Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sediaan Obat Larutan, Faktor Kelarutan, Keuntungan Kerugian, Syarat dan Komposisi



Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Sediaan Obat Larutan:

1. Kelarutan zat aktif

2. Kestabilan zat aktif dalam larutan

3. Penyimpanan

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

1. Sifat polaritas zat terlarut dan pelarut

Memiliki pengertian bahwa molekul polar (zat terlarrut) larut dalam pelarut polar, sebaliknya molekul non polar (zat terlarut) akan larut dalam pelarut non polar.

2. Co-solvency

Adalah suatu peristiwa terjadinya kenaikan kelarutan dengan penambahan pelarut lain, atau modifikasi pelarut. Misalnya luminal tidak larut dalam air tetapi larut dalam campuran air + gliserin.
( Syamsuni, A. 2006)

 

Keuntungan Dan Kerugian Sediaan Larutan

a. Keuntungan

1. Merupakan campuran homogen

2. Dosis dapat diubah – ubah dalam pembuatan

3. Dapat diberikan dalam larutan encer, sedangkan kapsul dan tablet sulit diencerkan

4. Kerja awal obat lebih cepat, karena obat cepat di absorbsi

5. Mudah diberi pemanis, pengaroma, pewarna

6. Untuk pemakaian luar mudah digunakan

b. Kerugian

1. Ada obat yang tidak stabil dalam larutan

2. Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam larutan

(Syamsuni, A. 2006)


Syarat – Syarat Larutan

1. Zat terlarut harus larut sempurna dalam pelarutnya

2. Zat harus stabil, baik pada suhu kamar dan pada penyimpanan

3. Jernih

4. Tidak ada endapan

(Anonim b. 1995)

Komposisi Larutan

  1. Bahan aktif / solut/ zat terlarut. Contoh : kamfer, iodin, mentol.
  2. Solven / zat pelarut
Contoh :

a. Air untuk melarutka garam – garam

b. Spiritus untuk melarutkan kamfer, iodin, mentol

c. Eter untuk melarutkan kamfer, fosfor sublimat

d. Gliserin untuk melarutkan tannin, zat samak, boraks, fenol

e. Minyak untuk melarutkan kamfer

f. Paraffin liquidum untuk melarutkan cera dan cetasium

g. Kloroform untuk melarutkan minyak – minyak, lemak


Bahan tambahan

a. Corrigen odoris : digunakan untuk memperbaiki bau obat.

Contoh : oleum cinnamommi, oleum rosarum, oleum citri, oleum menthae pip.

b. Corrigen saporis : digunakan untuk mempebaiki rasa obat.

Contoh : saccharosa/sirup simplex, sirup auratiorum, tingtur cinnamommi, aqua menthae piperithae.

c. Corrigen coloris : digunakan untuk memperbaiki warna obat.

Contoh : karminum (merah), karamel (coklat), tinture croci (kuning).

d. Corrigen solubilis : digunakan untuk memperbaiki kelarutan dari obat utama.
Contoh : iodium dapat mudah larut dalam larutan pekat.

e. Pengawet : digunakan untuk mengawetkan obat.

Contoh : asam benzoat, natrium benzoat, nipagin, nipasol.

(Syamsuni, A. 2006)

 

Cara Pembuatan Larutan Secara Umum :
  • Zat – zat yang mudah larut, dilarutkan dalam botol.
  • Zat – zat yang agak sukar larut, dilarutkan dengan pemanasan.
Masukkan zat padat yang akan dilarutkan dalam Erlenmeyer, setelah itu masukkan zat pelarutnya, dipanasi diatas tangas air atau api bebas dengan digoyang – goyangkan sampai larut. Zat padat yang hendak dilarutkan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dulu, mencegah jangan sampaai ada yang lengket pada Erlenmeyer. Pemanasan dilakukan dengan api bebas sambil digoyang – goyang untuk menjaga pemanasan kelewat setempat.
  • Untuk zat yang akan terbentuk hidrat , maka air dimasukkan dulu dalam erlenmeyer agar tidak terbentuk senyawa hidrat yang lebih lambat larutnya.
  • Untuk zat yang meleleh dalam air panas dan merupakan tetes besar dalam dasar erlenmeyer atau botol maka perlu dalam melarutkan digoyang – goyangkan atau dikocok untuk mempercepat larutnya zat tersebut.
  • Zat – zat yang mudh terurai pada pemanasan tidak boleh dilarutkan dengan pemanasan atau dilarutkan secar dingin.
  • Zat – zat yang mudah menguap dipanasi, dilarutkan dalam botol tertutup dan dinaskan serendah – rendahnya sambil digoyang – goyangkan.
  • Obat – obat keras harus dilarutkan tersendiri, untuk meyakini apakah sudah larut semua. Dapat dilakukan dalam tabung reaksi lalu dibilas.
  • Perlu diperhatikan bahwa pemanasan hanya diperlukan untuk mempercepat larutnya suatu zat, tidak untuk menambah kelarutan sebab bila keadaan dingin maka akan terjadi endapan. (Anief, Moh. 2004. Halaman 99 – 101)


Cara Khusus Pengerjaan Obat Dalam Bentuk Larutan

Beberapa obat yang memerlukan cara khusus untuk melarutkannya, diantaranya :
  • Natrium bikarbonat
Harus dilakukan dengan cara gerus – tuang (adsliben)
  • Kalium permanganat (KMnO4)
Dilarutkan dengan pemanasan. Pada proses pemanasan akan terbentuk batu kawi (MnO2). Oleh sebab itu setelah dingin tanpa dikocok – kocok dituangkan ke dalam botol atau dapat juga disaring dengan gelas wool.
  • Zink klorida (ZnCl2)
Harus dilarutkan dengan air sekaligus, kemudian disaring. Karena jika air ditambahkan sedikit demi sedikit maka akan terbentuk zink oksida klorida (ZnOCl) yang sukar larut dalam air. Jika terdapat asam salisilat, larutkan zink klorida dengan sebagian air, kemudian tambahkan asam salisilat dan sisa air, baru disaring.
  • Kamfer (Camphorae)
Kelarutan dalam air 1:650. Dilarutkan dengan spiritus fortiori (95%) sebanyak 2 kali bobot kamfer di dalam botol kering. Kocok – kocok, kemudian tambahkan air panas sekaligus, kocok lagi.
  • Tanin
Tanin mudah larut dalam air dan dalam gliserin, tetapi tanin selalu mengandung hasil oksidasi yang larut dalam air, tetapi tidak larut dalam gliserin sehingga larutannya dalam gliserin harus disaring dengan kapas yang dibasahi. Jika ada air dan gliserin, larutkan tannin dalam air, kocok, baru tambahkan gliserinnya.

Baca juga : Khasiat Bunga Tiga Lapis (Calanthe Veratrifolia), Bermanfaat Mengobati Panas Tinggi  
  • Fenol
Diambil fenol liquifactum yaitu larutan 20 bagian air dalam 100 bagian fenol. Jumlah yang diambil 1,2 kali jumlah yang diminta. Jika pengenceran dalam air cukup akan diperoleh larutan yang jernih, jika kurang akan terjadi larutan yang keruh.
  • Bahan yang bersifat keras
Harus dilarutkan sendiri.
  • Jika ada bahan obat yang harus diencerkan dengan air, hasil pengenceran yang diambil paling sedikit adalah 2 ml.

Istilah-Istilah Kelarutan

Posting Komentar untuk "Sediaan Obat Larutan, Faktor Kelarutan, Keuntungan Kerugian, Syarat dan Komposisi"