Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bimbingan dan Konseling, Pengertian, Ciri-ciri, Peranan dan Tujuan Bimbingan di Sekolah


Bimbingan dan Konseling


Beberapa ahli menyatakan bahwa konseling merupakan inti dari kegiatan bimbingan.Ada pula yang menyebutkan bahwa konseling merupakan salah satu layanan bimbingan.Istilah bimbingan dan konseling dapat pula digantikan dengan istilah layanan belajar.

1. Pengertian Bimbingan


Menurut Jones (1963 dalam Soetjipto dan Kosasi, 2009: 61), “Guidance is the help given by one person to another in making choice and adjustments and in solving problems”. Tugas pembimbing hanyalah membantu agar individu yang dibimbing mampu membantu dirinya sendiri.

Baca juga : Apakah Pengertian Manajemen Keuangan Sekolah dan Pendidikan?  

Sedangkan Rochman Natawidjaja (1978 dalam Soetjipto dan Kosasi, 2009: 62) mengatakan bahwa:

“Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat.”

Selanjutnya, Bimo Walgito (1982 dalam Soetjipto dan Kosasi, 2009: 62) mendapatkan rumusan bimbingan sebagai berikut.

“Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.”

Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah.

a) Suatu proses yang berkesinambungan

b) Suatu proses membantu individu

c) Bantuan yang diberikan itu dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat mengarahkan dan mengembangkan dirinha secara optimal sesuai dengan kemampuan dan potensinya

d) Kegiatan yangbertujuan utama untuk memberikan bantuan agar individu dapat memahami dirinya dan mampu menyesuaikan dengan lingkungannya


2. Pengertian Konseling


Istilah konseling (counseling) diartikan sebagai penyuluhan.Namun, menurut para ahli pengertuannya tetaplah konseling karena kegiatan ini sifatnya lebih khusus daripada sekedar penyuluhan.Untuk menekankan kekhususannya itu digunakanlah istilah bimbingann dan konseling.

Menurut James P Adam, yang dikutip dalam Depdikbud (1976: 19a),

”Konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu dimana yang seorang (konselor) membantu yang lain (konseli) supaya dia lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang.”

Bimo Walgito (1982 dalam Soetjipto dan Kosasi, 2009: 63) menyatakan bahwa konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan cara wawancara, dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan bersama.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, diperoleh ciri-ciri kegiatan konseling sebagai berikut.

a) Pada umumnya dilaksanakan secara individual

b) Pada umumnya dilakukan dalam satu perjumpaan tatap muka

c) Untuk pelaksanaan konseling dibutuhkan orang yang ahli

d) Tujuan pembicaraan dalam proses konseling ini diarahkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi klien.

e) Individu yang menerima layanan (klien) akhirnya mampu memecahkan masalahnya dengan kemampuannya sendiri.

Kegiatan bimbingan dan konseling berbeda dengan kegiatan mengajar. Perbedaan itu antara lain.

a) Target pencapaian tujuan pada kegiatan mengajar sudah dirumuskan terlebih dahulu dan sama untuk satu kelas. Dalam bimbingan dan konseling target pencapaian bersifat individual atau kelompok.

b) Pembicaraan pada kegiatan mengajar diarahkan pada pemberian informasi dan pemecahan masalah, sedangkan pada bimbingan dan konseling ditujukan untuk memecahkan masalah klien.

c) Dalam kegiatan mengajar siswa belum memiliki masalah terkait materi yang akan diajarkan, sedangkan dalam bimbingan dan konseling umumnya klien sedang menghadapi masalah.

d) Keterampilan khusus yang dibutuhkan antara guru dan konselor berbeda.

Peranan Bimbingan dan Konseling


Bimbingan dan konseling menangani masalah-masalah atau hal-hal di luar bidang garapan pengajaran, tetapi secara tidak langsung menunjang tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah itu.Kegiatan ini melalui layanan secara khusus terhadap semua siswa agar dapat mengembangkan dan memanfaarkan kemampuannya secara penuh (Mortesen dan Schemuller, 1969 dalam Soetjipto dan Kosasi, 2009: 64).

Baca juga : Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan Sekolah dan Pendidikan  

Ada beberapa faktor yang menyebabkan bimbingan dan konseling dirasa semakin diperlukan keberadaannya, seperti yang dikemukakan oleh Koestoer Partowisastro (1982) berikut ini.

1. Sekolah merupakan lingkungan hidup kedua sesudah rumah.

2. Siswa yang usianya relatif muda sangat memerlukan bimbingan baik dalam memahami keadaan dirinya, mengarahkan dirinya, maupun dalam mengatasi berbagai macam kesulitan.

Kehadiran konselor di sekolah dapat meringankan tugas guru (Lundquist dan Chamely yang dikutip oleh buku Belkin, 1981 dalam Soetjipto dan Kosasi, 2009: 65).Mereka menyatakan bahwa konselor ternyata sangat membantu guru, beberapa di antaranya dalam hal.

1. Mengambangkan dan memperluas pandangan guru tentang masalah afektif.

2. Mengembangkan wawasan guru bahwa keadaan emosionalnya dapat memengaruhi proses belajar mengajar.

3. Mengembangkan sikap yang lebih positif agar proses belajar siswa lebih efektif.

4. Mengatasi masalah-masalah yang ditemui guru dalam melaksanakan tugasnya.

Konselor dan guru merupakan tim yang sangat penting dalam kegiatan pendidikan. Keduanya saling menunjang dalam upaya terciptanya proses pembelajaran yang lebih efektif.


Tujuan Bimbingan di Sekolah


Layanan bimbingan sangat dibutuhkan agar siswa-siswa yang mempunyai masalah dapat dibantu, sehingga mereka dapat belajar lebih baik. Dalam kurikulum SMA tahun 1975 Buku III C dinyatakan bahwa tujuan bimbingan di sekolah adalah membantu siswa untuk :

1. Mengatasi kesulitan dalam belajarnya, sehingga memperoleh prestasi belajar yang tinggi.

2. Mengatasi terjadinya kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang dilakukannya pada saat proses belajar-mengajar berlangsung dan dalam hubungan sosial.

3. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan jasmani.

4. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kelanjutan studi.

5. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan pemilihan jenis pekerjaan setelah mereka lulus.

6. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah sosial-emosional di sekolah yang bersumber dari sikap siswa yang bersangkutan terhadap dirinya sendiri, terhadap lingkungan sekolah, keluarga, dan lingkungan yang lebih luas.

Baca juga : Solusi Pemecahan Problematika Pendidikan Islam di Indonesia   

Di samping tujuan-tujuan tersebut, Downing (1968) juga mengemukakan bahwa tujuan layanan bimbingan di sekolah sebenarnya sama dengan pendidikan terhadap diri sendiri, yaitu membantu siswa agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial psikologis mereka, merealisasikan keinginannya, serta mengembangkan kemampuan atau potensinya.

Secara umum dapat dikemukakan bahwa tujuan layanan bimbingan adalah membantu mengatasi berbagai macam kesulitan yang dihadapi siswa sehingga terjadi proses belajar-mengajar yang efektif dan efisien.

Posting Komentar untuk "Bimbingan dan Konseling, Pengertian, Ciri-ciri, Peranan dan Tujuan Bimbingan di Sekolah"