Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ribuan Polisi Geruduk dan Tangkap Warga Desa Wadas, Purworejo, Seruan 'Alerta' Berkobar



Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta mengatakan, ribuan personel kepolisian menggerebek Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Selasa (8/1).

Staf Divisi Kampanye dan Jaringan LBH Yogyakarta, Dhanil Al Ghifary mengatakan, ribuan petugas masuk dengan senjata lengkap.

"Ribuan petugas datang ke Wadas, ada yang pakai mobil, jalan kaki dan membawa senjata lengkap," kata Dhanil, Selasa (8/1).

Dhanil mengatakan, ribuan petugas melakukan penyisiran (swiping) desa dan mencopot spanduk-spanduk protes terhadap penambangan andesit. Selain itu, petugas juga mengejar beberapa warga Wadas.

"Polisi ambil spanduk, ada warga yang dikejar," katanya.

Dhanil menuturkan, sebelum polisi masuk ke Desa Wadas, sejumlah warga ditangkap paksa di warung kopi (warkop). Ia mengatakan penangkapannya sekitar pukul 07.00 WIB.

"Tadi pagi ada warga yang ditangkap tanpa kejelasan dan dibawa ke Polsek, warga ditangkap di warkop sekitar pukul 19.00," katanya.

Dikatakannya, LBH Yogyakarta kini menuju ke lokasi untuk membantu warga Desa Wadas.

"Ya (pendampingan). Sementara kami masih di jalan," ujarnya.

Sementara YLBHI menyebut internet di Wadas mati. Sehingga warga kesulitan untuk melaporkan keadaan di sana.

"Situasi saat ini, internet di Wadas juga sedang down, sehingga sulit untuk berbagi berita melalui media sosial. Selain itu, ribuan petugas telah berkumpul di Polsek, lengkap dengan tameng dan anjing," kata YLBHI di Twitter . @YayasanLBHIndonesia, Selasa (8/2)

Penduduk desa Wadas waspada


Warga desa Wadas kemudian meneriakkan 'Alerta' atau tanda bahaya setelah diserang polisi. Alarm darurat dibunyikan melalui media sosial mulai Selasa (8/2) pagi.

Arofah, warga setempat, mengatakan kedatangan ratusan polisi itu terkait rencana penambangan batu andesit yang akan digunakan untuk proyek Real Estate.

"Polisi masuk jam 9 pagi, ada Brimob bersenjata, di atas jalan raya Kaliboto," kata Arofah.

Kedatangan polisi tentu saja memulihkan trauma warga yang pernah bersitegang dengan polisi. Selain itu, kabar bahwa survei tanah akan dilakukan secara mendadak pada Selasa pagi.


“Warga trauma dengan kehadiran polisi, apalagi kalau banyak yang bersenjata, pagi ini mereka mendapat kabar, tiba-tiba,” kata Arofah.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membenarkan kegiatan pengukuran yang dilakukan di Desa Wadas. Menurut Ganjar, kehadiran polisi yang datang tak luput dari pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat agar semuanya berjalan aman dan kondusif. Ganjar juga meminta warga tidak berlebihan.

“Ya ada pengukuran, cuma pengukuran saja, tidak perlu takut, tidak ada kekerasan,” kata Ganjar.

Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi juga membenarkan adanya aktivitas petugas di Wadas.

"Saya terjun ke lapangan, di Wadas, untuk memastikan tidak ada kekerasan. Prinsip kami melindungi masyarakat," katanya 

Warga Wadas diketahui menolak penambangan andesit untuk Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Bener sejak 2016. Penolakan tersebut kerap mendapat tekanan dari pihak kepolisian.

Pada September 2019, misalnya, kata LBH Yogyakarta, saat itu warga juga dikepung polisi dan 11 warga ditangkap.

Tonton Videonya disini!

Posting Komentar untuk "Ribuan Polisi Geruduk dan Tangkap Warga Desa Wadas, Purworejo, Seruan 'Alerta' Berkobar"