Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mempercepat Pertumbuhan Ikan, Faktor Internal dan Eksternal


Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu : bobot tubuh, sex, umur, kesuburan, kesehatan, pergerakan, aklimasi, aktivitas biomassa, dan konsumsi oksigen. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari faktor abiotik dan faktor biotik. Faktor abiotik terdiri dari tekanan, suhu, salinitas, kandungan oksigen air, buangan metabolit (CO2, NH3), pH, cahaya, musim. 

Faktor nutrisi termasuk faktor biotik yang meliputi ketersediaan pakan, komposisi pakan, kecernaan pakan, dan kompetisi pengambilan pakan. Diantara faktor-faktor tersebut, nutrisi merupakan faktor pengontrol, dan ukuran ikan mempengaruhi potensi tumbuh suatu individu. Sedangkan suhu air mempengaruhi seluruh kegiatan dan proses kehidupan ikan yang meliputi pernafasan, reproduksi, dan pertumbuhan. Jika suhu air meningkat (sampai batas tertentu), maka laju metabolisme meningkat yang pada gilirannya meningkatkan konsumsi dan pertumbuhan ikan ( Hoar et al., 1979 ).

Baca juga : Ikan Layur, Klasifikasi dan Tata Nama menurut Nakamura dan Parin  

Macam - Macam Pertumbuhan


Pertumbuhan diukur melalui pertumbuhan panjang dan berat ikan. Dalam suatu pengukuran kedua besaran tersebut, terdapat adanya nilai b yang ikut menentukan dalam pengukuran tersebut. Nilai b tersebut akan menunjukkan pola pertumbuhan ikan. Pola pertumbuhan jenis ikan bersifat allometrik positif, terlihat dari nilai b yang lebih besar dari 3 (b>3). Sifat pertumbuhan allometrik positif memberi arti bahwa, indikasi pertumbuhan panjang lebih lambat dibandingkan pertumbuhan bobot ikan. Pertumbuhan allometrik negatif memiliki nilai b kurang dari 3 (b < 3) artinya, pertumbuhan ikan cenderung pertumbuhan bobotnya lebih lambat dibandingkan pertumbuhan panjang, sedangkan untuk pertumbuhan isometrik memiliki nilai b sama dengan 3 (b=3), sehingga dapat dinyatakan pertumbuhan panjang sebanding dengan pertumbuhan bobotnya. Perbedaan ini diduga dipengaruhi oleh perbedaan kelompok ukuran yang disebabkan oleh perbedaan kondisi lingkungan ( Syahrir, 2013).

Hubungan panjang berat memiliki hubungan dengan pertumbuhan dan juga kondisi ikan, analisa hubungan panjang berat dimaksudkan untuk mengukur variasi berat – panjang tertentu dari ikan secara individu atau kelompok – kelompok individiu sebagai suatu petunjuk tentang kegemukan, kesehatan, perkembangan gonad dan sebagainya. Hubungan panjang – berat yaitu dapat mengestimasi faktor kondisi atau sering isebut dengan index of plumpness, yang merupakan salah satu derivat penting dari pertumbuhan untuk membandingkan konisi ( fitness, well-being ) atau keadaan kesehatan relatif populasi ikan atau invidu tertentu ( Merta, 1993 ).



Hubungan panjang dan berat hampir mengikuti hukum kubik yaitu berat ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Tetapi hubungan yang terdapat pada ikan sebenarnya tidak tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan berbeda-beda (Effendi, 2002). Perbedaan nilai b pada ikan tidak saja antara populasi yang berbeda dari spesies yang sama, tetapi juga antara populasi yang sama pada tahun – tahun yang berbeda yang barangkali dapat diasosiasikan dengan kondisi nutrisi mereka. Hal ini bisa terjadi karena pengaruh faktor ekologis dan biologis. ( Ricker, 1975 ).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam merupakan faktor yang sulit dikontrol, yang termasuk dalam faktor ini yaitu keturunan, sex (jenis kelamin atau reproduksi), hormon, umur, parasit, dan penyakit. Sedangkan faktor luar merupakan faktor yang mudah dikontrol, yang termasuk dalam faktor ini yaitu makanan dan kualitas air / lingkungan (suhu, oksigen, dan lain-lain). Selain itu¸ zat hara yang meliputi makanan, air, dan oksigen menyediakan bahan mentah bagi pertumbuhan, gen mengatur pengolahan bahan tersebut, dan hormon mempercepat pengolahan serta merangsang gen (Fujaya, 1999). 


Faktor-faktor yang efektif mempengaruhi pertumbuhan ikan yaitu temperatur, ukuran, dan konsumsi makanan. Faktor-faktor ini tidak akan dapat terpisahkan karena akan terus berdampingan dengan terjadinya pertumbuhan. Selain itu, satu faktor dapat mempengaruhi faktor yang lainnya. Tetapi, kita dapat membuat pertumbuhan ikan menjadi optimal dengan mngetahui bagaiman faktor-faktor yang menpengaruhi pertumbuhan pada ikan yang dituju (Wijaya, 2015).

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil berupa jenis pertumbuhan ikan barakuda (Sphyraena barracuda), ikan kembung (Rastrelliger sp.) dan ikan nilem (Osteochilus hasselti). Jenis pertumbuhan ikan barakuda adalah alometrik negatif, dan ikan nilem jenis pertumbuhannya alometrik negatif. Menurut Sutoyo ( 2009 ), Jenis pertumbuhan ikan dapat dibagi menjadi 2 yaitu pertumbuhan isometric, pertumbuhan yang menyatakan bahwa apabila nilai b sama dengan 3 yang menunjukan bahwa pertumbuhan ikan seimbang dan pertambahan panjang ikan seimbang dengan pertambahan beratnya dan pertumbuhan allometrik yaitu pertumbuhan yang menyatakan apabia nilai b lebih besar atau lebih kecil dari 3.

 Jika nilai b kurang dari 3 menunjukan pertambahan panjangnya lebih cepat dari pertambahan beratnya disebut juga alometrik negatif dan apabila nilai b lebih besar dari 3 menunjukan pertambahan berat lebih cepat dari pertambahan panjangnya disebut allometrik positif. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan dari ikan air tawar maupun laut tidak memiliki perbedaan, karena pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor luar dan dalam. Ikan nilem jenis pertumbuhannya adalah alometrik negatif, begitu juga dengan ikan barakuda yang memiliki jenis pertumbuhan alometrik negatif ( Sutoyo, 2009 ).

Hubungan panjang dan berat antara ikan laut dan juga ikan air tawar pada praktikum kali ini adalah ikan air laut; ikan Barakuda (Sphyraena barracuda) dan ikan Kembung (Rastrelliger sp.). Ikan air tawar yang digunakan adalah ikan Nilem (Osteochilus hasselti). Berdasarkan hasil yang telah didapatkan bahwa ikan laut tersebut memiliki nilai b kurang dari 3 yang berarti allometrik negatif, yaitu pertambahan panjangnya lebih cepat dari beratnya. 





Begitu juga dengan ikan air tawar yang memiliki nilai b kurang dari 3. Hal ini juga menunjukkan tidak ada perbedaan antara keduanya. Hal ini sesuai dengan referensi yang mengatakan bahwa data panjang dan berat dapat juga menggambarkan petunjuk penting tentang perubahan iklim dan lingkungan. Dikatakan juga bahwa dalam pengukuran tersebut nantinya akan diperoleh nilai b, yang ikut menentukan seimbang tidaknya antara berat dan panjang ikan. Dimana nilai b yang mungkin muncul adalah b<”3”, b="3", b>”3” (Effendie, 2002).

Faktor kondisi adalah keadaan yang menyatakan kemontokan ikan secara kualitas, dimana perhitungannya didasarkan pada panjang dan berat ikan. Faktor kondisi atau indeks ponderal dan sering disebut faktor K yang merupakan hal yang penting dari pertumbuhan ikan, karena faktor kondisi dapat digunakan untuk menganalisis populasi. Beragamnya faktor kondisi disebabkan oleh pengaruh makanan, umur, jenis kelamin dan kematangan gonadnya (Effendie, 2002).

Faktor kondisi (FK) menunjukkan keadaan baik dari ikan dilihat dari segi kapasitas fisik untuk survival dan reproduksi. Selama dalam pertumbuhan tiap pertambahan berat material ikan akan bertambah panjang dimana perbandingan liniearnya akan tetap. Hal ini dianggap bahwa berat ikan yang ideal sama dengan pangkat tiga dari panjang dan berlaku untuk ikan kecil atau besar. Jika terdapat perubahan berat tanpa diikuti oleh perubahan panjang atau sebaliknya akan menyebabkan perubahan nilai perbandingan tersebut (Sutoyo, 2009).


Faktor Penunjang Pertumbuhan Ikan


1. Pertumbuhan ikan dapat ditentukan dengan pengukuran terhadap panjang dan beratnya, kemudian hasil pengukuran dimasukkan ke dalam persamaan sehingga didapat nilai b. Ikan Barakuda (Sphyraena barracuda) memiliki nilai b sebesar 2,351378 (alometrik negatif), Ikan Kembung (Rastrelliger sp.) memilki nilai b sebesar -0,11694, dan ikan Nilem (Osteochilus hasselti) memiliki nilai b sebesar 0,19874 (alometrik negatif).

Baca juga :  Cara Mengolah Ikan Standar Ekspor 

2. Faktor kondisi dapat ditentukan melalui perhitungan berat rata-rata dan panjang rata-rata ikan. Faktor kondisi tiap ikan yaitu untuk ikan Barakuda (Sphyraena barracuda) 488,5216, ikan Kembung (Rastrelliger sp.) 421,6984, ikan Nilem (Osteochilus hasselti) 842,5561.

Posting Komentar untuk "Mempercepat Pertumbuhan Ikan, Faktor Internal dan Eksternal"