Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Google & Amazon Akan Buka Data Center di Indonesia

Google logo 2020

Kehadiran pusat data perusahaan teknologi skala internasional seperti Google, Microsoft dan Amazon diperkirakan akan semakin menambah jumlah penggemar cloud. Selain itu, pemerintah mungkin menyelesaikan keputusan menteri (Permen) tentang pusat data, yang akan mulai berlaku bulan ini.

Ferri Viria, chief technology officer di Accenture Indonesia, mengatakan salah satu kendala bagi perusahaan yang tidak menggunakan layanan cloud adalah peraturan pemerintah. Informasi pengguna tetap ada di negara sesuai dengan peraturan pemerintah.


Pusat data Google dan Amazon Indonesia


Pusat data di Indonesia akan menurunkan biaya penyimpanan, sehingga akan ada permintaan yang cukup besar untuk layanan cloud. Selain itu, Ferry mengatakan bahwa ketika perusahaan ingin membangun server data, mereka harus mempersiapkan biaya tinggi untuk mengelola data.

"Dengan demikian, mengingat biayanya yang murah karena berbasis lokal, hal itu otomatis akan menarik semakin banyak pengguna untuk menggunakan layanan cloud," kata Ferry di kantornya, Senin (9/3). Pada saat yang sama, CEO Accenture Indonesia Technology Consulting, Leonard Nugroho T membuat statment bahwa kepercayaan pelanggan juga diperlukan untuk dapat mengembangkan layanan cloud. Dalam konteks kepercayaan ini, perhatian Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi (KOMINFO) diarahkan pada rencana Google dan perusahaan digital lainnya untuk membuat pusat data yang terintegrasi ke dalam sistem pemerintah.

Kementerian Komunikasi soal pusat data Google dan Amazon


Accenture percaya bahwa integrasi sistem informasi dapat dilakukan dengan tujuan yang jelas, seperti menyelesaikan kasus pidana. Namun, menurut Leonard, pemerintah harus memberikan dukungan secara totalitas karena hal ini akan menimbulkan masalah tanpa akhir dengan sistem terintegrasi ini.

Sebagai contoh, ia mencontoh pemerintah alih-alih menggunakan sistem integrasi pusat data tapi jutru menggunakan cara lain sehingga mengakibatkan pengguna enggan menggunakan layanan cloud. "Jangan berpikir bahwa integrasi pusat data akan mengganggu kehidupan masyarakat," kata Leonard.


Amazon Global Connection

Sebagai contoh, seperti dicatat Leonard, Huawei Technologies di Cina terlibat dalam masalah politik negara itu. "Seharusnya tidak begitu, karena ini masalah politik," katanya. Sebelumnya, Manajer Regional Google Cloud Indonesia Megawati Khie mengatakan perusahaan menghormati dan menghargai setiap kebijakan dan aturan yang dibuat oleh Kominfo.

“Kami senang dengan kolaborasi ini (integrasi pusat data) dengan pemerintah. Kami juga sedang membicarakannya dengan pemerintah, ”katanya, Rabu (4/3).

Permintaan untuk integrasi pusat data bertepatan dengan upaya Kementerian Komunikasi dan Informasi untuk merevisi rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP). Rancangan undang-undang menyatakan bahwa data harus ditempatkan di negara tersebut dan tidak diproses atau dikendalikan oleh orang asing.

Posting Komentar untuk "Google & Amazon Akan Buka Data Center di Indonesia"