Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kebutuhan Gizi Remaja, Pola Tumbuh, Masalah dan Kesehatan Reproduksi


KEBUTUHAN GIZI REMAJA


Pola Pertumbuhan

Periode adolesensia ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (grow spurt). Pola pertumbuhan anak pria sampai berumur 10 tahun sedikit lebih tinggi dibanding anak wanita. Pada umur 10-12 tahun anak wanita mulai mengalami percepatan pertumbuhan sampai berumur 12-14 tahun dan anak laki-laki menyusul dua tahun kemudian sehingga pada periode umur tersebut tinggi badan anak perempuan melebihi anak laki-laki. Puncak pertumbuhan berat badan dan tinggi badan pada wanita rata-rata 12,9 dan 12,1 tahun dan pada pria 14,3 dan 14,1 tahun. Menarche (haid pertama) terjadi sekitar 9-12 bulan setelah itu. Penambahan tinggi badan anak perempuan berhenti setelah mencapai umur 17 tahun, sedangkan anak laki-laki biasanya masih berlanjut terus.

Di negara maju pertumbuhan anak wanita selesai pada usia 17 tahun, namun di negara sedang berkembang, pendewasaan fisik berjalan lebih lama, baru selesai usia 19 tahun. Akibatnya menarche muncul lebih lambat. Di negara-negara maju rata-rata usia menarche kini anjlok ke 12,8 tahun, sehingga jeda antar masa puber dan perkawinan makin panjang.

Baca juga : Jenis Kerusakan Bahan Pangan, Kerusakan Mikrobiologis, Mekanis, Fisik da Kimia 

Terjadinya grow spurt pada anak dipengaruhi berbagai factor seperti makanan, pergaulan, media massa serta herediter. Anak yang cukup gizi, banyak bergaul atau sering menonton film porno akan lebih dahulu mencapai grow spurt dibanding anak lain yang tidak seperti itu. Demikian juga gizi adalah salah satu factor penting terjadinya pertumbuhan yang cepat ini. Apabila pada periode ini makanan kurang maka grow spurt terganggu bahkan terjadi kurang gizi seperti yang sering terjadi pada anak-anak perempuan yang menginginkan badannya tetap langsing. Herediter menetapkan berapa potensi panjang tulang akan tumbuh dan bentuk fisiknya, dan dalam pencapaian potensi ini dipengaruhi oleh lingkungan terutama makanan.

Masalah gizi

Remaja termasuk golongan rentan karena sedang mengalami pertumbuhan yang cepat dan aktivitasnya meningkat sehingga memerlukan energi dan zat gizi lebih banyak. Namun jika pada masa ini makanannya kurang maka pengaruhnya akan tampak nyata pada masa itu dan setelah dewasa. Di lain pihak remaja memiliki perilaku yang mudah berubah dan sering menyimpang. Masalah yang terjadi antara lain :

1. Masalah kesehatan dan gizi remaja boleh jadi berawal pada usia yang sangat dini. Gejala sisa infeksi dan malnutrisi ketika anak-anak misal akan menjadi beban pada usia remaja bahkan usia lanjut. Malnutrisi yang mungkin terjadi secara kronis adalah anemia gizi, kurang energi protein, osteoporosis dan obesitas.

2. Pada masa remaja kurang gizi yang terjadi karena perilaku yang salah, misalnya tidak makan karena malas, tidak lapar atau sibuk belajar. Ada data memperlihatkan hampir 50 % remaja tidak sarapan pagi, sebagian lain melewatkan dua kali waktu makan dan lebih memilih kudapan (kue) yang kurang bergizi akibatnya mereka kurus. Banyak pula remaja yang kurang minum air sehingga buang air kecil tidak lancar.


3. Sebagian remaja mengeluarkan kembali makanan yang sudah dimakannya. Bulimia adalah penyimpangan perilaku makan remaja yang tak ingin berat badannya naik dengan mempraktekkan muntah disengaja dan kadang minum obat pencahar. Napsu makan baik dan makan seperti biasa sehingga berat badan tidak terlalu turun.

Baca juga : Tanda dan Faktor Kerusakan Pangan, Mikrobiologis, Mekanis, Kimia dan Fisik  

4. Ada sebagian kecil remaja melakukan pembatasan makanan dengan sengaja agar badannya langsing. Anoreksia nervosa terjadi karena melakukan pembatasan makan yang tidak wajar disebabkan adanya distorsi “bodyimage”. Pada golongan ini remaja mengurangi makan, melakukan muntah disengaja, minum obat pencahar dan kadang melakukan senam berlebihan.

5. Kegemaran makanan olahan yang berlebihan yang mengandung banyak gula, lemak dan zat aditif, dapat menimbulkan obesitas dan penyakit degeneratif sejak usia muda. Salah satu jenis makanan yang disukai adalah “junk food” (makanan sampah) : berlemak, kolesterol, tinggi natrium dan kurang vitamin/mineral.

6. Masalah gizi lain terjadi karena penyalah gunaan obat, kecanduan alcohol dan rokok serta hubungan seksual terlalu dini, yang prevalensinya semakin hari semakin tinggi. Penyalah gunaan narkotik, ganja dan ekstaksi pada remaja akan melemahkan fisik dan mentalnya. Penggunaan alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan kurang vitamin B 1, asam folat dan vitamin B 12 serta gangguan hati. Rokok dapat menimbulkan berbagai penyakit termasuk gangguan jantung, paru-paru, pencernaan dan mengurangi napsu makan.

Kebutuhan gizi

Laju pertumbuhan yang cepat pada remaja dan pola aktivitas yang meningkat mempengaruhi pula kebutuhan zat gizinya. Makanan yang diberikan harus berfungsi untuk memenuhi kebutuhan energi untuk aktivitas, membentuk jaringan baru dan memberi rasa enak dan puas.

1. Kebutuhan energi remaja disesuaikan berat badan, tinggi badan, umur, jenis kelamin, aktifitas dan jenis menunya. Menurut AKG 1998, kebutuhan energi sehari aktivitas sedang remaja putera 2500 Kkal dan remaja puteri 2100. Kebutuhan energi sebaiknya berasal dari karbohidrat 50-60 %, lemak 25-30 % dan protein 10-15 %. Kebutuhan energi lebih banyak pada puncak pertumbuhan dibanding sebelum atau sesudahnya. Jika dirinci per kg BB kebutuhan energi 55 kkal dan 45 kkal pada anak laki-laki umur 13-15 tahun dan 16-19 tahun; serta 45 kkal dan 40 kkal pada anak wanita umur 13 -15 tahun dan 16-19 tahun..

2. Kebutuhan protein sehari sekitar 1,5 gram per kg BB. Dalam keadaan normal kebutuhan protein remaja puteri lebih rendah dari putera. Jumlah kebutuhan meningkat pada remaja olahragawan aktif dan menurun pada yang tidak aktif. Protein yang mengandung asam amino esensial dalam jumlah cukup dan mudah cerna seperti susu sapi, ikan, telur, daging, tempe, tahu dan kacang-kacangan.

3. Kebutuhan vitamin dan mineral meningkat untuk mengimbangi kebutuhan energi dan pertumbuhan, seperti vitamin A, B 1, B 2, B 6, B 12, asam folat, zat besi dan kalsium.

4. Kebutuhan cairan meningkat yaitu sekitar 1500 ml/hari atau 7 gelas. Dalam keadaan sakit panas, diare atau muntah-muntah kebutuhan air sebaiknya ditambah.

Gizi dan kesehatan reproduksi

Kekurangan gizi maupun kelebihan gizi berdampak pada penurunan fungsi reproduksi. Pengaruh kurang gizi terhadap kesehatan reproduksi misal penderita anoreksia nervosa yang mengalami penurunan berat badan yang menyolok terlihat mengalami perubahan hormonal dimana kadar gonadotropin khususnya hormone steroid dalam serum dan urin menurun. Hal ini karena adanya gangguan fungsi hipotalamus. Dampaknya ialah terjadi perubahan siklus ovulsi (menstruasi).

Demikian juga kegemukan yang akut menyebabkan ovulasi infertile karena adanya kelainan pengeluaran hormone yaitu peningkatan produksi hormone androgen di ovarium maupun kelenjar adrenal sehingga mempengaruhi peningkatan estrogen.

Status gizi remaja wanita sangat mempengaruhi terjadinya menarche dari factor usia, lamanya menarche maupun adanya keluhan-keluhan selama selama menarche. Gizi yang cukup sangat diperlukan pada saat haid terutama pada fase luteal dimana kebutuhan gizi pada fase itu meningkat.

Baca juga : Pertumbuhan dan Aktifitas Mikroba, Faktor Air, pH, RH, Suhu, Oksigen dan Mineral  

Diantara zat gizi yang mempengaruhi menstruasi adalah konsumsi lemak. Diit rendah lemak memperpanjang siklus haid (+ 1,3 hari), lamanya menstruasi (+1 hari) serta memperpendek fase folikuler. Suatu penelitian memperlihatkan bahwa wanita-wanita vegetarian cenderung mengalami pemendekan fase folikuler rata-rata 3,8 hari serta terjadi peningkatan frekwensi gangguan siklus menstruasi (tidak teratur).


Hormon yang berpengaruh terhadap terjadinya menarche adalah esterogen dan progesterone. Esterogen berfungsi mengatur siklus haid sedangkan progesterone berpengaruh pada uterus yaitu dapat mengurangi kontraksi selama siklus haid. Esterogen juga mengakibatkan efek penekanan terhadap napsu makan.

Keluhan-keluhan selama menarche disebut sindroma premenstrual yaitu kombinasi keluhan yang terjadi sebelum haid dan menghilang setelah haid keluar. Gejala utama antara lain : sakit kepala, letih, sakit pinggang, pembengkakan payudara dan perasaan kurang nyaman terutama pada bagian perut.

Untuk kesehatan reproduksi dan mencegah terjadinya keluhan dengan diet seimbang serta membatasi konsumsi gula, garam, lemak jenuh, kopi, alkohol dan rokok. Diet seimbang yang dianjurkan antara lain memperbanyak konsumsi karbohidrat kompleks seperti biji-bijian, kacang-kacangan, ikan, unggas, sayuran dan buah-buahan.

Kehamilan remaja dan masalah gizi

Angka kehamilan remaja cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Di AS ada satu juta remaja hamil tiap tahun, 60 % di luar nikah dan 79 % baru beberapa kali haid. Proses aborsi gelap oleh tenaga tidak terlatih banyak ditemukan di negara-negara sedang berkembang. Di Indonesia kasus kehamilan remaja dan aborsi juga tampaknya sudah banyak dan angka semakin tinggi setiap tahun, terutama di perkotaan.

Kehamilan remaja bermasalah karena beberapa hal antara lain fisik dan psikhis belum matang, pendidikan dan social kurang, keuangan lemah dan konflik keluarga, di lain pihak kebutuhan gizinya sangat tinggi karena masih masa pertumbuhan serta adanya kehamilan. Akibatnya remaja hamil beresiko menderita kurang gizi sehingga akan membahayakan dirinya saat hamil dan melahirkan serta mengganggu pertumbuhan janin.

Penelitian yang ada menunjukkan angka kematian ibu dari remaja hamil pada usia 15-19 tahun dua kali lebih tinggi dibanding pada usia 20-24 tahun. Juga kematian bayi dari ibu remaja < 18 tahun ternyata 34 % lebih tinggi dibanding ibu usia > 20 tahun. Dilaporkan pula bayi BBLR, cacat tetap atau partus macet lebih banyak ditemukan pada remaja muda yang hamil.

Baca juga : Sistem Kekebalan Tubuh Adalah : Pengertian, Fungsi, Golongan dan Jenis-jenisnya  

Alkohol, obat psikoaktif, rokok, kafein dan pergeseran nilai moral sering terkait kehamilan remaja. Dampak negative alcohol dan rokok pada kehamilan remaja antara lain keguguran, gangguan pertumbuhan, bayi cacat, BBLR dan lahir mati. Kafein pada kopi atau coklat yang berlebihan dapat mengganggu kehamilan dan janin.

Posting Komentar untuk "Kebutuhan Gizi Remaja, Pola Tumbuh, Masalah dan Kesehatan Reproduksi"