Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perilaku Penyebab Diare, Tanda, Gejala, Ciri dan Faktor Penularan


Perilaku Penyebab Diare


Beberapa perilaku yang dapat meningkatkan risiko terjadinya diare pada balita, yaitu ( Depkes RI, 2007):

a. Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pertama pada kehidupan. Pada balita yang tidak diberi ASI resiko menderita diare lebih besar daripada balita yang diberi ASI penuh, dan kemungkinan menderita dehidrasi berat lebih besar.

b. Menggunakan botol susu, penggunaan botol ini memudahkan pencemaran oleh kuman karena botol susah dibersihkan. Penggunaan botol yang tidak bersih atau sudah dipakai selama berjam-jam dibiarkan dilingkungan yang panas, sering menyebabkan infeksi usus yang parah karena botol dapat tercemar oleh kuman-kuman/bakteri penyebab diare. Sehingga balita yang menggunakan botol tersebut beresiko terinfeksi diare.

Baca juga : Kencur, Klasifikasi, Penyebaran, Manfaat dan Nama Latin  

c. Menyimpan makanan masak pada suhu kamar, bila makanan disimpan beberapa jam pada suhu kamar, makanan akan tercermar dan kuman akan berkembang biak.

d. Menggunakan air minum yang tercemar.

e. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang tinja anak atau sebelum makan dan menyuapi anak.

f. Tidak membuang tinja dengan benar, seringnya beranggapan bahwa tinja tidak berbahaya, padahal sesungguhnya mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar. Selain itu tinja binatang juga dapat menyebabkan infeksi pada manusia.

Penyebab


penyebab diare dapat diklasifikasikan menjadi enam golongan: (Widjaja. 2007)

1. Infeksi yang disebabkan bakteri, virus atau parasit.

2. Adanya gangguan penyerapan makanan atau disebut malabsorbsi.

3. Alergi.

4. Keracunan bahan kimia atau racun yang terkandung dalam makanan.

5. Imunodefisiensi yaitu kekebalan tubuh yang menurun.

6. Penyebab lain.

3. Gejala
 

Beberapa gejala penyakit diare antara lain: (Widoyono, 2011)

1) Gejala umum

a. Berak cair atau lembek dan sering adalah gejala khas diare

b. Muntah, biasanya menyertai diare pada gastroenteritis akut

c. Demam, dapat mendahului atau tidak mendahului gejala diare

d. Gejala dehidrasi, yaitu mat cekung, ketegangan kulit menurun, apatis bahkan gelisah.

2) Gejala spesifik

a. Vibrio cholera: diare hebat, warna tinja seperti cucian beras dan berbau amis

b. Disenteriform: tinja berlendir dan berdarah



Faktor yang mempengaruhi penularan


  • Melalui makanan atau minuman merupakan media penyebaran yang paling sering menimbulkan penyakit diare. sehingga kebersihan makanan dan minuman yg kita kunsumsik merupakan pencegahan diare yang paling utama. Tercemar makanan dan minuman oleh kuman disebabkan karena hal - hal berukut :
  1. Tercemar dari sumbernya. seperti contoh sumur yang kotor. sungai yang kotor. dll.
  2. Tercemar pada saat perjalanan di bawa kerumah. seperti sayur - sayuran yang banyak tercemar kuman ketika membawa dari kebun, atau wadah yang dibuat membawa air ke rumah kotor.
  3. Tersemar pada saat disimpan dirumah. hal ini biasanya karena tidak di tutupnya tempat air atau makanan.
  4. Tercemar karena terkena tangan yang kotor yang dibuat memegang makanan sebelum mencuci terlebih dahulu.
  • Melalui Tinja Penderita Penyakit Diare Lain. hal ini biasanya dikarena tidak adaanya jambang yang bersih dan sehat. sehingga penyebab diare berupa virus dari tinja tersebut akan dibawa oleh binatang seperti lalat ke makanan dan minuman yang di konsumsi. sehingga menimbulkan gejala penyakit diare.

- Vektor Lalat

Lalat adalah salah satu mahluk yang berperan dalam penyebaran kejadian diare, bertindak sebagai agent dan atau vektor mekanis yang hanya bertindak sebagai alat pemindah pasif dengan pengertian bahwa kuman-kuman patogen tidak mengalami perubahan apapun (Widyati, 2002)

Perkembangbiakan seekor lalat dimulai pada saat seekor lalat betina yang bertelur.Biasanya sekali bertelur akan menghasilkan 75-150 butir, setiap 30 hari. Setelah 10-24 jam dalam keadaan baik telur-telur tersebut akan menetas menjadi larva dankepompong dalam waktu 4 hari. Setelah itu menjadi imago dan terakhir menjadi lalat dewasa.

Baca juga : Zat Pewarna pada Kosmetik Dekoratif, Alami dan Buatan

Setelah berumur 3 hari, lalat tersebut sudah mampu untuk bertelur kembali.Siklus hidup lalat, mulai dari telur hingga lalat dewasa memerlukan waktu 14 hari.dan sangat membutuhkan air. Tanpa air lalat tidak dapat hidup lebih dari 46 jam(Widyati, 2002)

Kebiasaan lalat untuk menempatkan telurnya pada tempat yang banyakmengandung zat-zat organik, seperti temapat sampah, membuat kesulitan dalam pemberantasannya. Lalat lebih menyukai makanan yang bersuhu lebih tinggi darisuhu udara sekitarnya.

Posting Komentar untuk "Perilaku Penyebab Diare, Tanda, Gejala, Ciri dan Faktor Penularan"