Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penyakit Menular Sifilis Adalah : Definisi, Etiologi, Gejala, Resiko, Prognosis dan Pengobatan


Definisi Penyakit Menular Seksual


Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah infeksi yang penularannya terjadi melalui kontak seksual baik dalam bentuk kontak seksual genital, oral atau anal. Banyak penderita PMS tidak menyadari bahwa dirinya mengidap PMS oleh karena penyakit ini seringkali tidak menunjukkan gejala.
PMS dapat menimbulkan resiko bagi ibu hamil dan janin yang dikandungnya. PMS dapat menyebabkan:

a. Abortus

b. Kehamilan Ektopik

c. Persalinan preterm

d. Lahir mati

e. Cacat bawaan

f. Morbiditas neonatus

Seringkali penularan pada janin terjadi saat persalinan, saat melalui jalan lahir yang terinfeksi. Namun, sejumlah infeksi juga dapat terjadi secara transplasental sehingga menyebabkan infeksi janin intrauterin. Suatu hal yang penting untuk memastikan bahwa wanita hamil bebas dari PMS. Pada kunjungan prenatal pertama, provider kesehatan (bidan, dokter , obstetric & gynecologist) akan melakukan skrining untuk beberapa jenis PMS, termasuk HIV – human immunodeficiency virus ( pada beberapa sentra kesehatan tertentu ) dan syphilis. Beberapa jenis PMS dapat disembuhkan dengan obat, namun tidak semua jenis PMS dapat diobati dengan obat.Bila jenis PMS yang diderita termasuk jenis yang sulit disembuhkan maka harus diambil langkah terbaik untuk melindungi janin yang dikandung.

Baca juga : Buah Mengkudu, Berkhasiat untuk Daya Tahan Tubuh, Hipertensi dan Tumor

Definisi Penyakit Sifilis 


Sifilis merupakan penyakit menular seksual (PMS) yang biasa dikenal dengan raja singa. Sifilis dapat menular pada bayi yang dikandung secara transplasenta dan menimbulkan kecacatan.

Sifilis merupakan penyakit infeksi sistemik disebabkan oleh treponema pallidum yang dapat mengenai seluruh organ tubuh, mulai dari kulit, mukosa, jantung hingga susunan saraf pusat. Infeksi terbagi atas beberapa fase, yaitu sifilis primer, sifilis sekunder, sifilis laten dini dan lanjut, serta neurosifilis (sifilis tersier). Sifilis umumnya ditularkan lewat kontak seksual, namun juga dapat secara vertical pada masa kehamilan (Sarwono; 2009).

Etiologi


a. Sifilis disebabkan oleh treponema pallidum, spiroket yang menginfeksi mukosa sampai timbulnya kanker membran.

b. Sifilis sulit di lacak dan penyakit ini hanya menghilang ke dalam tubuh dan terus melakukan kerusakan di tempat-tempat yang tidak dapat dilihat

c. Lama masa inkubasi, dari waktu pajanan sampai timbulnya kanker primer, bergantung pada jumlah microorganisme yang menetap saat infeksi dan berapa lama organism ini bereplikasi. Spiroket membutuhkan 33 jam untuk bereplikasi dibandingkan bakteri yang hanya memerlukani beberapa menit untuk bereplikasi.

1) Inkubasi pada tahap primer adalah 10-90 hari setelah kontak, rata-rata 21 hari. la sembuh dengan spontan dalam 3 minggu tanopa terapi.

2) Inkubasi pada tahap sekunder adalah 17 hari samapai 6 bulan setelah kontak, rata-rata 2,5 bulan. Bila sifilis tidak diobati tanda dan gejala sembuh secara spontan dalam 2-8 minggu, dengan rata-rata 4 minggu.

3) Tahap laten dimulai setiap lesi sekunder hilang.

d. Individu dinyatakan infeksius bila muncul salah asatu lesi primer atau sekunder.Respon antibody awal adalah IgM, dan dalam 2 minggu IgM berubah menjadi IgG.


Gambaran klinis


Pada kehamilan gejala klinik tidak banyak berbeda dengan keadaan tidak hamil, hanya perlu diwaspadai hasil tes serologi sifilis pada kehamilan normal bisa memberikan hasil positif palsu.Transmisi treponema dari ibu ke janin umumnya terjadi setelah plasenta terbentuk utuh, kira – kira sekitar umur kehamilan 16 minggu. Oleh karena itu bila sifilis primer atau sekunder ditemukan pada kehamilan setelah 16 minggu, kemungkinan untuk timbulnya sifilis congenital lebih memungkinkan.

a. Tahap primer menunjukan ciri-ciri berikut :

1) Lesi primer adalah kanker: papula kecil yang membentuk jalan masuk dan menghancurkan diri untuk membentuk ulserasi superficial yang tidak nyeri, dan berakhir selama 5 minggu dan sembuh secara spontan. Lesi mungkin satu atau banyak.

2) Sekitar 70% kasus terjadi duseminata dari jalan masuk infeksi ke kelenjar limfe yang menyebabkan pembesaran kelenjar limfe pada lipatan paha dan axila yang diikuti pembesaran kelenjar limfe yang lain (bubo-satelit), nyeri tekan dan berbatas tegas.

Baca juga : Khasiat Jeruk Nipis, Bermanfaat untuk Melancarkan Haid, Jerawat dan Difteri  

b. Tahap sekunder

Disebabkan diseminata hematogen yang berasal dari drainase kelenjar limfe regional. Tahap sekunder ditandai dengan kondisi berikut:

1) Ruam kulit yang menyeluruh, bilateral, tidak gatal, dan tidak nyeri. terutama di membrane mukosa, telapak tangan dan telapak kaki. Ruam yang muncul bisa berupa salah satu atau semua bentuk lesi berikut:

a) Macula datar, berwarna tembaga.

b) Papula eritematosa, berkerak.

c) Pustule

2) Tampilan ruam dalam mulut berupa erosi putih yang disebabkan dengan “tempelan mukosa”.

3) Lesi lecet yang berkombinasi dengan kondiloma latum yang terbentuk pada area tubuh yang lembab, seperti area vulva dan perianal. Lesi ini berupa sekelompok kecil veruka datar yang tertutup oleh eksudat keabu-abuan; lesi ini sangat infeksius. Jangan keliru membedakan lesi ini dengan kondiloma akuminata, veruka eksternal yang disebabkan oleh HPV.

4) Gejala sistemik yang biasa terjadi:

a) Adenopati yang menyeluruh.

b) Demam, malaise, letargi dan sakit kepala

c) Anoreksia dan penurunan berat badan

d) Alopesia terjadi dimana saja pada tubuh.

c. Tahap laten

Terjadi setelah manifestasi sifilis sekunder hilang tanpa terapi. Spiroket yang tinggal dalam keadaan dorman ditubuh dan termanifestasi sendiri beberapa tahun kemudian seiring degenerasi banyak organ. Spiroket dapat didiagnosis dengan uji laboratorium saat tidak ada manifestasi klinis, terutama bila riwayat pejanan telah diketahui atau terdapat riwayat lesi primer atau sekunder. Dengan gejala:

1) Luka primer didaerah genetalia atau tempat lain seperti dimulut dari sekitarnya. Pada lues sekunder kadang – kadang timbul kondiloma lata. Lues laten dan sudah lama dapat menyerang organ tubuh lainnya.

2) Pemeriksaan serologis reaksi wassermann dan VDRL

3) Kelahiran mati atau anak yang lalu dengan lues congenital merupakan petunjuk bahwa ibu menderita sifilis.

d. Tahap Tersier

Sifilis tersier adalah kelanjutan dari sifilis sekunder. Dengan tandda khas Gumma ( infiltrate berbatas tegas, lunak, destruktif, besarnya bervariasi ) dapat menjadi ulkus. Dapat terjadi pada mukosa, tulang, hepar, kardiovaskuler.

Faktor resiko


a. Paling sering terjadi pada golongan usia muda umur 20 – 29 tahun

b. Orang yang melakukan kontak langsung dengan infeksius awal lesi awal kulit atau selaput lendir pada saat melakukan hubungan seksual dengan penderita sifilis.

c. Dapat diturunkan oleh ibu penderita pada anak yang dikandungnya

d. Bergonta ganti pasangan seksual

e. Tidak menggunakan kondom saat berhubungan seksual

f. Melalui barang perantara yang sedah dipakai oleh penderita seperti pakaian dalam, handuk dan sebagainya ( Djuanda,1987 )



Prognosis


Prognosis pada ibu hamil dengan sifilis buruk, jika tidak dilakukan dengan penanganan yang tepat akan berdampak buruk baik si Ibu maupun untuk janin yang dikandungnya. Pada saat lahir bayi dapat tampak sehat dan kelainan timbul setelah beberapa minggu, tetapi dapat pula kelainan ada sejak lahir. Di mana virus Troponema Pallidum masuk secara hematogen melalui placenta ( UK 10 minggu ), sehingga janin yang terinfeksi dapat mati atau abortus, lahir mati atterm ( IUFD ), dan lahir hidup dengan tanda- tanda sifilis kongenital.

Pada bayi dapat dijumpai kondisi sebagai berikut :

a. Pertumbuhan intrauterine yang terlambat

b. Kelainan membrane mukosa ( bibir, mulut, laring dan mukosa genital)

c. Kelainan kulit, rambut dan kuku

Dapat berupa macula eriterm, papullosqruamosa, dan bulla.Bulla sedah ada sejak lahir yang tersebar secara simetris terutama pada telapak tangan dan kaki.

d. Kelainan tulang ( terjadi pada 6 bulan pertama)

Tanda sifilis kongenital lanjut :

a. Kornea : keratitis intersisial

Biasanya terjadi pada umur pubertas dan bilateral.pada kornea timbul pengabuan menyerupai gelas disertai vaskularisasi sclera.Terjadi pada 20 – 50% kasus sifilis kongenital lanjut.

b. Tulang : perisynovitis

Mengenai kedua lutut yang akan mengakibatakan terjadinya bengkak tanpa nyeri yang simetris.

c. Sistem saraf pusat

Biasanya yang menjadi tanda adalah adanya kelemahan umum dan renjatan

Penatalaksanaan


Pengobatan sifilis kongenital terbagi menjadi pengobatan pada ibu hamil dan pada bayi.Penisilin masih tetap merupakan obat pilihan untuk pengobatan sifilis, baik sifilis didapat maupun kongenital.Pada wanita hamil, tetrasiklin dan doksisiklin merupakan kontraindikasi. Pengobatan sifilis pada kehamilan dibagi menjadi 3, yaitu :

a. Sifilis Dini ( primer, sekunder, dan laten dini tidak lebih dari 2 tahun)

Benzatine Penisillin 1x / IM, Penisillin G Prokain dalam aquadest 600.000 IU/IM selama 10 hari.

b. Sifilis Lanjut ( lebihan dari 2 tahun )

Benzatine Penisillin G 2.4 juta IU/ IM setiap minggu, selama 3x berturut- turut, atau dengan Penisilin G Prokain 600.000 UI/ IM setiap hari selama 21 hari

c. Neurosifilis

Benzidin penicillin 6 – 9 MU selama 3 sampai 4 minggu. Selanjutnya dianjurkan pemberian benzyl penicillin 2 -4 MU secara IV setiap 4 jam selama 10 hari.

Baca juga : Tanaman Puring, Berkhasiat Menambah Nafsu Makan, Cacingan dan Sifilis  

Wanita hamil dengan sifilis harus diobati sedini mungkin, sebaiknya sebelum hamil atau pada triwulan 1 untuk mencegah penularan pada janin. Suami harus diperiksa dengan menggunakan tes reaksi wasserman dan VDRL, bila perlu diobati.

Posting Komentar untuk "Penyakit Menular Sifilis Adalah : Definisi, Etiologi, Gejala, Resiko, Prognosis dan Pengobatan "