Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hukum Jual Beli Mata Uang Valas (Valuta Asing)


Pertanyaan (1): Apakah hukumnya membeli valuta asing dan menjualnya saat harganya tinggi? Berilah jawaban kepada kami, semoga Allah subhanahu wa ta’ala membalas kebaikanmu.

Jawaban (1): Melakukan transaksi jual beli valuta asing di namakan sharf (penukaran mata uang), dan sharf ini harus dilakukan secara taqabuth (serah terima secara langsung) di tempat aqad. Maka apabila telah terjadi taqabuth di tempat aqad maka hal itu tidak apa-apa. Artinya bahwa jika seseorang menukarkan mata uang Saudi dengan dolar Amerika maka tidak mengapa dengan hal ini, sekalipun ia ingin mendapatkan keuntungan di masa akan datang, akan tetapi dengan syarat bahwa ia mengambil dolar yang dibeli dan memberikan dirham Saudi yang dijual secara langsung. Adapun jual beli tanpa qabadh (serah terima) maka hal itu tidak sah, dan ia termasuk riba nasi`ah (bertempo).

Baca juga : Ruang Lingkup Jinayat  

Syaikh Muhammad al-Utsaimin – Kitab Dakwah (5) (2/40).

Pertanyaan (2): Apakah boleh (pantas) bagi seorang muslim memperjualbelikan valuta asing? Apakah hal itu sesuai dengan ajaran Islam? Apakah hukumnya dalam hal itu?

Jawaban (2): Tidak mengapa memperdagangkan valuta asing, yaitu menjual mata uang dengan mata uang yang lain, akan tetapi dengan syarat taqabuth (serah terima secara langsung) sebelum berpisah – sama saja ia menerima benda (uang kontan) dan menerima sesuatu yang menempati tempatnya berupa cek yang disahkan. Sama saja yang melakukan penukaran uang pemilik sendiri atau wakil. Jika penukaran mata uang itu tidak berdasarkan sifat ini maka hukumnya tidak boleh dan pelakunya berdosa lagi kurang imannya, dan hal itu tidak mengeluarkannya kepada kufur.


Baca juga : Fatwa Akad Jual Beli Mobil Bekas  

Syaikh Ibnu Jibrin –Fatawa Islamiyah (2/364).

Posting Komentar untuk "Hukum Jual Beli Mata Uang Valas (Valuta Asing)"