Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Perjanjian Baiat Aqabah Kubro

Kisah Perjanjian Baiat Aqabah Kubro

Baiat Aqabah Kubro 

Baiat atau perjanjian setia kepada Nabi s.a.w. yang terjadi di Aqabah inilah awal mula pergerakan massal hijrahnya para sahabat Nabi s.a.w. dari mekkah ke Madinah. Karenanya amat sayang sekali jika kisah ini dilewatkan, waluapun tidak ada cerita hijrah di dalamnya.  

Tanggal 12 Dzulhijjah 

12 Dzulhijjah Tahun 13 Setelah Kenabian. 73 orang Yatsrib (sekarang Madinah)  laki-laki dan 2 orang wanitanya, berkumpul di Mina. Mereka datang ke mekkah untuk ritual ibadah haji mengelilingi ka’bah bersama rombongan besar kamu musyrik khajraj dari Yastrib. tepatnya di aqabah setelah mereka melaksanakan ritual haji, secara diam-diam untuk bertemu Nabi s.a.w. dan melakukan baiat; janji setia. Yang kemudian baiat itu dinamakan dengan baiat al-Qabah al-kubra.  

Berkumpulnya orang-orang Yastrib ini tidak diketahui oleh rombongan besarnya; yakni rombongan kaum musyrik Khajraj yang melakukan ritual haji mengelilingi ka’bah di masjidil haram. Mereka melakuka ini diam-diam dan sembunyisembunyi sambil keluar dari rombongan kaum musyrik khajraj.   Nabi s.a.w. di pertengahan malam bertemu dengan mereka, yang mana ketika itu Nabi s.a.w. ditemani oleh pamannya; Abbas bin Abdul Muthalib, yang ketika itu belum juga beragama Islam. Beliau mendampingi Nabi s.a.w. sebagai bentk penjagaan kepada keponakannya tersebut.  Walau dalam tekanan dan sembunyi-sembunyi, baiat itu punakhirnya terjadi.  

Ada 5 perjanjian yang jadi materi baiat aqabah kubra ini: 

  1. Taat dan setia dalam perkara yang disenangi atau tidak disenangi. 
  2. Untuk tetap berinfaq baik dalam keadaan luang atau sempit.  
  3. Tetap melakukan amar ma’ruf nahyi munkar.  
  4. Selalu berada di jalan Allah walau banyak orang yang mencela.  
  5. Melindungi Nabi Muhammad s.a.w. ketika datang ke yatsrib sebagaimana mereka melindungi diri mereka, istri dan anak-anak mereka.

 

Tanggal 13 Dzulhijjah 

Tanggal 13 Dzulhijjah tahun 13 Setelah Kenabian. Dalam kitab al-Rahiq al-Makhtum yang disusun oleh al-Mubarakafuri, disebutkan bahwa di pagi hari setelah baiat yang terjadi di malam harinya, tenda orang Yatsrib didatngi oleh banyak petingi dan tokoh Quraisy Makkah. Mereka datang menemui tetua musyrikin Yatsrib guna mengkonfirmasi berita yang tersebar sejak malam; adanya baiat kepada Muhammad s.a.w. 

Dalam beberapa versi, memang disebutkan ketika malam terjadi baiat ada seseorang yang  menguping apa yang dilakukan oleh orang-orang Muslim Yastrib kepada Muhammad s.a.w, dan dia sebarkan kepada khalayak bahwa orang muslim orang muslim Yatsrib yang berkumpul tengah malam bersama Muhammad itu sedang bersekongkol untuk melakukan serangan bersenjata kepada quraisy Makkah.  

Dengan segera Nabi Muhammad s.a.w. memerintahkan orang muslim Yatsrib yang membai’atnya itu untuk pulang ke tenda dengan tenang dan tidak perlu terlalu peduli dengan pembuat kabar hoax tentang mereka di aqabah itu.  Di pagi harinya, ketika didatangi oleh petinggi dan tetua Quraisy, orang Musyrik Yatsrib justru kebingungan dan mereka mengaku tidak mengetahui apa yang terjadi. 

Yang mereka tahu kaum musyrik Yatsrib berada di tenda malam hari untuk beristirahat karena siang ini (tgl 13 Dzulhijjah) mereka harus kembali ke Yatsrib.  Akhirnya petinggi dan tokoh quraisy pun percaya dengan apa yang diucapka oleh petinggi musyrik Yatsrib bahwa mereka tidak melakukan apa-apa; karena memang petinggi mereka tidak tahu apa yang terjadi, toh penjanjian itu dilakukan secara senyap. 

Dan para petinggi quarisy meninggalkan tendanya orang Yastrib dengan kekecewaan, sambil menyimpan dalam diri mereka keyakinan bahwa terjadi persekongkolan antara beberapa orang Yatsrib dan Muhammad di aqabah. Sejak itulah; yakni sejak baiat aqabah kubra , nabi s.a.w. mengizinkan orang-orang muslim di mekkah untuk hijrah ke Yatsrib yang sekarang bernama Madinah.

وَلِلْأَرْبَعَةِ عَنْهُ إِلَّا النَّسَائِيَّ: { أَنَّ اَلنَّبِيَّ ( مَسَحَ أَعْلَى اَلْخُفِّ وَأَسْفَلَهُ } وَفِي إِسْنَادِهِ ضَعْف

Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:
https://rumaysho.com/25257-bulughul-maram-tentang-mengusap-sepatu-bahas-tuntas.html

وَلِلْأَرْبَعَةِ عَنْهُ إِلَّا النَّسَائِيَّ: { أَنَّ اَلنَّبِيَّ ( مَسَحَ أَعْلَى اَلْخُفِّ وَأَسْفَلَهُ } وَفِي إِسْنَادِهِ ضَعْف

Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:
https://rumaysho.com/25257-bulughul-maram-tentang-mengusap-sepatu-bahas-tuntas.html

عَنْ اَلْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ ( قَالَ: { كُنْتُ مَعَ اَلنَّبِيِّ ( فَتَوَضَّأَ, فَأَهْوَيْتُ لِأَنْزِعَ خُفَّيْهِ, فَقَالَ: “دَعْهُمَا, فَإِنِّي أَدْخَلْتُهُمَا طَاهِرَتَيْنِ” فَمَسَحَ عَلَيْهِمَا } مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ

Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:
https://rumaysho.com/25257-bulughul-maram-tentang-mengusap-sepatu-bahas-tuntas.html

عَنْ اَلْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ ( قَالَ: { كُنْتُ مَعَ اَلنَّبِيِّ ( فَتَوَضَّأَ, فَأَهْوَيْتُ لِأَنْزِعَ خُفَّيْهِ, فَقَالَ: “دَعْهُمَا, فَإِنِّي أَدْخَلْتُهُمَا طَاهِرَتَيْنِ” فَمَسَحَ عَلَيْهِمَا } مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ

Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:
https://rumaysho.com/25257-bulughul-maram-tentang-mengusap-sepatu-bahas-tuntas.html

Posting Komentar untuk "Kisah Perjanjian Baiat Aqabah Kubro"