Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

3 Jenis Obat Larutan, Larutan untuk Telinga, Hidung dan Mulut


Macam-macam Sediaan Obat Larutan

1. Larutan untuk telinga

a. Solutio Otic / Guttae Auriculares

Larutan otik adalah larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain dan bahan pendispersi, untuk penggunaan telinga luar : misalnya larutan otik benzokain dan antipirin, larutan otik neomisin B sulfat, dan larutan otik hidrokortison.

Larutan yang dipakai ke dalam telinga ini biasanya mengandung antibiotic, sulfonamida, anestetik local, peroksida (H2O2), fungisida, asam borat, NaCl, gliserin dan propilen glikol. Gliserin dan propilen glikol sering dipakai sebagai pelarut, karena dapat melekat dengan baik pada bagian dalam telinga sehingga obat lebih lama kontak dengan jaringan telinga, sedangkan alkohol dan minyak nabati hanya kadang – kadang dipakai.

Baca juga : Khasiat Tanaman Keremek (Alternanthera Sessilis), Obat Sakit Perut dan Mulas  

pH optimum untuk cairan berair yang digunakan dalam obat tetes telinga haruslah dalam suasana asam (pH 5 - 7,3), dan pH inilah yang sering menentukan khasiatnya. Larutan basa umumnya tidak dikehendaki, karena tidak fisiologis dan mempermudah timbulnya radang. Jika pH larutan telinga berubah dari asaam menjadi basa, bakteri dan fungi akan tumbuh dengan baik, hal ini tentunya tidak dikehendaki. (Syamsuni, A. 2006)
 

2. Larutan untuk hidung

a. Collunarium (obat cuci hidung)

Collunarium adalah larutan yang digunakan untuk obat cuci hidung. Biasanya berupa larutan dalam air yang ditujukan untuk membersihkan rongga hidung. Oleh karena itu, hendaknya diperhatikan pH dan isotonisitasnya karena dapat menimbulkan rasa pedih pada mukosa hidung.

b. Guttae nasales/Nose drops (obat tetes hidung)

Guttae nasales/Nose drops (obat tetes hidung) adalah obat tetes yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat ke dalam rongga hidung, dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar, dan pengawet.

Cairan pembawa umumnya menggunakan air. Cairan pembawa sebaiknya mempunyai pH 5,5 – 7,5, kapasitas dapar sedang, isotonis atau hampir isotonis. Minyak lemak atau minyak mineral tidak boleh digunakan sebagai cairan pembawa karena dapat menimbulkan pneumonia.

Zat pensuspensi yang umumnya digunakan adalah sorbitan, polisorbat, atau surfaktan lain yang cocok, dengan kadar tidak boleh lebih dari 0,01% b/v.Zat pendapar yang dapat digunakan adalah pendapar yang cocok dengan pH 6,5 dan dibuat isotonis menggunakan NaCl secukupnya. Zat pengawet yang dapat digunakan adalah benzalkolidum klorida 0,01–0,1% b/v.

Penyimpanan : kecuali dinyatakan lain, disimpan dalam wadah tertutup rapat.

c. Nebula/Inhalationes/Nose spray (obat semprot hidung)

Inhalations adalah sediaan yang dimaksudkan untuk disedot melalui hidung atau muulut, atau disemprotkan (nose spray) dalam bentuk kabut ke dalam saluran pernapasan. Tetean atau butiran kabut harus seragam dan sangat halus sehingga dapaat mencapai bronkioli.

Inhalasi juga meliputi sediaan mengandung obat yang mudah menguap atau serbuk sangat halus atau kabut yang digunakan memakai alat mekanik.Penandaan: jika mengandung bahan yang tidak larut, pada etiket juga harus tertera “KOCOK DAHULU”. (Syamsuni, A. 2006)

  


3. Larutan untuk mulut

a. Collutorium (obat cuci mulut)

Collutorium adalah larutaan pekat dalam air yang mengandung deodorant, antiseptic, anestetik lokal, dan adstringensia yang digunakan untuk obat cuci mulut. karena digunakan untuk obat cuci mulut. Karena digunakan untuk cuci mulut, sediaan in harus dapat menghilangkan sisa – sisa makanan dan lain – lain dari mulut (sela – sela gigi). Sebaiknya dipakai larutan yang bereaksi basa karena mempunyai kekuatan untuk melarutkan dan membuang mukus, lendir, atau dahak dan saliva (air liur). Larutan yang terlampau basa akan merusak selaput lendir pada mulut dan kerongkongan, begitu juga jika terlalu asam akan berpengaruh pada gigi.

Umumnya larutan yang dipakai pada atau lewat mulut mempunyi pH 7 – 9,5. Disimpan dalam botol putih bermulut kecil.

Penandaan pada etiket obat cuci mulut harus tertera:

  • Cara pengencerannya, jika collutorium harus diracik terlebih dahulu sebelum digunakan.
  • Tanda yang jelas yaitu “Untuk obat cuci mulut, tidak boleh ditelan”.

b. Gargarisma/gargle (obat kumur)

Gargarisma/gargle (obat kumur) adalah sediaan berupa larutan, umumnya dalaam larutan pekat yang harus diencerkan lebih dahulu sebelum digunakan, dimaksudkan untuk digunakan sebagai pencegahan atau pengobatan infeksi tenggorokan atau jalan nafas.

Tujuan utama obat kumur adalah agar obat yang terkandung di dalamnya dapat langsung terkena selaput lendir sepanjang tenggorokan, dan tidak dimaksudkan agar obat itu menjadi pelindung sselaput lendir. Karena itu, obat berupa minyaak yang memerlukan zat pensuspensi dan obat yang bersifat lendir tidak sesuai dijadikan obat kumur.

Baca juga : Khasiat Daun Encok (Plumbago Zeylanica), Obat Encok dan Sakit Kepala  

Penyimpanan: Dalam wadah botol berwarna susu atau wadah lain yang cocok.

Penandaan pada etiket harus tertera:

  • Petunjuk pengencerannya, sebelum digunakan.
  • Tanda yang jelas yaitu “Hanya untuk kumur, tidak ditelan”.

c. Litus oris (obat oles bibir)

Litus oris atau obat oles bibir adalah cairan agak kental yang pemakaiannya disapukan pada mulut. contoh sediaan litus oris adalah larutan 10% borax dalam gliserin.

d. Guttae oris (obat tetes mulut)

Guttae oris atau obat tetes mulut adalah obat tetes yang digunakan untuk mulut dengan cara mengencerkan lebih dahulu dengan air untuk dikumur – kumurkan, tidak untuk ditelan. (Syamsuni, A. 2006)

Posting Komentar untuk "3 Jenis Obat Larutan, Larutan untuk Telinga, Hidung dan Mulut"