Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengelompokan Bahan Pakan Non Konvensional untuk Ternak

Penggolongan bahan pakan non konvensional dapat dilakukan dengan berbagai pertimbangan.  Beberapa diantaranya adalah dengan melihat asal bahan pakan tersebut ataupun dengan melihat sumber zat makanan untuk unggas dari bahan pakan tersebut.  Penggolongan dengan melihat asal bahan makanan dapat dilakukan dengan membagi bahan pakan tersebut menajdi dua golongan besar yaitu dari sumber bahan pakan hewani atau nabati, atau dapat pula dibagi yang berasal dari limbah dan non limbah.  Kedua kriteria diatas tersebut dapat digabungkan menjadi satu dengan melihat asal bahan makanan dari limbah hewani ataupun limbah nabati dengan non limbah hewani dan nabati.

Pengertian limbah adalah sisa atau buangan dari produk utama yang diinginkan.  Limbah tersebut dapat berasal dari limbah pertanian secara luas ataupun non pertanian.  Limbah pertanian dapat berupa limbah pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.  Limbah non pertanian termasuk didalamnya adalah limbah industri dan limbah rumah tangga.

Baca juga : Belajar Jadi Pebisnis Sejati dari Junaidi Abdillah PT Arfis Daya Pratama

Limbah pertanian dikelompokkan menjadi limbah yang berserat kasar tinggi, limbah berprotein rendah, dan limbah mengandung zat anti nutrisi. Untuk itu diperlukan teknologi spesifik mengatasi masalah limbah pertanian tersebut.  Limbah pertanian umumnya diperoleh dari sisa hasil panen ataupun penanganan pasca panen.  Apabila yang dipanen bijinya, maka selain biji dapat dianggap sebagai limbah apabila tanaman tersebut merupakan tanaman sekali panen seperti tanaman padi dan bukan merupakan tanaman tahunan.  Limbah tersebut dapat berupa daun, batang dan akar.   Problem limbah pertanian sebagai bahan pakan unggas meliputi kandungan serat kasar yang tinggi, kandungan protein dan energi yang rendah, adanya anti nutrisi dan harus diolah terlebih dahulu sebelum dapat diberikan pada unggas.  Sebagai contoh adalah limbah pertanian dari tanaman padi.  Limbah padi terdiri dari limbah hasil panen yaitu jerami dan limbah hasil pasca panen yang meliputi sekam dan bekatul.  Jerami mengandung serat kasar yang tinggi dan kandungan protein dan energi yang rendah.  Hal tersebut juga terdapat pada sekam dan bekatul.  Jerami perlu diolah terlebih dahulu supaya dapat digunakan sebagai bahan pakan unggas.  Pengolahan dilakukan untuk mengurangi kadar serat kasar yang tinggi dan memperbanyak ketersediaan zat-zat makanan yang lain. 

Salah satu limbah pertanian yang umum digunakan sebagai campuran pakan unggas adalah bekatul.  Bekatul sebenarnya bukan merupakan sumber protein maupun energi.  Bekatul digunakan dengan alasan tingkat ketersediaan yang tinggi, tidak perlu pengolahan untuk dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak dan berfungsi sebagai penyeimbang bahan pakan lain yang mempunyai kandungan zat-zat makanan yang berlainan.  Sebagai contoh apabila terdapat bahan pakan yang mempunyai protein tinggi dapat diimbangi dengan keberadaan bekatul sehingga tingkat protein pakan menjadi optimal.

Limbah perkebunan merupakan limbah yang umumnya diproduksi oleh tanaman tahunan.  Limbah perkebunan diperoleh umumnya dari hasil pasca panen produk perkebunan walaupun sebagian diperoleh dari hasil perkebunan yang tidak digunakan.  Beberapa contoh adalah limbah biji karet, kopi, kelapa sawit, coklat, jambu mete dan lain-lain.  Limbah biji karet diperoleh setelah biji karet diekstrak untuk mendapatkan minyak karet.   Limbah tersebut dinamakan dengan bungkil biji karet.  Limbah kelapa sawit diperoleh setelah kelapa sawit diperas untuk mendapatkan minyak kelapa sawit.  Limbah tersebut dinamakan sebagai bungkil inti sawit.

Keuntungan limbah perkebunan ini adalah sebagian besar langsung dapat digunakan sebagai campuran bahan pakan ternak tanpa perlu diolah kembali.  Hal tersebut terjadi karena limbah yang dihasilkan merupakan bagian dari proses penghancuran dan penghalusan dari produk utama yang dapat berupa bungkil-bungkilan ataupun bentuk limbah lainnya.  Disamping itu limbah perkebunan umumnya mengandung salah satu zat makanan yang relatif tinggi.  Sebagai contoh bungkil biji karet dan bungkil inti sawit merupakan sumber protein.  Kelemahan yang umum adalah adanya anti nutrisi, meskipun sudah banyak berkurang karena proses pengolahan.  Sebagai contoh, bungkil biji karet mengandung asam sianida.  Kulit biji kopi masih mengandung cafein.  Limbah daun teh banyak mengandung tannin.

Bca juga : Mengatasi Anak Cengeng

Limbah kehutanan jarang digunakan sebagai bahan pakan unggas.  Limbah hasil hutan menghadapi problem transportasi dan pengolahan.  Hasil hutan berupa kayu menghasilkan limbah daun dan serbuk gergaji.  Limbah daun tidak efektif diangkut ke sentra peternakan unggas sebagai bahan pakan unggas.  Limbah gergaji mempunyai kandungan lignin yang sangat tinggi sehingga hampir tidak memungkinkan untuk digunakan sebagai bahan pakan unggas.

Limbah perikanan merupakan limbah hasil dari tangkapan ikan dan hewan laut lainnya di laut, tambak ataupun perikanan darat.  Limbah tersebut dapat berupa sisa pengolahan ikan yang dapat berupa kepala, isi perut, sirip, kulit, ekor dan tulang.  Limbah perikanan dapat pula berupa ikan atau hewan laut yang tidak dimanfaatkan untuk konsumsi manusia karena ukuran yang kecil, rasanya tidak enak ataupun mengandung racun bagi manusia.

Limbah perikanan ini umum digunakan sebagai bahan pakan unggas sumber protein dan mineral.  Kepala, isi perut, sirip, kulit dan ekor ikan merupakan sumber protein.  Bagian tersebut dikeringkan dan kemudian dihaluskan sehingga dapat digunakan sebagai bahan pakan unggas dalam bentuk tepung ikan ataupun tepung limbah ikan.  Kulit dan kepala udang merupakan sumber protein lainnya.  Tulang ikan besar seperti paus, cucut, hiu ataupun lumba-lumba merupakan salah satu sumber mineral yang dapat digunakan sebagai campuran bahan pakan unggas.

Limbah peternakan merupakan sisa hasil peternakan dan hasil pasca panen peternakan.  Beberapa contoh sisa hasil peternakan adalah litter dan kotoran ternak. Litter adalah penutup lantai pada peternakan unggas pedaging yang berasal dari sekam ataupun jerami.  Limbah tersebut bercampur dengan kotoran unggas.  Kelebihan limbah ini adalah mempunyai kandungan protein yang agak tinggi karena ditunjang dari kotoran unggas.  Kelemahan utama adalah kandungan serat kasar yang tinggi.  Disamping itu merupakan sarana penyebaran penyakit.   Kotoran ternak dapatdigunakan sebagai pakan ternak karena :

a.  Mengandung mikroorganiosme yang dapat mengubah asam urat dalam kotoran ternak menjadi protein mikroba.

b.   Mengandung faktor pertumbuhan.

c.   Mengandung beberapa zat makanan terutama protein di samping nitrogen bukan protein (non protein nitrogen)

Dalam penggunaanya kotoran ternak harus diproses lebih dulu yaitu proses pengeringan yang akan membebaskan bibit penyakit. Pengeringan dilakukan dengan penjemuran di bawah terik matahari, dan sebaiknya kotorannya dibolak–balik agar cepat kering, setelah selesai diganti dengan proses penggilingan, kemudian kotoran ternak siap dijadikan pakan bagi para hewan ternak.

Sisa atau buangan hasil pasca panen pada peternakan unggas adalah bulu, jerohan, isi jerohan, darah, kepala dan kaki bagian bawah.  Sisa hasil pasca panen ternak besar adalah jerohan, isi jerohan (pada ruminan adalah isi rumen), darah dan tulang.  Kulit ternak besar merupakan sisa yang masih dapat digunakan untuk kebutuhan manusia.  Limbah hasil pasca panen peternakan harus dikeringkan dan dihaluskan terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan pakan unggas.  Kelebihan limbah tersebut mempunyai kandungan protein yang tinggi.

Sebelum bulu unggas digunakan sebagai pakan ternak harus dijadikan tepung dahulu. Caranya sederhana saja, bulu-bulu unggas tersebut direbus selama kurang lebih 45 menit, kemudian direbus lagi di wadah terbuka selama lebih kurang juga 45 menit juga. Kemudian bulu-bulu unggas juga dikeringkan dalam oven lebih kurang 600 bulu unggas yang kering segera digiling hingga terbentuk tepung,dan siap dijadikan pakan ternak unggas.

Baca juga : Prinsip Manajemen Keuangan Sekolah

Limbah industri merupakan salah satu sumber bahan pakan unggas yang vital.  Salah satu limbah industri yang paling banyak digunakan sebagai pakan unggas adalah bungkil kedelai.  Bungkil-bungkilan merupakan limbah industri seperti bungkil kacang tanah, bungkil inti sawit, bungkil kelapa.  Disamping itu masih banyak limbah industri lainnya, terutama yang berasal dari limbah makanan dan minuman seperti limbah roti, limbah biskuit, limbah sirup dan lain-lain.  Limbah industri itu sendiri dibagi menjadi dua yaitu :

1.    Limbah Industri Padat.  Contohnya adalah serbuk gergaji kayu, blontong, kertas, ampas tebu.  

2.    Limbah Industri Cair.   Contohnya adalah alkohol, vetsin, limbah pengolahan kertas.

Posting Komentar untuk "Pengelompokan Bahan Pakan Non Konvensional untuk Ternak"