Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Strategi Meningkatkan Daya Saing Hortikultura Indonesia Secara Signifikan


Strategi meningkatkan daya saing hortikultura Indonesia

 
Daya saing agribisnis dan agroindustri nasional, khususnya untuk dunia hortikultura, dapat ditingkatkan, diantaranya melalui pengembangan varitas baru tanaman buah, sayur atau tanaman hias di sektor hulu, dan penganeka ragaman produk baru agroindustri di sektor hilir. Pengembangan produk dan jasa agroindustri yang baru, akan berhasil bertahan di pasar global bila berbagai kiat di bawah ini dapat dilaksanakan (Gumbira-Sa’id, 2010):

(1) Mengimplementasikan kecenderungan terbaru dari pengembangan komoditas, produk dan manajemen untuk memperoleh keuntungan kompetitif, terutama dari tanaman yang khas Indonesia.

(2) Menentukan produk-produk agribisnis (buah atau sayuran segar dalam rantai dingin dan atau dikemas khusus) dan agroindustri (ragam buah dan sayuran olahan melalui pengeringan, jus, nectar atau pasta dan buah atau sayur kalengan) yang tepat bagi perusahaan Indonesia untuk dikembangkan. Buah dan sayuran unggulan Indonesia yang telah ditetapkan oleh pemerintah memerlukan penelitian dan pengembangan yang intensif dan berkelanjutan, dari aspek hulu ampai hilirnya.

Baca juga : Daun Sirih, Kandungan, Manfaat, Pemakaian dan Tanaman Kerabat  

(3) Melakukan teknik penyimpanan dingin dan penggunaan kemasan khusus bagi komoditas buah, sayur dan bunga atau tanaman hias segar, serta disain dan rekayasa proses dan pengemasan produk agroindustri buah dan sayuran olahan yang dapat meraih posisi jantung pasar yang tepat (sweet spot) di pasar global.

(4) Menemukan cara memasarkan komoditas hortikultura segar dan produk-produk hortikultura olahan dengan lebih cepat dan lebih disokong oleh sumberdaya perusahaan yang tanggap pengetahuan.

(5) Semua pemangku agribisnis dan agroindustri hortikultura secara jelas mendiskusikan, memilih dan menetapkan komoditas, produk dan jasa-jasa hortikultura Indonesia yang khas dan terintegrasi dengan pariwisata atau agrowisata, seperti yang dilakukan oleh Jepang melalui program OVOP (One Village One Product) serta Thailand melalui OTOP (One Tambon One Product).

(6) Menemukan kunci-kunci pendorong yang mampu memperkuat pembukaan pintu inovasi komoditas dan produk hortikultura Indonesia yang dapat bersaing di pasar global, misalnya untuk nenas, pepaya, semangka dan pisang, yang pasokannya selalu tersedia sepanjang tahun, dan nenas, manggis, jambu batu, rambutan dan lain-lain yang pasokan produksinya melimpah di musim panen raya.

(7) Secara tepat menggunakan tiga dimensi kunci segmentasi pasar (produk, tempat dan harga) hortikultura Indonesia dan mengupayakan menghindari kesalahan dari target segmentasi yang dituju.

(8) Secara cerdas melakukan perencanaan dan pelaksanaan proses pengembangan komoditas dan produk agroindustri hortikultura yang menjamin keberhasilan dalam waktu yang lama. Misalkan, buah Kiwi, yang asal usulnya berasal dari RR Cina, kini secara terstruktur sangat berhasil dibudidayakan, diolah dan dipasarkan ke pasar global oleh Selandia Baru.


(9) Secara yakin menggunakan berbagai metode yang tepat untuk mengorganisasikan dan mengatur tim pengembangan komoditas dan produk agroindustri hortikultura yang terpilih, misalnya melalui Riset Unggulan Buah, Sayuran atau Tanaman Hias nasional.

Baca juga : Temu kunci (Boesenbergia Rotunda), Khasiat dan Klasifikasi  

(10) Melakukan koordinasi kegiatan secara harmoni untuk secara tepat meluncurkan komoditas atau produk dan jasa baru agroindustri hortikulktura ke pasar global.

Strategi pengembangan pertanian dan perdesaan melalui sistem agribisnis dan agroindustri yang sesuai untuk hortikultura dapat dilakukan dengan cara-cara berikut (diadaptasi dari ADB, CASER dan SEARCA, 2004; dan Gumbira-Sa’id, 2010):

  • Mempercepat proses peningkatan kemampuan sumberdaya manusia dan kewirausahaan dalam bidang pertanian hortikultura (Agropreneur) melalui Inkubator Agribisnis dan Agroindustri yang mengutamakan peningkatan nilai tambah komoditas dan produk hortikultura.
  • Membentuk modal sosial melalui desentralisasi, aksi penggalangan jejaring kerjasama dan pemberdayaan masyarakat hortikultura Indonesia, misalnya seperti yang digalang di Jawa Barat dalam gerakan Masterbu (Masyarakat Klaster Buah).
  • Melakukan revitalisasi produktivitas hortikultura melalui kegiatan Riset dan Pengembangan serta diversifikasi komoditas dan produk, terutama dalam memenuhi kebutuhan nutrisi di dalam negeri, dan untuk tujuan ekspor.
  • Mendukung penerapan Sistem Agribisnis dan membangun Klaster Agroindustri Perdesaan untuk hortikultura (buah, sayuran dan tanaman hias) yang kompetitif dan efisien dalam rangka memanfaatkan surplus produksi dan membangun agroindustri buah dan sayur berorientasi pasar global dan perolehan devisa nasional.
  • Mendorong pertumbuhan dan menciptakan produktivitas sektor ekonomi non-pertanian di perdesaan, yang mampu mendorong pengembangan agribisnis dan agroindustri hortikultura serta pertumbuhan ekonomi daerah.
  • Memperbaiki sistem produksi hortikultura, sekaligus menerapkan kegiatan manajemen sumberdaya alam yang lestari, terutama dengan memanfaatkan penemuan-penemuan bioteknologi tepat terap.

Posting Komentar untuk "Strategi Meningkatkan Daya Saing Hortikultura Indonesia Secara Signifikan"