Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Efek Lokal Pemberian Obat, Intranasal, Intra Okuler dan Inhalasi

Efek Lokal Pemberian Obat


a. Intranasal

Mukosa lambung-usus dan rectum, juga selaput lendir lainnya dalam tubuh, dapat menyerap obat dengan baik dan menghasilkan terutama efek setempat. Secara intranasal (melalui hidung) digunakan tetes hidung pada selesma untuk menciutkan mukosa yang bengkak (efedrin, ksilometazolin). Kadang-kadang obat juga untuk memberikan efek sistemis, misalnya vasopressin dan kortikosteroida (heklometason, flunisolida).

b. Intra-okuler dan Intra-aurikuler (dalam mata dan telinga)

Obat berbentuk tetes atau salep digunakan untuk mengobati penyakit mata atau telinga. Pada penggunaan beberapa jenis obat tetes harus waspada, karena obat dapat diresorpsi ke darah dan menimbulkan efek toksik, misalnya atropin.

Baca juga : Defisiensi Laktosa, Gejala, Pengertian dan Klasifikasi  

c. Inhalasi (Intrapulmonal)

Gas, zat terbang, atau larutan sering kali diberikan sebagai inhalasi (aerosol), yaitu obat yang disemprotkan ke dalam mulut dengan alat aerosol. Semprotan obat dihirup dengan udara dan resorpsi terjadi melalui mukosa mulut, tenggorokan dan saluran napas. Tanpa melalui hati, obat dapat dengan cepat memasuki predaran darah dan menghasilkan efeknya. Yang digunakan secara inhalasi adalah anestetika umum (eter, halotan) dan obat-obat asam (adrenalin, isoprenalin, budenosida dan klometason) dengan maksud mencapai kadar setempat yang tinggi dan memberikan efek terhadap brochia. Untuk maksud ini, selain larutan obat, juga dapat digunakan zat padatnya (turbuhaler) dalam keadaan sangat halus (microfine: 1-5 mikron), misalnya natriumkromoglikat, beklometason dan budesonida.

d. Intravaginal

Untuk mengobati gangguan vagina secara local tersedia salep, tablet atau sejenis suppositoria vaginal (ovula) yang harus dimasukkan ke dalam vagina dan melarut di situ. Contohnya adalah metronidazol pada vaginitis (radang vagina) akibat parasit trichomonas dan candida. Obat dapat pula digunakan sebagai cairan bilasan. Penggunaan lain adalah untuk mencegah kehamilan, di mana zat spermicide (dengan daya mematikan sel-sel mani) dimasukkan dalam bentuk tablet busa, krem atau foam.


Baca juga : Obat Hipoglikemik Oral (OHO) untuk Pengidap Diabetes Tipe 1 dan 2  

e. Kulit (topical)

Pada penyakit kulit, obat yang digunakam berupa salep, krim, atau lotion (kocokan). Kulit yang sehat dan utuh sukar sekali ditembus obat, tetapi resorpsi berlangsung lebih mudah bila ada kerusakan. Efek sistemis yang menyusul kadang-kadang berbahaya, seperti degan dengan kortikosterida (kortison, betametason, dll), terutama bila digunakan dengan cara occlusi.

Posting Komentar untuk "Efek Lokal Pemberian Obat, Intranasal, Intra Okuler dan Inhalasi"