Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Infeksi Traktus Urinaria Adalah : Definisi, Epidemiologi, Etiologi, Patofisiologi dan Resiko


Infeksi Traktus Urinaria


1. Definisi

Infeksi saluran kemih adalah suatu infeksi yang melibatkan ginjal, ureter, buli-buli, ataupun uretra. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang menunjukkan keberadaan mikroorganisme (MO) dalam urin (Sukandar, E., 2004). Bakteriuria bermakna (significant bacteriuria): bakteriuria bermakna menunjukkan pertumbuhan mikroorganisme murni lebih dari 105 colony forming
unit (cfu/ml) pada biakan urin. Bakteriuria bermakna mungkin tanpa disertai presentasi klinis ISK dinamakan bakteriuria asimtomatik (convert bacteriuria). Sebaliknya bakteriuria bermakna disertai persentasi klinis ISK dinamakan bakteriuria bermakna asimtomatik. Pada beberapa keadaan pasien dengan persentasi klinis tanpa bekteriuria bermakna. Piuria bermakna (significant pyuria), bila ditemukan netrofil >10 per lapangan pandang (Sukandar, E., 2004).

2. Epidemioogi

Epidemiologi ISK dibagi menjadi 2 kategori yaitu infeksi yang berhubungan dengan kateter ( infeksi nosokomial) dan infeksi yang tidak berhubungan dengan kateter (acquired infections). Agen penyebab ISK tidak hanya dapat menyerang laki-laki, namun dapat juga menyerang wanita dalam bermacam umur, remaja maupun orang tua.

Selama periode usia beberapa bulan dan lebih dari 65 tahun, perempuan cenderung menderita ISK disbanding laki-laki. ISK berulang pada laki-laki jarang dilaporkan, kecuali disertai faktor predisposisi (pencetus). Prevalensi bakteriuri asimtomatik lebih sering ditemukan pada perempuan. Prevalensi selama periode sekolah 1% meningkat menjadi 5% selama periode aktif secara seksual. Prevalensi infeksi asimtomatik meningkat mencapai 30%, baik laki-laki maupun perempuan bila disertai faktor pencetus.

Baca juga : Asam Nukleat, Pengertian, Struktur Primer, Sekunder, Tersier dan Kuarter

3. Etiologi

Pada keadaan normal urin adalah steril. Umumnya ISK disebabkan oleh kuman gram negatif. Escherichia coli merupakan penyebab terbanyak baik pada yang simtomatik maupun yang asimtomatik yaitu 70 - 90%. Enterobakteria sepertiProteus mirabilis (30 % dari infeksi saluran kemih pada anak laki-laki tetapi kurang dari 5 % pada anak perempuan ), Klebsiella pneumonia dan Pseudomonasaeruginosa dapat juga sebagai penyebab. Organisme gram positif sepertiStreptococcus faecalis (enterokokus), Staphylococcus epidermidis dan Streptococcus viridans jarang ditemukan. Pada uropati obstruktif dan kelainan struktur saluran kemih pada anak laki-laki sering ditemukan Proteus species. Pada ISK nosokomial atau ISK kompleks lebih sering ditemukan kuman Proteus dan
Pseudomonas (Lumbanbatu, S.M., 2003).

4. Patofisiologi

Secara umum mikroorganisme dapat masuk ke dalam saluran kemih dengan tiga cara yaitu:

1) Asenden, yaitu jika masuknya mikroorganisme adalah melalui uretra dan cara inilah yang paling sering terjadi. Masuknya mikroorganisme dalm kandung kemih, antara lain: factor anatomi dimana pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada laki-laki sehingga insiden terjadinya ISK lebih tinggi, factor tekanan urine saat miksi, kontaminasi fekal, pemasangan alat ke dalam traktus urinarius (pemeriksaan sistoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi sehingga bakteri naik dari kandung kemih ke ginjal.

2) Hematogen (desenden), disebut demikian bila sebelumnya terjadi infeksi pada ginjal yang akhirnya menyebar sampai ke dalam saluran kemih melalui peredaran darah. sering terjadi pada pasien yang system imunnya rendah sehingga mempermudah penyebaran infeksi secara hematogen Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu: adanya bendungan total urine yang mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat jaringan parut, dan lain-lain.

3) Jalur limfatik, jika masuknya mikroorganisme melalui sistem limfatik yang menghubungkan kandung kemih dengan ginjal namun yang terakhir ini jarang terjadi (Coyle dan Prince, 2005).

Pengunaan kateter seringkali menyebabkan mikroorganisme masuk ke dalam kandungan kemih. Hal ini biasanya disebabkan kurang higienisnya alat ataupun tenaga kasehatan yang memasukkan kateter. Orang lanjut usia yang sukar buang air kecil umumnya menggunakan kateter untuk memudahkan pengeluaran urin, itulah sebabnya mengapa penderita infeksi saluran kemih cenderung meningkat pada rentang usia ini ( Romac, 1992).

Pada usia lanjut terjadinya ISK ini sering disebabkan karena adanya:

1) Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap atau kurang efektif.

2) Mobilitas menurun.

3) Nutrisi yang sering kurang baik.

4) Sistem imunitas yng menurun.

5) Adanya hambatan pada saluran urin.

6) Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat.

Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat tersebut mengakibatkan distensii yang berlebihan sehingga menimbulkan nyeri, keadaan ini mengakibatkan penurunan resistensi terhadap invasi bakteri dan residu kemih menjadi media pertumbuhan bakteri yang selanjutnya akan mengakibatkan gangguan fungsi ginjal sendiri, kemudian keadaan ini secara hematogen menyebar ke suluruh traktus urinarius. Selain itu, beberapa hal yang menjadi predisposisi ISK, antara lain: adanya obstruksi aliran kemih proksimal yang menakibtakan penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter yang disebut sebagai hidronefroses. Penyebab umum obstruksi adalah: jaringan parut ginjal, batu, neoplasma dan hipertrofi prostate yang sering ditemukan pada laki-laki diatas usia 60 tahun.



5. Faktor Risiko

Faktor risiko adalah hal-hal yang secara jelas mempermudah terjadinya suatu kejadian. Faktor risiko yang berpengaruh terhadap timbulnya ISK oleh MDRO yaitu :

1) Usia

Prevalensi ISK meningkat secara signifikan pada manula. Bakteriuria meningkat dari 5-10% pada usia 70 tahun menjadi 20% pada usia 80 tahun. Pada usia tua, seseorang akan mengalami penurunan sistem imun, hal ini akan memudahkan timbulnya ISK. Wanita yang telah menopause akan mengalami perubahan lapisan vagina dan penurunan estrogen, hal ini akan mempermudah timbulnya ISK. Pada usia tua, seseorang mudah terpapar infeksi MDRO khususnya Methicillin-resistant S. aureus (MRSA) karena beberapa faktor seperti penurunan status fungsional dan frailty syndrome.

2) Diabetes Mellitus

Insidensi pyelonefritis akut empat sampai lima kali lebih tinggi pada individu yang diabetes daripada yang tidak. Hal itu dapat terjadi karena disfungsi vesica urinaria sehingga memudahkan distensi vesica urinaria serta penurunan kontraktilitas detrusor dan hal ini meningkatkan residu urin maka mudah terjadi infeksi. Faktor lain yang dapat menyebabkan ISK adalah menderita diabetes lebih dari 20 tahun, retinopati, neuropati, penyakit jantung, dan penyakit pembuluh darah perifer. Konsentrasi glukosa urin yang tinggi juga akan merusak fungsi fagosit dari leukosit polimorfonuklear. Kombinasi dari beberapa faktor diatas menjadi penyebab insidensi ISK dan keparahan ISK pada pasien diabetes mellitus.

3) Kateter

Sebagian besar ISK terjadi setelah pemasangan kateter atau instrumentasi urin lainnya. Pada pasien yang terpasang kateter, bakteri dapat memasuki vesica urinaria melalui 4 tempat : the meatus-cathether junction, the cathether-drainage tubing junction, the drainage tubing-bag junction, dan pintu drainase pada kantung urin Pada kateterisasi dengan waktu singkat, bakteri yang paling banyak ditemukan adalah E. coli. Bakteri lain yang ditemukan adalah P. aeruginosa, K. pneumonia, Staphylococcus epidermidis, dan enterococcus. Pada kateterisasi jangka panjang, bakteri yang banyak ditemukan adalah E. coli, bakteri ini menempel pada uroepitelium.

Baca juga : Asam Nukleat, Fungsi, Komponen, Nukelosida, Nukleotida dan Polinukleotida

4) Antibiotik

Penggunaan antibiotik yang terlalu banyak dan tidak rasional dapat menimbulkan resistensi. Hal ini terjadi terutama pada pasien yang mendapat terapi antibiotik dalam 90 hari sebelumnya. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional mengurangi jumlah bakteri lactobacillus yang melindungi. Hal ini menimbulkan jumlah pertumbuhan E. coli yang tinggi di vagina. Pada percobaan kepada kera, pemberian antimikroba β-lactam meningkatkan kolonisasi E. coli, pemberian trimethoprim dan nitrofurantoin tidak meningkatkan kolonisasi E. coli..25 E. coli merupakan penyebab terbanyak ISK. Resistensi E. coli terhadap antibiotik meningkat dengan cepat, terutama resistensi terhadap fluorokuinolon dan cephalosporin generasi 3 dan 4.

5) Perawatan di Intensive Care Unit (ICU)

National Nosocomial Infections Surveillance System dilakukan pada pasien ICU, dari studi tersebut didapatkan kesimpulan bahwa ISK merupakan infeksi terbanyak pada pasien kritis di ICU. Disebutkan bahwa penyebabnya adalah penggunaan antibiotik yang tinggi multipel pada satu pasien sehingga menimbulkan peningkatan resistensi terhadap antimikroba. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional akan menimbulkan resistensi melalui mekanisme antibiotic selective pressure, antibiotik akan membunuh bakteri yang peka sehingga bakteri yang resisten menjadi berkembang Faktor lain yang menyebabkan tingginya resistensi di ICU adalah penyakit serius yang diderita, penggunaan alat kesehatan invasif dalam waktu lama, dan waktu tinggal di rumah sakit yang lama.


 
6) Perawatan kesehatan jangka panjang

Infeksi yang paling banyak terjadi pada pasien perawatan jangka panjang adalah infeksi respiratorius dan traktus urinarius (ISK), khususnya infeksi oleh Extended Spectrum Beta Lactamase Producers (ESBLs) yaitu E. coli. Kejadian resistensi antimikroba pada pasien perawatan kesehatan jangka panjang tinggi dikarenakan populasi pasien yang sangat rentan terhadap infeksi dan kolonisasi. Penurunan sistem imun, beberapa komorbiditas, dan penurunan fungsional pada pasien perawatan jangka panjang akan meningkatkan kerentanan terhadap infeksi dan melemahkan pertahanan tubuh melawan infeksi.36,37 Pasien perawatan kesehatan jangka panjang sering menerima pengobatan empiris dengan antibiotik spektrum luas, ini meningkatkan antibiotic selective pressure sehingga menimbulkan resistensi.

7) Keganasan hematologi

Pasien dengan keganasan hematologi misalnya leukemia akut dan neutropenia mempunyai risiko tinggi untuk terkena infeksi. Bakteri yang menyebabkan infeksi pada pasien neutropenia dan kanker bisa merupakan bakteri gram negatif (E. coli, P. aeruginosa, Klebsiella) atau bakteri gram positif (S. Aureus dan Enterococcus). Neutrofil memegang peranan penting sebagai agen pertahanan tubuh manusia dalam melawan berbagai bakteri, oleh karena itu penurunan jumlah neutrofil yang ekstrim menyebabkan peningkatan resistensi bakteri. Kemoterapi dosis tinggi, neutropenia yang parah dan berkepanjangan, serta profilaksis fluorokuinolon dan trimethoprim-sulfamethoxazole merupakan pemicu terjadinya infeksi pada pasien keganasan hematologi oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotik.

8) Pasien hemodialisa

Pasien yang menjalani hemodialisa akan lebih rentan terpapar MDRO, maka meningkatkan risiko terjadinya ISK oleh MDRO. Peningkatan kerentanan itu disebabkan oleh dialisat yang terkontaminasi, transien bakteremia yang disebabkan karena terdapat akses ke pembuluh darah yang menjadikannya sebagai port d’entree bakteri MDRO, dan kelebihan Fe. Kateter dialisis melukai lapisan kulit normal sehingga membentuk jalan masuk bakteri ke pembuluh darah. Keberadaan benda asing dalam tubuh menimbulkan kekurangan imun lokal dengan jalan pengaktifan fungsi fagosit dari sel polimorfonuklear. Hal ini akan menyebabkan “exhausted neutrophils” yang menimbulkan penurunan aktivitas pembunuhan bakteri secara nyata jika kemudian terinfeksi bakteri.

Baca juga : DNA Adalah : Pengertian dan Proses Pembentukan DNA

9) Ulkus diabetes mellitus (Ulkus DM)

Infeksi MDRO pada ulkus DM sangat lazim ditemukan, hal ini berhubungan dengan kontrol level glukosa yang inadekuat. Bakteri gram negatif yang sering ditemukan adalah Proteus dan bakteri gram positif yang sering ditemukan adalah Staphylococcus. Penderita diabetes yang mengalami ulkus pada kaki sangat rentan terhadap infeksi, dan akan menyebar secara cepat sehingga menimbulkan kerusakan jaringan yang luar biasa. Durasi infeksi lebih dari satu bulan, penggunaan antibiotik sebelumnya, dan ukuran ulkus lebih dari 4 cm² lebih memungkinkan terkena MDRO.

Posting Komentar untuk "Infeksi Traktus Urinaria Adalah : Definisi, Epidemiologi, Etiologi, Patofisiologi dan Resiko"