Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perintah Amar Ma'ruf dan Nahi Mungkar dalam Islam



Segala puji bagi Allah Shubhanahu wa ta’alla yang telah memberikan taufiq kepada para wali –Nya, kepada apa yang dicintai dan diridhai -Nya, serta memberikan kepada orang yang bermaksiat kepada –Nya, dan apa yang telah ditetapkan dan ditentukan oleh Allah Shubhanahu wa ta’alla, Dialah yang menolong orang-orang yang taat dan bertaqwa kepada -Nya, yaitu orang-orang yang murka dan ridha hanya karena Allah Shubhanahu wa ta’alla semata.

Aku memuji Allah Shubhanahu wa ta’alla Yang Maha Suci, atas segala nikmat -Nya yang manis dan cobaan -Nya yang pahit, dan aku bersyukur kepada -Nya atas kesempurnaan karunia -Nya dan kebaikan -Nya yang berlimpah. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah Shubhanahu wa ta’alla, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya, dan merupakan kesaksian bagi orang yang telah menyembah Allah Shubhanahu wa ta’alla semata dan tidak pernah menyekutukan -Nya, dan bagi -Nya segala kerajaan dan segala pujian, di mana dia akan mengumpulkan makhluk -Nya pada satu padang guna memebrikan balasan kepada mereka terhadap apa yang telah mereka kerjakan:

قال الله تعالى: {يَوۡمَ تَجِدُ كُلُّ نَفۡسٖ مَّا عَمِلَتۡ مِنۡ خَيۡرٖ مُّحۡضَرٗا وَمَا عَمِلَتۡ مِن سُوٓءٖ تَوَدُّ لَوۡ أَنَّ بَيۡنَهَا وَبَيۡنَهُۥٓ أَمَدَۢا بَعِيدٗاۗ وَيُحَذِّرُكُمُ ٱللَّهُ نَفۡسَهُۥۗ وَٱللَّهُ رَءُوفُۢ بِٱلۡعِبَادِ} (آل عمران: 30)

Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebaikan dihadapkan (di mukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; Ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya. Dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya. (QS. Ali Imron: 30).

                Dan aku bersaksi bahwa Muahamad Shalallahu’alaihi wa sallam adalah hamba dan utusan Allah Subhanahu wa ta’alla, orang yang telah dipilih dan diistimewakan oleh Tuhannya dengan risalah, dan memerintahkannya untuk mentaati dan bertaqwa kepada -Nya, serta memperingatkan, bahkan melarangnya untuk mentaati orang-orang kafir dan orang-orang munafiq. Ya Allah curahkanlah shalawat dan salam kepada hamba dan Rasul Mu Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam, kepada para keluarga dan para shabatnya serta seluruh orang yang menolong dan membantunya.

Baca juga : Apa yang Harus Dilakukan di Masa Fitnah

                Amma Ba’du; Wahai sekalian hamba Allah Subhanahu wa ta’alla bertakwalah kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla, dan takutlah terahadap fitnah yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim semata dan ketahuilah bahwa Allah Subhanahu wa ta’alla memiliki siksa yang sangat pedih, tegakkanlah amar ma’ruf nahi mungkar, sebab itu adalah pilar tegaknya suatu masyarakat, yang artinya bahwa masyarakat tidak akan bisa berdiri dan tegak kecuali dengannya. Baik Individu maupun masyarakat tidak akan merasa aman dan tenang kecuali jika salah seorang dari mereka merasa bagian yang tidak terpisah darinya, dan rusaknya sebagian masyarakat berarti rusaknya seluruh masyarakat, serta baiknya sebagian masyarakat berarti baiknya seluruh masyarakat. Sebagaimana  disebutkan di dalam sebuah hadits Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, "Tidak beriman salah seorang di antara kalian sehingga dirinya mencintai bagai saudaranya apa-apa yang dicintai oleh dirinya sendiri”. Muttafaq alaihi.

                Wahai sekalian kaum muslimin! Masyarakat yang baik adalah masyarakat yang individunya saling tolong menolong dalam kebaikan dan saling menyatukan langkah dalam mencegah keburukan, menolak pelaku kezaliman dan orang-orang yang zalim. Itulah cermin masyarakat muslim yang  benar yang  telah disebut oleh Allah Yang Maha Mulia di dalam firmanNya:

قال الله تعالى: {وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتُ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٖۚ يَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَيُطِيعُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓۚ أُوْلَٰٓئِكَ سَيَرۡحَمُهُمُ ٱللَّهُۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٞ} (التوبة: 71)

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Taubah: 71).

                Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menejelaskan bahwa faktor yang membuat masyarakat menjadi baik dan dan lurus hanya terwujud dalam ketaatan kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla, dan yang paling utama adalah menunaikan segala kewajiban, menegakkan pilar-pilar amar ma’ruf nahi mungkar pada pondasi yang telah ditegakkan, dibangun dan dijelaskan oleh Islam di dalam firman Allah Subahanahu Wa Ta’ala:

قال الله تعالى: {وَلۡتَكُن مِّنكُمۡ أُمَّةٞ يَدۡعُونَ إِلَى ٱلۡخَيۡرِ وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ} (آل عمران: 104)

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali Imron: 104).

                Dan Allah telah menjadikan umat yang istiqomah berjalan dan menegakkan prinsip ini di dalam interaksi mereka sebagai umat yang terbaik. Allah berfirman:

قال الله تعالى: {كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ} (آل عمران: 110)

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah. (QS. Ali Imron: 110)

                Namun jika sebaliknya, maka kemuliaan umat akan terhapus, nilai kebaikannya akan hilang bahkan dia berhak mendapat laknat dan murka Allah, sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

قال الله تعالى: {لُعِنَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِنۢ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ عَلَىٰ لِسَانِ دَاوُۥدَ وَعِيسَى ٱبۡنِ مَرۡيَمَۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَواْ وَّكَانُواْ يَعۡتَدُونَ ٧٨ كَانُواْ لَا يَتَنَاهَوۡنَ عَن مُّنكَرٖ فَعَلُوهُۚ لَبِئۡسَ مَا كَانُواْ يَفۡعَلُونَ ٧٩ تَرَىٰ كَثِيرٗا مِّنۡهُمۡ يَتَوَلَّوۡنَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْۚ لَبِئۡسَ مَا قَدَّمَتۡ لَهُمۡ أَنفُسُهُمۡ أَن سَخِطَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِمۡ وَفِي ٱلۡعَذَابِ هُمۡ خَٰلِدُونَ} (المائدة: 78- 80)

Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israel dengan lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan. (QS. Al-Ma’idah: 78-80).

                Di sebutkan di dalam hadits bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Demi yang jiwa Muhammad ada di tangan     -Nya, sungguh engkau menyeru kepada yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, mengarahkan perilaku orang yang bodoh……………………… atau Allah akan mencampakkan ke dalam hati sebagaian kalian atas senagaian yang lain kemudian Allah melaknat kalian sebagaimana Dia telah melaknat mereka”. HR. Abu Dawud dan Al-Turmudzi.

Baca juga : Hilangnya Budaya Menulis Buku

                Wahai sekalian kaum muslimin, yang wajib bagi kita adalah saling tolong menolong dengan sebenarnya dalam memperbaiki masyarakat dengan beramar ma’ruf nahi mungkar, dan setiap kita berlaku seperti tentara dalam menegakkan perkara yang besar ini, sebagaimana diperintahkan oleh Nabi kita Muhammada shallallahu alaihi wa sallam di dalam sabdanya, "Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran maka hendaklah dia mengubah dengan tangannya, jika dia tidak mampu maka hendaklah dia mengubahnya dengan lisannya, dan jika dia tidak mampu maka hendaklah dia mengubahnya dengan hatinya, dan ini adalah selemah-lemah iman”. HR. Muslim,

Kemudian perhatikanlah apakah balasan orang yang mengerjakan perkara tersebut dan memperaktikannya dalam kehidupan pribadinya dan orang lain dengan menasehatkan dan mengarahkannya kepada apa yang telah dijelaskan oleh Nabi Muhamamad shallallahu alaihi wa sallam di dalam sabdanya, "Sungguh, Jika Allah memberikan hiadyah kepada seseorang dengan sebab dirimu labih baik bagimu dari dunia dan seisinya”. Di dalam sebuah riwayat disebutkan: Lebih baik bagimu dari seekor onta merah”. Muttafaq alaihi.

                Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Wahai sekalian manusia sesungguhnya Allah Subahanahu Wa Ta’ala berfirman: perintahkanlah kepada yang ma’ruf dan cegahlah dari yang munkar sebelum kalian berdo’a kepada -Ku namun Aku tidak memperkenankan do’a-do’a kalian, dan kalian meminta pertolongan kepada -Ku namau Aku tidak menolong kalian, dan kalian meminta kepadaKu namun Aku tidak memberi kalian”. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda, "Tidaklah suatu kaum meninggalkan amar ma’ruf nahi mungkar kecuali amal-amal mereka tidak terangkat dan do’a-do’a mereka tidak diperkenankan”. Di dalam riwayat secara Mursal dari Al-Hasan dari Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Jika manusia telah menampakkan ilmu dan menyia-nyiakan amal, saling mencintai sebatas lisan dan saling membenci dengan lisan, memutuskan hubungan silaturrahmi, meninggalkan amar ma’ruf nahi mungkar maka pada saat itulah Allah melaknat mereka dan mentulikan telinga mereka dan membutakan pandangan mereka”.

Dari Ibnu Ma’sud  radhiallahu anhu berkata, "Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Kaum yang paling buruk adalah kaum yang tidak saling memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar, kaum yang paling buruk adalah kaum yang menjauhi orang yang menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah kepada yang mungkar, dan kaum yang paling buruk adalah kaum yang tidak menegakkan keadilan serta kaum yang terburuk adalah kaum di mana orang beriman berjalan di tengah tengah mereka dengan menutupi dan menyembunyikan keimanan”.

                Wahai sekalian hamba Allah Subhanahu Wa Ta’ala takutlah kalian kepada -Nya, sadarlah dari kelalaian kalian, waspadalah dan bangunlah dari tidur kalian, gantilah apa yang telah berlalu dari usia kalian yang telah dipenuhi dengan amal yang sia-sia dan meremehkan ketaatan dan perintah Tuhan kalian, bangkitlah dengan sebenarnya baik dengan ilmu, amal, perkataan, perbuatan, tegakkanlah perintah dan jauhilah larangan -Nya, janganlah menghiraukan celaan orang yang mencela, ikhlaskanlah niat, perbaikilah tujuan amal kalian dan waspadalah terhadap sebab-sebab yang mengarahkan kepada meninggalkan perintah –Nya dan berpaling dari amal, sebab hal itu adalah tipu daya dan godaan  setan, serta janganlah kalian mengatakan sesuatu yang tidak kalian kerjakan.

                Isilah sisa-sisa usia kalian dengan bertaubat dan beristigfar, kembali kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, menyesal dan membersihkan diri dari perilaku yang buruk dan perbuatan dosa dan kesalahan, waspada dan kembalilah kepada Allah Subahanahu Wa Ta’ala, Raja Yang Maha Mengetahui sebelum datang kepada kalian perkara yang telah ditetapkan oleh -Nya dan tidak bisa dihadapi oleh kalian semua:

قال الله تعالى: {فَسَتَذۡكُرُونَ مَآ أَقُولُ لَكُمۡۚ وَأُفَوِّضُ أَمۡرِيٓ إِلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَصِيرُۢ بِٱلۡعِبَادِ} (غافر: 44)

Kelak kamu akan ingat kepada apa yang kukatakan kepada kamu. Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya". (QS. Gafir: 44).

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan keberkahannya bagiku dan bagi kalian semua di dalam Al-Qur’an yang mulia, dan Allah Subahanahu Wa Ta’ala memberikan manfaat bagiku dan bagi kalian dengan ayat-ayat  -Nya Yang Maha Bijaksana yang tertera di dalamnya. Hanya inilah yang bisa saya sampaikan dan memohon ampunan bagi diriku dan bagi kalian serta seluruh kaum muslimin kepada Allah Subahanahu Wa Ta’ala yang Maha Mulia dari segala dosa. Mohonlah ampun kepada -Nya dan bertaubatlah kepada -Nya, sebab Dia adalah Zat Yang Pengampun lagi Maha Penyayang.

 Wahai sekalian hamba Allah Subahanahu Wa Ta’ala ketahuilah bahwa amar ma’ruf nahi mungkar adalah bagian yang terbesar di dalam agama ini dan misi yang penting yang menjadi tujuan diutusnya para nabi dan Rasul, seandainya perkara ini tidak ditegakkan dan ilmu serta beramal dengannya diremehkan maka kesesatan akan tersebar dan kebodohan akan meluas, negara akan rusak dan manusia akan binasa. Allah Subahanhu Wa Ta’ala berfirman:

قال الله تعالى: {ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ} (الروم: 41)

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar. (QS. Al-Rum: 41).

Baca juga : Adab Menjenguk Orang Sakit Sesuai Alquran dan Sunah

Tahanlah sikap cenderung kepada kebatilan dan hilangnya rasa cemburu terhadap agama ini.

                Amar ma’ruf  nahi mungkar adalah jalan menuju keimanan, petunjuk menuju kebahagiaan dan keberuntungan. Allah Ta’ala berfirman:

قال الله تعالى: {وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتُ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٖۚ يَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَيُطِيعُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓۚ أُوْلَٰٓئِكَ سَيَرۡحَمُهُمُ ٱللَّهُۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٞ} (التوبة: 71)

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul -Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. QS. Al-Taubah: 71.

قال الله تعالى: {وَلۡتَكُن مِّنكُمۡ أُمَّةٞ يَدۡعُونَ إِلَى ٱلۡخَيۡرِ وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ} (آل عمران: 104)

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.  (QS. Ali Imron: 104).

قال الله تعالى: {لُعِنَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِنۢ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ عَلَىٰ لِسَانِ دَاوُۥدَ وَعِيسَى ٱبۡنِ مَرۡيَمَۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَواْ وَّكَانُواْ يَعۡتَدُونَ ٧٨ كَانُواْ لَا يَتَنَاهَوۡنَ عَن مُّنكَرٖ فَعَلُوهُۚ لَبِئۡسَ مَا كَانُواْ يَفۡعَلُونَ} (المائدة: 78، 79)

Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israel dengan lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. (QS. Al-Maidah: 78-79).

                Ini adalah puncak kekerasan dalam pelarangan saat mereka berhak mendapat laknat karena meremehkan perintah Allah Subahanahu Wa Ta’ala dan meninggalkan amar ma’ruf nahi mungkar.

Dari Abu Bakr ash-shiddiq radhiallahu anhu berkata, "Aku telah mendengar Rasuulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya apabila manusia melihat orang yang zalim namun mereka tidak mencegahnya maka hampir saja Allah akan menimpakan kepada mereka semua siksa dari sisi -Nya”. HR. Abu Dawud dan Al-Turmudzi.

                Wahai sekalian hamba Allah Subahanahu Wa Ta’ala !, bertakwalah kepada –Nya dan bangkitalah dari tidur lelap kalian, sadarlah dari kelalaian kalian, tegakkanlah amar ma’ruf nahi mungkar, saling nasihat-menasehatilah di antara kalian, hendaklah kalian saling memberikan wasiat dengan kebenaran dan kesabaran, dan setiap orang akan bertanggung jawab atas diri nya masing-masing, terhadap apa yang telah di perbuatnya. Di dalam sebuah hadits disebutkan: Tidaklah salah seorang di antara kalian kecuali berada dalam posisi tertentu dalam Islam, takutlah kepada Allah, takutlah kepada Allah jika Allah medatangkan…….”.

                Orang yang bergerak dalam amar ma’ruf nahi mungkar harus mempergunakan cara yang paling efektif untuk menghilangkan dan merubah kemungkaran. Allah Subahanhu Wa Ta’ala berfirman:

قال الله تعالى: {ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ} (النحل: 125)

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. )QS. Al-Nahl: 125).

                Selain itu hendaklah dia bersabar dan mengharap pahala dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala jika dia mendapat tantangan atau mendengar sesuatu yang dibenci karena menegakkan perkara tersebut. Allah Subhanhu Wa Ta’ala berfirman saat menceritakan tentang Luqman yang memberikan wasiat kepada anaknya:

قال الله تعالى: {يَٰبُنَيَّ أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ وَأۡمُرۡ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَٱنۡهَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَٱصۡبِرۡ عَلَىٰ مَآ أَصَابَكَۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنۡ عَزۡمِ ٱلۡأُمُورِ} (لقمان: 17)

Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan oleh Allah.

Baca juga : Apa Dasar Pijakan Ekonomi Islam?

Hanya ini yang bisa aku sampaikan, ucapkanlah shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wassalam, pembawa berita gembira dan ancaman sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan hal yang demikian itu di dalam kitab -Nya yang mulia.

Posting Komentar untuk "Perintah Amar Ma'ruf dan Nahi Mungkar dalam Islam"