Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Implikasi Masa Kanak-Kanak Akhir Pada Dunia Pendidikan, Konservasi dan Klasifikasi


Implikasi Masa Kanak-Kanak Akhir Pada Dunia Pendidikan


Jean Piaget mengembangkan teori kemampuan berfikir anak melalui satu rangkaian tahapan. Anak-anak pada masa anak-anak akhir ini oleh Piaget dikategorikan dalam tahapan operasional konkret. Pada masa kanak-kanak akhir, anak mampu berfikir logis mengenai objek dan kejadian,meskipun masih terbatas pada hal-hal yang sifatnya konkret, dapat digambarkan atau pernah dialami. Namun meski sudah mampu berfikir logis, cara berfikirnya masih berorientasi pada kekinian.

Baca juga : Solusi Menghadapi Kenakalan Remaja dimulai dari Orangtua, Sekolah, Pemerintah dan Masyarakat  

Pada masa ini umumnya egosentrisme mulai berkurang. Anak mulai memperhatikan dan menerima pandangan orang lain. Berkurang rasa egonya dan mulai bersikap sosial. Materi pembicaraan mulai lebih ditujukan kepada lingkungan sosial, tidak pada dirinya saja. Anak berfikir induktif, berfikir dari hal-hal yang khusus kemudian ditarik kesimpulan ke yang umum. Mereka memiliki pengertian yang lebih baik tentang konsep ruang, sebab akibat, kategorisasi, konservasi dan tentang jumlah. Anak mulai memahami jarak, hubungan antara sebab dan akibat yang ditimbulkan, kemampuan mengelompokkan benda berdasar kriteria tertentu, dan menghitung. Anak juga mampu mengklasifikasikan dan menurutkan suatu benda berdasarkan ciri-ciri suatu objek.

1. Konservasi

Menurut Piaget dalam Dasar dan Teori Perkembangan Anak (Singgih, 1982:157), anak-anak pada masa operasional konkret ini bisa melakukan tugas-tugas konservasi dengan baik, karena anak-anak pada masa ini telah mengembangkan tiga macam proses yang disebut dengan operasi-operasi yakni:

  • 1. Negasi

Pada masa pra-operasional anak hanya melihat atau memperhatikan keadaan permulaan dan keadaan akhir pada deretan benda yaitu pada mulanya keadaannya sama dan pada akhirnya keadaannya menjadi tidak sama. Anak tidak melihat apa yang terjadi di antaranya.

Pada masa operasional konkret anak telah mengerti proses apa yang terjadi di antara kegiatan itu dan memahami hubungan-hubungan antara keduanya. Pada deretan benda-benda anak bisa mengembalikan atau membatalkan perubahan yang terjadi sehingga bisa menjawab bahwa jumlah benda-benda adalah tetap sama.

  • 2. Hubungan Timbal Balik (Resiprokasi)

Ketika anak melihat bagaimana deretan dari benda-benda itu diubah, anak mengetahui bahwa deretan benda-benda bertambah panjang tetapi tidak rapat lagi dibandingkan dengan deret yang lain. Karena anak mengetahui hubungan timbal balik antara panjang dan kurang rapat atau sebaliknya kurang panjang tetapi lebih rapat, maka anak tahu pula bahwa jumlah benda-benda yang ada pada kedua deretan itu sama.

  • 3. Identitas

Anak pada masa operasional konkret ini sudah bisa mengenal satu persatu benda-benda yang ada pada deretan-deretan itu. Anak bisa menghitung, sehingga meskipun benda-benda dipindahkan, anak mengetahui bahwa jumlah tetap sama.




2. Klasifikasi

Banyak operasi-operasi konkret yang diidentifikasikan Piaget melibatkan cara anak berpikir tentang karakteristik objek. Suatu keahlian penting yang mencirikan operasional konkret ialah kemampuan untuk mengklasifikasikan benda dan memahami relasi antarbenda tersebut. Secara khusus, Santrock (2007:257), anak-anak operasional konkret akan memahami:

1. Keterhubungan antara kumpulan dan sub kumpulan. Hal ini dapat diilustrasikan oleh pohon keluarga empat generasi. Pohon keluarga ini menggambarkan kakek (A) memiliki tiga orang anak (B, C dan D), tiap orang anak memiliki dua orang anak (E sampai J), dan salah satu anak (J) memiliki tiga orang anak (K, L dan M). Seorang anak dengan operasional konkret dapat memahami bahwa J, pada saat yang bersamaan, dapat menjadi ayah, saudara, anak dan cucu.

2. Seriation; operasi konkret meliputi pengurutan stimuli sepanjang dimensi kuantitatif (seperti panjang).

3. Transitivity; jika ada relasi antara objek pertama dan kedua, dan ada relasi antara objek kedua dan ketiga, pasti ada relasi antara objek pertama dan ketiga. Contohnya, ada tiga buah tongkat (A, B dan C) dengan panjang berbeda. A adalah tongkat terpanjang, B lebih pendek dari A namun lebih panjang dari C. Apakah A lebih panjang dari C? Dalam teori Piaget, pemikir operasional konkret akan menjawab ya.

Strategi yang dapat dilakukan oleh guru dalam pembelajaran pada masa kanak-kanak akhir adalah:

1. Menggunakan bahan-bahan yang konkret, misalnya barang atau benda nyata.

2. Menggunakan alat visual, misalnya OHP, transparansi.

3. Menggunakan contoh-contoh yang sudah akrab dengan anak dari hal yang bersifat sederhana ke hal yang bersifat kompleks.

4. Menjamin penyajian yang singkat dan terorganisasi dengan baik, misalnya menggunakan angka kecil dari butir-butir kunci.

5. Memberi latihan nyata dalam menganalisis masalah atau kegiatan, misalnya menggunakan teka-teki dan curah pendapat.

Guru perlu mengamati dan mendengar apa yang dilakukan oleh siswa dan mencoba menganalisis bagaimana cara berfikir siswa.

Posting Komentar untuk "Implikasi Masa Kanak-Kanak Akhir Pada Dunia Pendidikan, Konservasi dan Klasifikasi"