Gangguan Jiwa Psikosis Adalah : Definisi, Insidensi, Etiologi dan Gejala Klinis
Definisi Psikosis
Menurut Singgih D. Gunarasa (1978: 140) Psikosis adalah gangguan jiwa yang meliputi keseluruhan kepribadian, sehingga penderita tidak bisa menyesuaikan diri dalam norma-norma hidup yang wajar dan berlaku umum.
W.F Maramis (2000: 180) menyatakan Psikosis adalah suatu gangguan jiwa dengan kehilangan rasa kenyataan (sense of reality). Kelainan seperti ini dapat diketahui berdasarkan gangguan-gangguan pada perasaan, pikiran, kemauan, motorik, dst. Sedemikian berat sehingga perilaku penderita tidak sesuai lagi dengan kenyataan. Prilaku penderita psikosis tidak dapat dimengerti oleh orang normal, sehinga orang awam menyebut penderita sebagai orang gila.
Baca juga : Kebutuhan Gizi Anak sesuai Umur dan Berat Badan serta Masalah Gizi Anak
Dalam Medline Plus (2000) Psikosis adalah kelainan jiwa yang ditandai dengan hilangnya kontak dengan realitas, biasanya mencakup ide-ide yang salah tantang apa yang sebenarnya terjadi, delusi, atau melihat atau mendengar sesautu yang sebenarnya tidak ada (halusinasi).
Zakiah Darajat (1993: 56) menyatakan Seorang yang diserang penyakit jiwa (psychosie), keperibadiannya terganggu, dan selanjutnya menyebabkan kurang mampu menyesuaikan diri dengan wajar, dan tidak sanggup memahami problemnya. Sering kali orang sakit jiwa tidak merasa bahwa dirinya sakit, sebaliknya dia menganggap dirinya normal saja, bahkan lebih baik, lebih unggul, dan lebih penting dari orang lain.
Dari berbagai pendapat diatas dapat diartikan bahwa psikosis adalah gangguan jiwa berat. Yang menyebabkan ketidak mampuan seseorang menilai realita dengan fantasi dirinya, sehingga kehilangan kesadaran intelektual, emosianal, dan/atau spiritual. Namun tidak dirasakan keberadaanya oleh penderita (penderita tidak menyadari bahwa dirinya sakit).
Menurut WHO, prevalensi masalah kesehatan jiwa saat ini cukup tinggi, 25% dari penduduk dunia pernah menderita masalah kesehatan jiwa, 1 % diantaranya adalah gangguan jiwa berat (Psikosis).
Ronosulistyo (2008) menyebutkan, pravalensinya sekitar 11% dari total penduduk dewasa Indonesia.
Penyebab gangguan jiwa yang adalah kombinasi bio-psiko-sosial.
Secara umum gangguan jiwa atau psikosis dapat disebabkan oleh faktor predisposisi dan presipitasi.
Mencangkup faktor Bio-Psiko-Sosial-Budaya yang dibawa sejak lahir dan bersifat alamiah.
Faktor predisposisi merupakan faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah terhadap sumber yang dapat digunakan untuk mengatasi stres.
Seseorang yang mengalami psikosis mengalami gejala antara lain:
1. Halusinasi
Halusinasi merupakan persepsi indra tanpa adanya rangsangan eksternal.
2. Delusi/ waham
Delusi atau wahama adalah keyakinan yang dipertahankan secara kuat namun tidak akurat (tidak memiliki dasar dalam realitas)
3. Delusi Primer
Timbul tiba-tiba dan tidak dipahami dalam proses mental yang normal.
4. Delusi Skunder
Dipengaruhi oleh latar belakang seseorang atau situasi saat ini. Misalnya, orientasi etnis atau seksual, keyakinan agama, kepercayaan takhayul, dll.
5. Agrigasi (prilaku yang aneh)
Dalam Medline Plus (2000) Psikosis adalah kelainan jiwa yang ditandai dengan hilangnya kontak dengan realitas, biasanya mencakup ide-ide yang salah tantang apa yang sebenarnya terjadi, delusi, atau melihat atau mendengar sesautu yang sebenarnya tidak ada (halusinasi).
Zakiah Darajat (1993: 56) menyatakan Seorang yang diserang penyakit jiwa (psychosie), keperibadiannya terganggu, dan selanjutnya menyebabkan kurang mampu menyesuaikan diri dengan wajar, dan tidak sanggup memahami problemnya. Sering kali orang sakit jiwa tidak merasa bahwa dirinya sakit, sebaliknya dia menganggap dirinya normal saja, bahkan lebih baik, lebih unggul, dan lebih penting dari orang lain.
Dari berbagai pendapat diatas dapat diartikan bahwa psikosis adalah gangguan jiwa berat. Yang menyebabkan ketidak mampuan seseorang menilai realita dengan fantasi dirinya, sehingga kehilangan kesadaran intelektual, emosianal, dan/atau spiritual. Namun tidak dirasakan keberadaanya oleh penderita (penderita tidak menyadari bahwa dirinya sakit).
Insidensi
Menurut WHO, prevalensi masalah kesehatan jiwa saat ini cukup tinggi, 25% dari penduduk dunia pernah menderita masalah kesehatan jiwa, 1 % diantaranya adalah gangguan jiwa berat (Psikosis).
Ronosulistyo (2008) menyebutkan, pravalensinya sekitar 11% dari total penduduk dewasa Indonesia.
Etiologi
Penyebab gangguan jiwa yang adalah kombinasi bio-psiko-sosial.
Secara umum gangguan jiwa atau psikosis dapat disebabkan oleh faktor predisposisi dan presipitasi.
- Faktor predisposisi
Mencangkup faktor Bio-Psiko-Sosial-Budaya yang dibawa sejak lahir dan bersifat alamiah.
Faktor predisposisi merupakan faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah terhadap sumber yang dapat digunakan untuk mengatasi stres.
1. Biologi
a. Genetik
terkait dgn kromoson 6, 4,8,15,dan 22
b. Neurobiologi
perilaku psikotik terkait dgn lesi pada daerah frontal, temporal, dan area limbik, serta gangguan regulasi neurotransmitter yg bekerja di area-area tsb
c. Pemeriksaan diagnostik
melalui CT dan MRI menunjukkan adanya penurunan volume otak, melebarnya ventrikel lateral dan ventrikel ketiga, atropi lobus frontal, serebelum, struktur limbik, serta peningkatan ukuran sulkus pada permukaan otak. Menggunakan PET terlihat terjadinya penurunan aliran darah ke lobus frontal
d. Neurotransmitter
ketidakseimbangan antara dopamin dan serotonin
e. Neurodevelopment
penyimpangan pada struktur, fungsi dan kimiawi otak yg mungkin disebabkan karena adanya masalah pada masa prenatal dan perinatal
f. Virus
terpajan virus influenza pada trimester kedua
a. Genetik
terkait dgn kromoson 6, 4,8,15,dan 22
b. Neurobiologi
perilaku psikotik terkait dgn lesi pada daerah frontal, temporal, dan area limbik, serta gangguan regulasi neurotransmitter yg bekerja di area-area tsb
c. Pemeriksaan diagnostik
melalui CT dan MRI menunjukkan adanya penurunan volume otak, melebarnya ventrikel lateral dan ventrikel ketiga, atropi lobus frontal, serebelum, struktur limbik, serta peningkatan ukuran sulkus pada permukaan otak. Menggunakan PET terlihat terjadinya penurunan aliran darah ke lobus frontal
d. Neurotransmitter
ketidakseimbangan antara dopamin dan serotonin
e. Neurodevelopment
penyimpangan pada struktur, fungsi dan kimiawi otak yg mungkin disebabkan karena adanya masalah pada masa prenatal dan perinatal
f. Virus
terpajan virus influenza pada trimester kedua
2. Psikologis
a. Karakteristik keluarga atau karakteristik individu
Intorover, pendiam, pendendam, dll
b. Pola Asuh
Ibu dengan kecemasan, overprotektif, dingin, Ayah yang otoriter, dll
c. Lingkungan Keluarga yang tidak baik
Konflik keluarga dan perkawinan
d. Komunikasi yang “double bind”
e. Masalah Pada Fase Tumbuh Kembang
Kegagalan dalam memenuhi tugas perkembangan sebelumnya
a. Karakteristik keluarga atau karakteristik individu
Intorover, pendiam, pendendam, dll
b. Pola Asuh
Ibu dengan kecemasan, overprotektif, dingin, Ayah yang otoriter, dll
c. Lingkungan Keluarga yang tidak baik
Konflik keluarga dan perkawinan
d. Komunikasi yang “double bind”
e. Masalah Pada Fase Tumbuh Kembang
Kegagalan dalam memenuhi tugas perkembangan sebelumnya
3. Sosiokultural Dan Lingkungan
a. Kemiskinan
b. Kondisi masyarakat
c. Ketidakseimbangan dengan budaya
d. Tinggal menyendiri (isolasi)
Merupakan stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan, ancaman, atau tuntutan yang mengakibatkan ketegangan dan menimbulkan stres.,berkaitan dgn :
1. Kesehatan
gangguan nutrisi, kurang tidur, gangguan irama sirkadian, fatique, infeksi, kurang olahraga, menggunakan obat-obatan.
2. Lingkungan
isolasi sosial, kurangnya support, tekanan pekerjaan, kemiskinan, kesulitan dlm hubungan interpersonal, stigma, perubahan dalam kehidupan.
3. Sikap atau perilaku
HDR, keputusasaan, agresif, PK, kurang motivasi, ketidakmampuan memenuhi kebutuhan spiritual.
4. Kejadian Traumatis
Kehilangan orang yang dicinta, Jatuh miskin, Diperkosa, dll
a. Kemiskinan
b. Kondisi masyarakat
c. Ketidakseimbangan dengan budaya
d. Tinggal menyendiri (isolasi)
- Faktor presipitasi
Merupakan stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan, ancaman, atau tuntutan yang mengakibatkan ketegangan dan menimbulkan stres.,berkaitan dgn :
1. Kesehatan
gangguan nutrisi, kurang tidur, gangguan irama sirkadian, fatique, infeksi, kurang olahraga, menggunakan obat-obatan.
2. Lingkungan
isolasi sosial, kurangnya support, tekanan pekerjaan, kemiskinan, kesulitan dlm hubungan interpersonal, stigma, perubahan dalam kehidupan.
3. Sikap atau perilaku
HDR, keputusasaan, agresif, PK, kurang motivasi, ketidakmampuan memenuhi kebutuhan spiritual.
4. Kejadian Traumatis
Kehilangan orang yang dicinta, Jatuh miskin, Diperkosa, dll
Manifestasi Klinis
Seseorang yang mengalami psikosis mengalami gejala antara lain:
1. Halusinasi
Halusinasi merupakan persepsi indra tanpa adanya rangsangan eksternal.
2. Delusi/ waham
Delusi atau wahama adalah keyakinan yang dipertahankan secara kuat namun tidak akurat (tidak memiliki dasar dalam realitas)
3. Delusi Primer
Timbul tiba-tiba dan tidak dipahami dalam proses mental yang normal.
4. Delusi Skunder
Dipengaruhi oleh latar belakang seseorang atau situasi saat ini. Misalnya, orientasi etnis atau seksual, keyakinan agama, kepercayaan takhayul, dll.
5. Agrigasi (prilaku yang aneh)
Baca juga : Kadar Kebutuhan Gizi Usia Lanjut, Masalah, Kasus, Nilai dan Langkah Hidup
6. Disorintasi
Penderita sering mengalami disorintasi atau kehilangan daya untuk mengenal (waktu,tempat, dan orang-orang)
7. Iritabel
Keadaan emosi yang labil (selalu berubah-ubah) dan ekstrim.
6. Disorintasi
Penderita sering mengalami disorintasi atau kehilangan daya untuk mengenal (waktu,tempat, dan orang-orang)
7. Iritabel
Keadaan emosi yang labil (selalu berubah-ubah) dan ekstrim.
8. Egosentrik (mudah tersinggung dan marah-marah)
Gangguan jangka pendek berupa gejala dini akan lupa pada hal-hal yang baru terjadi
9. Demensia Senilis (kemunduran fungsi mental, terutama intelegensi) disebabkan oleh karena kerusakan jaringan otak yang tidak dapat kembali lagi (irreversible).
10. Gejala Jasmaniah: Kulit tipis, atrofis dan keriput berat badan menurun, otot-otot atropi, jalan tidak stabil, suara kasar, sering mengalami tremor tangan.
Gangguan jangka pendek berupa gejala dini akan lupa pada hal-hal yang baru terjadi
9. Demensia Senilis (kemunduran fungsi mental, terutama intelegensi) disebabkan oleh karena kerusakan jaringan otak yang tidak dapat kembali lagi (irreversible).
10. Gejala Jasmaniah: Kulit tipis, atrofis dan keriput berat badan menurun, otot-otot atropi, jalan tidak stabil, suara kasar, sering mengalami tremor tangan.
Posting Komentar untuk "Gangguan Jiwa Psikosis Adalah : Definisi, Insidensi, Etiologi dan Gejala Klinis"