Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penyebab Gangguan Menstruasi, Hasil Studi dan Ciri-ciri Klinis Gangguan Haid


Penyebab Gangguan Menstruasi


Tingginya prevalensi gangguan menstruasi disebabkan oleh berbagai faktor seperti, stres, lifestyle, aktivitas fisik, kondisi medis, kelainan hormonal dan status gizi.

Gangguan menstruasi merupakan masalah yang sering di alami oleh remaja. Menurut WHO (2010)terdapat 75% remaja yang mengalami gangguan haid dan ini merupakan alasan terbanyak seorang remaja putri mengunjungi dokter spesialis kandungan. Siklus haid pada remaja sering tidak teratur, terutama pada tahun pertama setelah menarche sekitar 80% remaja putri mengalami terlambat haid 1 sampai 2 minggu dan sekitar 7% remaja putri yang haidnya datang lebih cepat, disebabkan oleh ovulasi yang belum terjadi (Anovulatory cycles).

Kejadian gangguan siklus mentruasi pada wanita yang mengalami obesitas 1,89 kali lebih besar dibandingkan dengan wanita dengan status gizi normal sedangkan subjek yang mengalami stress 2 kali lebih besar dibandingkan dengan subjek yang tidak mengalami stress. Oligomenore merupakan jenis gangguan siklus menstruasi yang paling tinggi terjadi pada kelompok subjek yang mengalami obesitas (30,8%) dan pada subjek yang mengalami stress adalah polimenore (23,1%). Obesitas dan stress merupakan faktor yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan siklus menstruasi. Setelah dikontrol dengan stress, pengaruh obesitas dalam menyebabkan gangguan siklus menstruasi menjadi lebih kecil (OR=1; OR=2,8) (Rakhmawati, 2013).

Baca juga : Larutan Oral Obat Adalah : Jenis-jenis dan Cara Penggunaan  

Dismenorea adalah gangguan menstruasi terbanyak (80,0%) yang dialami oleh pelajar perempuan maupun wanita dewasa. Pada peneitian ini. Beberapa penelitian lain melaporkan prevalensi dismenorea sebesar 73,83%2,63,1%.

Sebesar 15,8%-89,5% perempuan dilaporkan mengalami dismenora pada berbagai studi di dunia, dimana perempuan usia remaja memiliki angka yang lebih tinggi.6Menurut studi yang dilakukan Zhou di sebuah universitas di China menyebutkan bahwa 56,4% mahasiswi di universitas tersebut mengalami dismenorea.7 Di Indonesia sendiri diperkirakan 60%– 70% perempuan mengalami dismenorea. 8 Sebuah survey di Canada yang diikuti oleh lebih dari 1.500 perempuan menstruasi yang dipilih acak menyebutkan bahwa angka kejadian dismenorea sedang hingga berat terjadi pada 60% responden, yang menyebabkan penurunan aktivitas pada 50% responden serta absen pada sekolah atau pekerjaan pada 17% responden.19 Studi lain pada populasi remaja perempuan di Tbilisi, 13 Georgia menyebutkan bahwa 52,07% responden mengalami dismenorea.20 Studi dismenorea lainnya yang dilakukan pada remaja perempuan di Kelantan, Malaysia melaporkan bahwa dismenorea mempengaruhi konsentrasi di sekolah dan partisipasi sosial, meskipun demikian hanya sebagian kecil remaja perempuan yang mengalami dismenorea yang mencari pengobatan medis.5 Beberapa studi melaporkan bahwa angka kejadian dismenorea meningkat pada perempuan dengan riwayat keluarga yang mengalami dismenorea, merokok, indeks massa tubuh kurang dari 20, menarche dini(sebelum usia 12 tahun), serta jarak antar menstruasi dan durasi menstruasi yang lebih panjang. Sedangkan kontrasepsi oral, olahraga dan menikah dilaporkan menurunkan kemungkinan dismenorea.


Studi Kasus Gangguan Menstruasi


Berbagai studi menghasilkan fakta bahwa iskemik miometrium oleh karena kontraksi uterus yang sering dan berkepanjangan menyebabkan dismenorea primer. Endometrium pada fase sekretori mengadung simpanan besar asam arakidonat, yang akan dikonversikan menjadi prostaglandin F2α(PGF2α), prostaglandin E2 (PGE2), dan leukotrien saat menstruasi. PGF2αakan selalu menstimulasi kontraksi uterus dan merupakan mediator utama dismenorea. Terapi dengan inhibitor siklooksigenase (COX) akan menurunkan level prostaglandin dan menurunkan aktivitas kontraksi uterus.

Baca juga : Larutan Topikal Obat : Pengertian dan 11 Jenis Larutan Topikal  

Kontraksi otot polos uterus menyebabkan rasa kram, spasme perut bagian bawah, nyeri punggung bawah serta persalinan atau aborsi yang diinduksi prostaglandin. Pada perempuan dengan dismenorea primer, kontraksi uterus selama menstruasi dimulai saat peningkatan level tonus basal(>10 mmHg), menimbulkan tekanan intrauterus yang lebih tinggi (seringkali mencapai 150-180mmHg dan dapat melampaui 400mmHg), terjadi lebih sering(>4-5kali/ 10menit) dan tidak beritmik. Ketika tekanan intrauterus melampaui tekanan arteri untuk periode waktu yang terusmenerus, hasil iskemi dalam produksi metabolit anaerob merangsang neuron C tipe kecil, yang berkontribusi pada nyeri saat dismenorea. Selain itu, PGF2α dan PGE2 dapat menstimulasi kontraksi otot polos bronkus, usus dan vaskular, yang menyebabkan bronkokonstriksi, mual, muntah, diare, dan hipertensi. Dismenorea primer mulai sebelum atau bertepatan dengan onset menstruasi dan menurun secara bertahap selama 72 jam berikutnya. Kram menstruasi terjadi intermiten, intensitasnya bervariasi, dan biasanya berpusat di daerah suprapubik, meskipun beberapa perempuan juga mengalami nyeri di paha dan punggung bawah. Penurunan aliran darah ke uterus dan peningkatan hipersentivitas saraf perifer juga berkontribusi terhadap nyeri yang terjadi. Berbeda dengan dismenorea primer, perempuan dengan dismenorea sekunder yang berhubungan dengan kelainan pelvis, seperti endometriosis, nyeri semakin berat sering terjadi pada pertengahan siklus dan selama seminggu sebelum menstruasi, beserta gejala dispareunia. Pada perempuan dengan dismenorea sekunder yang berhubungan dengan mioma uterus, utamanya nyeri disebabkan karena menoragia, dengan intensitas yang berkorelasi dengan volume aliran menstruasi.

Gambar Pathogenesis Gangguan Menstruasi

Manifestasi Gangguan Menstruasi


Berbagai gejala gangguan menstruasi yang terlihat, antara lain:

  • Perut melilit
  • Nyeri punggung
  • Payudara mengencang
  • Sakit kepala
  • Kemunculan jerawat berlebih
  • Mudah lelah
  • Mudah lapar
  • Konstipasi
  • Gelisah
  • Kram perut
  • Diare
  • Absen Menstruasi
  • Darah yang dikeluarkan berbau khas

Posting Komentar untuk "Penyebab Gangguan Menstruasi, Hasil Studi dan Ciri-ciri Klinis Gangguan Haid"