Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Siklus Menstruasi, Fase Proliferasi dan Fase Sekresi atau Progestasional


Menstruasi


Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus disertai pelepasan endometrium. Panjang siklus menstruasi adalah jarak antara mulai haid yang lalu dengan mulai haid yg berikutnya. Panjang siklus menstruasi yang normal adalah 28 hari. Lama menstruasi biasanya 3 sampai 7 hari (Wiknjosastro, 2007). Jumlah darah yang keluar selama menstruasi adalah 25-60 cc. (Cunningham dkk, 2005).

Menstruasi merupakan suatu hal yang berulang, akibat adanya interaksi hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus, hipofisis dan ovarium. Lamanya siklus menstruasi adalah tenggang waktu antara hari pertama haid sampai hari pertama siklus berikutnya. Rata-rata lama siklus menstruasi 21 sampai 35 hari dengan rata-rata keluarnya darah 3 sampai 7 hari dan kehilangan darah 30 sampai 40 ml setiap hari. Darah yang keluar > 80 mL per siklusnya adalah abnormal dan dapat menyebabkan anemia (Indriyani, 2010). Perubahan di uterus yang terjadi selama daur haid mencerminkan perubahan hormon selama siklus ovarium dimana fluktuasi kadar estrogen dan progesteron dalam sirkulasi (plasma) yang terjadi pada saat siklus ovarium berlangsung menyebabkan perubahan-perubahan mencolok di uterus. Hal ini menyebabkan timbulnya daur haid atau siklus uterus (siklus menstruasi). 

Baca juga : Jambu Biji (Psidium Guajava), Berkhasiat untuk Obat Demam Berdarah dan Batuk

Karena mencerminkan perubahan-perubahan hormon yang terjadi selama siklus ovarium, daur haid berlangsung rata-rata 28 hari seperti siklus ovarium, walaupun dapat terjadi variasi yang cukup besar bahkan pada orang dewasa normal. Variabilitas tersebut terutama mencerminkan perbedaan durasi fase folikel dimana durasi fase luteal hampir konstan. Manifestasi nyata perubahan siklik yang terjadi di uterus adalah perdarahan haid yang berlangsung sekali setiap daur haid. Namun, selama siklus tersebut terjadi perubahan-perubahan yang kurang nyata, ketika uterus dipersiapkan untuk menerima implantasi ovum yang dibuahi dan kemudian lapisannya dilepaskan jika tidak terjadi pembuahan (haid), hanya untuk memperbaiki dirinya kembali dan mulai mempersiapkan diri untuk ovum yang akan dikeluarkan pada siklus berikutnya (Sherwood, 2009).

Pengaruh estrogen dan progesteron pada uterus dan kemudian memperhitungkan efek fluktuasi siklik kedua hormon tersebut pada struktur dan fungsi uterus. Uterus terdiri dari 3 lapisan yaitu miometrium, lapisan otot polos di sebelah luar, dan endometrium, lapisan mukosa yang mengandung banyak pembuluh darah dan kelenjar. Estrogen merangsang pertumbuhan miometrium dan endometrium. Hormon ini juga meningkatkan sintesis reseptor progesteron di endometrum. Dengan demikian, progesteron mampu mempengaruhi endometrium hanya setelah endometrium dipersiapkan oleh estrogen. Progesteron bekerja pada endometrium yang telah dipersiapkan oleh estrogen untuk mengubahnya menjadi lapisan yang ramah dan mengandung banyak nutrisi bagi ovum yang sudah dibuahi. 

Di bawah pengaruh progesteron, jaringan ikat endometrium menjadi longgar dan edematosa akibat penimbunan elektrolit dan air, yang mempermudah implantasi ovum yang dibuahi. Progesteron juga mempersiapkan endometrium untuk menampung mudigah yang baru berkembang dengan merangsang kelenjar-kelenjar endometrium agar mengeluarkan dan menyimpan glikogen dalam jumlah besar dan dengan menyebabkan pertumbuhan besar-besaran pembuluh darah endometrium. Progesteron juga menurunkan kontraktilitas uterus agar lingkungan di uterus tenang dan kondusif untuk implantasi dan pertumbuhan mudigah (Sherwood, 2009).


Siklus Menstruasi


  • Fase Menstruasi

Fase menstruasi adalah fase yang paling jelas karena ditandai oleh pengeluaran darah dan debris endometrium dari vagina. Hari pertama haid dianggap sebagai awal siklus baru. Fase ini bersamaan dengan berakhirnya fase luteal ovarium dan permulaan fase folikel. Sewaktu corpus luteum berdegenerasi karena tidak terjadi pembuahan dan implantasi ovum yang dikeluarkan dari siklus sebelumnya. Kadar estrogen dan progesteron di sirkulasi turun drastis oleh karena efek estrogen dan progesteron adalah mempersiapkan endometrium untuk implantasi ovum yang dibuahi.

  • Fase Proliferasi

Fase Proliferatif siklus uterus dimulai bersamaan dengan bagian terakhir fase folikel ovarium pada saat endometrium mulai memperbaiki dirinya dan mengalami proliferasi di bawah pengaruh estrogen yang berasal dari folikel-folikel baru yang sedang tumbuh. Sewaktu darah haid berhenti, di uterus tertinggal satu lapisan tipis endometrium setebal < 1 mm (Sherwood, 2009).

Baca juga : Khasiat Rambutan (Nephelium Lappaceum), Manfaat Buah, Daun, Kulit dan Akar  

  • Fase sekresi atau progestasional

Hari ke-14-28 merupakan fase luteal atau fase sekresi, yang memiliki ciri khas, yaitu terbentuknya korpus luteum dan penebalan kelenjar endometrium. Pengaruh progesteron terhadap endometrium paling terlihat pada hari ke-22 yaitu pada nidasi seharusnya terjadi. Peningkatan progesteron sesudah ovulasi akan menghambat sekresi FSH dari hipofisis, sehingga pertumbuhan folikel selama fase luteal akan terhambat pula. Bilamana tidak terjadi nidasi, terjadi penyempitan pembuluh-pembuluh darah endometrium yang berlanjut dengan iskemik, sehingga terlepas dan timbul haid (Sherwood, 2009).

Posting Komentar untuk "Siklus Menstruasi, Fase Proliferasi dan Fase Sekresi atau Progestasional"