Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Belajar Gangguan Halusinasi dari Film "A Beautiful Mind", Kisah Manusia Skizofrenia


Belajar Gangguan Halusinasi dari Film "A Beautiful Mind", Kisah Manusia Skizofrenia


Judul Film : A Beautiful Mind

Pemain Utama : Russell Crowe sebagai John Forbes Nash, Jr.

Tahun produksi : 2001

Durasi Film : 02 : 15 : 19

Jenis Gangguan : Schizophrenia Paranoid


Film A Beautiful Mind menggambarkan kisah John Forbes Nash, seorang ahli matematika jenius yang berhasil menciptakan konsep ekonomi yang kini dijadikan dasar dari teori ekonomi kontemporer. Nash mengidap schizophrenia selama perang dingin berlangsung, sehingga membuat dirinya hidup dalam halusinasi dan selalu dibayangi ketakutan hingga harus berjuang keras untuk sembuh dan meraih Nobel pada tahun 1994, saat ia memasuki usia senja.

Hari-hari pertama kuliahnya di Universitas bergengsi, Princeton University pada tahun 1948. Nash - lelaki sederhana dari dusun Virginia digambarkan sebagai pribadi penyendiri, pemalu,kaku , tidak suka bergaul dengan lingkungan sekitar , rendah diri, introvert sekaligus aneh. Berkali-kali dia membuat pengakuan bahwa dirinya tak terlalu suka berhubungan dengan orang dan ia merasa bahwa tak ada orang yang menyukainya. Dibalik kekurangannya, Nash digambarkan sebagai lelaki arogan yang bangga akan kepandaiannya, ditunjukkan dari cara ia menolak mengikuti perkuliahan yang ia anggap hanya membuang-buang waktu dan membuat otak menjadi tumpul. Nash lebih memilih menghabiskan waktunya diluar kelas demi mendapatkan ide guna meraih gelar dokornya dan diterima di pusat penelitian bergengsi, Wheeler Defense Lab di MIT.

Nash mendapat teman sekamar yang sangat memakluminya, Charles Herman yang memiliki keponakan seorang gadis cilik Marcee. Nash yang amat terobsesi dengan matematika, sampai ia selalu menulis berbagai rumus di kaca jendela kamar dan perpustakaan yang akhirnya secara tak sengaja berhasil menemukan konsep baru yang bertentangan dengan teori bapak ekonomi modern dunia, Adam Smith. Konsep inilah yang dinamakannya dengan teori keseimbangan, yang mengantarkannya meraih gelar doktor. Mimpinya menjadi kenyataan. Selain meraih gelar doktor, ia berhasil diterima sebagai peneliti dan pengajar di MIT.

Baca juga : 6 Tips Mendidik Anak Agar Punya Kepercayaan Diri yang Tinggi  

Hidup Nash mulai berubah ketika ia diminta sebagai mata-mata oleh Pentagon untuk memecahkan kode rahasia yang dikirim tentara Sovyet. Di sana, ia bertemu agen rahasia William Parcher. Pekerjaan ini membuat Nash terobsesi sampai ia lupa waktu dan meupakan dunianya sendiri.

Seorang mahasiswinya yang cantik bernama Alicia Larde, berhasil membuat Nash sadar bahwa hidupnya membutuhkan cinta. Ketika mereka menikah, Nash justru semakin parah dan selalu merasa dalam ancaman bahaya gara-gara pekerjaannya tersebut. Semakin hari Nash semakin terlihat aneh dan ketakutan, sampai akhirnya dia ditangkap dan dibawa ke rumah sakit jiwa oleh Dr. Rosen (seorang ahli jiwa) ketika Nash sedang presentasi di sebuah seminar di Harvard. Dari situlah terungkap, bahwa ia mengidap Schizophrenia Paranoid. Teman sekamarya, Charles, Marcee, Parcher dan beberapa kejadian lainnya hanyalah khayalan belaka. Untungnya, ia memiliki istri setia yang selalu member semangat pada suaminya. Dengan semangat dan cinta kasih yang diberikan istrinya pada Nash, membuat ia bangkit dan berjuang melawan penyakitnya.


Nash diberikan terapi ECT (Electroshock Therapy) yaitu dengan elektrokonvulsif 5 kali dalam seminggu selama 10 minggu. Sebelum dilakukan prosedur kejutan, Nash disuntikkan insulin sebagai pelemas otot yang mencegah spasme konvulsif otot-otot tubuh dan kemungkinan cidera. Kemudian dialirkan arus listrik berdaya sangat rendah ke otak yang menghasilkan kejang. Kejang inilah yang menjari terapetik bukan arus listriknya. Efek samping dari terapi dan obat yang diberikan yaitu menurunkan sebagian ingatan dan menurunkan gairah seksual. Efek samping ini dapat dihindari dengan menjaga rendahnya arus listrik yang dialirkan.Terapi kejut dilakukan karena pengobatan antidepresan pada saat itu sulit didapatkan.

Setelah menjalani terapi di rumah sakit, Nash diberikan perawatan di rumah dengan obat psikoterapetik, obat ini harus diminum secara teratur guna membantu menghilangkan halusinasi, konfusi dan memulihkan proses berpikir rasional. Efek samping dari obat ini adalah sulit berkonsentrasi, menghambat proses berpikir, tidak memiliki gairah seksual.

Selain menjalani perawatan dan mengkonsumsi obat, terapi yang paling penting yaitu dukungan dari istrinya, ini merupakan terapi yang berpengaruh paling besar untuk menghadapi kejadian yang dapat membuat stressor penderita. Rasa empati, penerimaan, dorongan untuk berinteraksi sosial dan dorongan untuk tidak berputus asa dan terus berusaha melawan halusinansinya.

Pada akhir cerita, John Nash dapat mengatasi skizofrenia nya tanpa melakukan pengobatan yang sebelumnya dia jalani, melainkan dengan cara tidak mempedulikan hal-hal yang dia anggap tidak nyata namun hadir di hari-harinya, disamping itu dia mendapatkan dukungan dari istrinya untuk terus berusaha melawan halusinasinya. Sampai pada akhirnya, John nash berhasil meraih apa yang selama ini tidak pernah dia pikirkan sebelumnya yaitu meraih penghargaan Nobel atas konsep ekonomi yang dia ciptakan yang kini dijadikan dasar dari teori ekonomi kontemporer.

Analisa Cerita Berdasarkan Ilmu Psikologi


Dari film tersebut dapat diketahui bahwa John Nash menderita Schizophrenia Paranoid, yang ditandai dengan indikasi sebagai berikut:

1. Adanya delusi atau waham, yakni keyakinan palsu yang timbul tanpa stimulus luar yang cukup dan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : Tidak realistik, Tidak logis, Menetap, Egosentris, Diyakini kebenarannya oleh penderita, Tidak dapat dikoreksi, Dihayati oleh penderita sebagai hal yang nyata,

a. Waham Kejar (delusion of persecution), yaitu di mana seseorang percaya bahwa ia diikuti atau akan disakiti oleh seseorang atau keyakinan bahwa orang atau kelompok tertentu sedang mengancam atau berencana membahayakan dirinya, dalam film tersebut yaitu agen pemerintah dan mata – mata rusia. Waham ini menjadikannya paranoid, yang selalu curiga akan segala hal dan berada dalam ketakutan karena merasa diperhatikan, diikuti, serta diawasi.

Baca juga : Siapakah Weihan Liew, Inspirasi dari Pendiri Jalantikus  

b. Waham Kebesaran (delusion of grandeur), yaitu keyakinan bahwa dirinya memiliki suatu kelebihan dan kekuatan serta menjadi orang penting, mungkin mempunyai kelebihan kekuatan yang terpendam, atau benar-benar merupakan figur orang kuat sepanjang sejarah . John Nash menganggap dirinya adalah pemecah kode rahasia terbaik dan mata – mata/agen rahasia.

c. Waham Pengaruh (delusion of influence), adalah keyakinan bahwa kekuatan dari luar sedang mencoba mengendalikan pikiran dan tindakannya. Adegan yang menunjukkan waham ini yaitu ketika disuruh membunuh isterinya, ketika disuruh menunjukkan bahwa dia jenius, dan ketika diyakinkan bahwa dia tidak berarti oleh para teman halusinasinya.

2. Adanya halusinasi, yaitu persepsi palsu atau menganggap suatu hal ada dan nyata padahal kenyataannya hal tersebut hanyalah khayalan. John Nash mengalami halusinasi bertemu dengan tiga orang yang secara nyata tidak ada yaitu Charles Herman (teman sekamarnya), William Parcher (agen pemerintah) dan Marcee (keponakan Charles Herman). Selain itu juga laboratorium rahasia, dan juga nomer kode yang dipasang pada tangannya.

3. Gejala motorik dapat dilihat dari ekpresi wajah yang aneh dan khas diikuti dengan gerakan tangan, jari dan lengan yg aneh. Indikasi ini sangat jelas ketika John Nash berkenalan dengan teman – temannya dan juga jika dilihat dari cara berjalannya.

4. Adanya gangguan emosi, adegan yang paling jelas yaitu ketika John Nash menggendong anaknya dengan tanpa emosi sedikitpun.

5. Social withdrawl (penarikan sosial), John Nash tidak bisa berinteraksi sosial seperti orang – orang pada umumnya, dia tidak menyukai orang lain dan menganggap orang lain tidak menyukai dirinya sehingga dia hanya memiliki sedikit teman.


 
Stressor atau kejadian – kejadian yang menekan yang membuat skizofrenia John Nash bertambah parah, yaitu:

(1) Kalah bermain dari temannya

(2) Merasa gagal berprestasi untuk mendapatkan cita – citanya

(3) Merasa tidak dapat melayani isterinya

(4) Tidak bisa bekerja atau mendapatkan pekerjaan kembali.

Skizofrenia adalah salah satu gangguan jiwa yang menjadi permasalahan kesehatan di seluruh dunia. Penyakit ini terjadi karena pengaruh koping individu yang tidak efektif ketika dihadapkan pada suatu masalah. Berdasarkan penelitian bahwa klien dengan diagnosa skizofrenia 70%mengalami harga diri rendah dan halusinasi, sedangkan 30% mengalami kerusakan komunikasi verbal.

Baca juga : Apakah Pengertian Manajemen Keuangan Sekolah dan Pendidikan?  

Berdasarkan hasil analisis film A Beautiful Mind didapatkan 3 diagnosa keperawatan utama yang muncul yaitu isolasi sosial , perubahan persepsi sensori : halusinasi penglihatan, dan perubahan sensori : waham kebesaran. Adapun beberapa terapi yang digunakan untuk mengontrol halusinasinya yaitu terapi kejang listrik ( ECT) , terapi obat dan terapi kognitif dari sang istri serta dukungan dari keluarga yang membuat Nash berjuang melawan penyakitnya.

Posting Komentar untuk "Belajar Gangguan Halusinasi dari Film "A Beautiful Mind", Kisah Manusia Skizofrenia"