultasi, menerbitkan jurnal ataupun media komunikasi lainnya.

Pengembangan Ekonomi Islam terus diusahakan dengan melibatkan berbagai pihak baik secara individual maupun kelembagaan. Para pemikir terus mencoba menggali dan membahas sistem Ekonomi Islam secara serius dan kemudian menginformasikannya kepada masyarakat baik melalui seminar, simposium, penulisan buku maupun melalui internet serta media yang lain. Di pihak para praktisi atau pelaku binis yang relevan juga terus memperbaiki dan menerapkan sistem Ekonomi Islam sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah yang dibolehkan dalam melaksanakan bisnis mereka. Di pihak pemerintah, pengembangan Ekonomi Islam bisa dipacu dengan membuat undang-undang yang digunakan sebagai landasan formal dalam menjalankan kegiatan bisnis berdasarkan sistem Ekonomi Islam.

Baca juga : Sejarah Perbankan Syariah di Indonesia, Bank Umum Syariah dan Cabang Syariah Konvensional  

Pada tataran global, semakin banyak lembaga keuangan barat yang menawarkan berbagai produk keuangan syariah. Seperti yang dilakukan Citigroup, Deutsche Bank, HSBC, Lloyds TSB dan UBS. Namun, pesatnya perkembangan keuangan syariah tersebut tidak diikuti pertambahan jumlah sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang memadai. Dengan demikian pengembangan Ekonomi Islam diharapkan dapat sejalan antara konseptual dan praktik dalam bisnis sesuai dengan tuntunan yang ada yang pada akhirnya akan terbentuk sistem Ekonomi Islam yang betul-betul sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Syariah yang digariskan.

Posting Komentar untuk "Sumber Daya Manusia (SDM) Syariah yang Kompeten, Pengembangan Pendidikan dan Ketersediaan Tenaga Ahli"